Gagal Ginjal pada Gangguan Ginjal Akut Misterius Anak, Bagaimana Bisa Terjadi?

KOMPAS.com - Pentingnya pemeriksaan gangguan ginjal akut sedini mungkin dapat mencegah terjadinya kemungkinan gagal ginjal. Terutama pada kasus gangguan ginjal misterius pada anak.

Angka kematian akibat gangguan ginjal akut misterius pada anak cukup tinggi. Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu merinci laporan angka kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak dari Januari hingga Oktober mencapai 206 kasus.

Sementara itu, angka kematian anak karena gangguan ginjal akut (Acute Kidney Injury) yang masih misterius penyebabnya mencapai 99 kasus atau sekitar 45 persen dari kasus yang dilaporkan.

Kematian akibat gangguan ginjal akut misterius pada anak ini banyak terjadi pada -anak yang masih berusia di bawah lima tahun atau balita. Penyebab kematian anak-anak tersebut adalah gangguan ginjal akut yang memasuki stadium 3 atau gagal ginjal.

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) menjelaskan bahwa gagal ginjal akut adalah Acute Kidney Injury (AKI) atau gangguan ginjal akut stadium 3.

Kendati gagal ginjal pada anak akibat gangguan ginjal akut misterius ini dapat disembuhkan, namun dalam sejumlah kasus yang terjadi saat ini, banyak anak yang dilaporkan meninggal dunia.

Bagaimana gagal ginjal dapat terjadi?

Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH menjelaskan bahwa ginjal adalah organ yang sangat penting bagi tubuh dan merupakan pusat dari metabolisme tubuh.

Apabila fungsi ginjal terganggu atau terjadi gangguan ginjal secara akut, maka dapat menyebabkan gangguan pada metabolisme tubuh, bahkan dapat mengganggu fungsi organ tubuh lainnya.

Gangguan ginjal akut bisa saja disembuhkan, namun apabila sampai membuat fungsi ginjal gagal bekerja dengan baik, maka hal itu dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius pada tubuh, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Apa itu gagal ginjal?

Dalam kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak, gagal ginjal adalah suatu kondisi yang mana ginjal tidak bisa lagi melakukan aktivitas sebagai alat metabolisme tubuh, yakni menyaring sampah-sampah yang masuk atau yang dihasilkan oleh tubuh, yang kemudian dikeluarkan menjadi urine atau keringat.

Tingginya angka kematian akibat gangguan ginjal akut pada anak, kebanyakan terjadi karena gagal ginjal. Fungsi ginjal anak tidak dapat bekerja dalam memproses metabolisme tubuh.

Gejala gagal ginjal pada anak yang mengalami gangguan ginjal akut ini di tandai dengan berkurangnya frekuensi buang air kecil atau kencing, penurunan jumlah urine, atau kondisi gagal ginjal akut dengan kerusakan berat yakni ginjal berhenti memproduksi urine.

Parameter pemeriksaan gangguan ginjal akut anak

Dalam kasus gangguan ginjal akut pada anak, orangtua diimbau waspada terhadap beberapa gejala yang muncul. Gejala gangguan ginjal akut yang khas yakni berkurangnya frekuensi buang air kecil, atau anak tidak buang air kecil sama sekali.

Jika sudah muncul tanda tersebut, maka anak harus segera dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan oleh dokter.

Dokter Eka menjelaskan bahwa di rumah sakit, dokter akan melakukan pemeriksaan gangguan ginjal tersebut dengan parameter fungsi ginjal.

Fungsi ginjal dalam tubuh adalah untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh, seperti sisa-sisa makanan yang dikonsumsi, yang kandungan utamanya adalah protein.

Jika ginjal terganggu fungsinya maka, yang akan terlihat meningkat parameternya adalah ureum dan kreatinin.

Peningkatan ureum kreatinin ini nanti dapat dihitung secara kasar, untuk melihat seberapa besar gangguan pada fungsi ginjal tersebut.

Selanjutnya, jika kadar ureum dan kreatinin ini tinggi, maka dokter akan melakukan cuci darah atau dialisis untuk membantu tubuh mengeluarkan sisa-sisa metabolisme yang tidak bisa diolah oleh ginjal.

Namun demikian, dalam kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak akhir-akhir ini, tindakan dialisis pada anak tidaklah mudah.

Sebab, sebagian besar anak yang terkena gangguan ginjal akut ini masih berusia di bawah lima tahun, sehingga cukup sulit mengaplikasikan alat dialisis pada anak, karena selama ini alat tersebut lebih sering digunakan pada orang dewasa.