Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Indramayu Catat Kasus Kusta Terbanyak di Jawa Barat, Bagaimana Upaya Penangannya?

KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu, dr Wawan Ridwan, MM., mengungkapkan selama 2021 ada 194 kasus baru kusta yang telah ditemukan.

Hal itu menjadikan Indramayu sebagai wilayah dengan kasus kusta tertinggi di Provinsi Jawa Barat (Jabar).

Setidaknya, terdapat dua kecamatan di Indramayu yang melaporkan kasus kusta terbanyak yakni Kecamatan Juntinyuat dan Kertasemaya.

"Memang (kasus kusta) paling banyak di dua kecamatan itu. Ini juga katanya Indramayu yang tertinggi di Jawa Barat jadinya, karena memang penemuan kasusnya kita menjadi intensif," jelas Wawan saat ditemui di kantor Dinkes Indramayu, Selasa (5/7/2022).

Ditemui secara terpisah, Kepala Puskesmas Pondoh, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu dr Novie Indra Susanto, berkata ada sekitar 56 kasus aktif kusta yang telah dihimpun dua puskesmas dari wilayah tersebut.

"(Kasus penyakit kusta di Indramayu) yang paling banyak di Desa Segeran Kidul, ada 20 kasus aktif. Di Desa Segeran Lor ini ada delapan (kasus aktif kusta)," ujar Novie, Rabu (6/7/2022).

Sedangkan, di Kecamatan Kertasemaya, Indramayu, ada sebanyak 17 kasus penyakit kusta per tahun 2021.

Menurut Penanggung Jawab Program Kusta di Puskesmas Kertasemaya, Eti Nirmala S. Kep, Ners, dari 17 itu ada yang dialami anak dan kasus cacat tingkat dua.

Lantas, bagaimana upaya penanganan kusta di Indramayu?

Berkaitan dengan penanganan kusta di Indramayu, Eti memaparkan bahwa pihaknya terus melakukan intensified case finding (ICF), atau penemuan kasus yang intensif, sehingga bisa mencapai eliminasi kusta di tahun 2024.

Para kader yang direkrut dari desa-desa juga dilibatkan, untuk gencar mengidentifikasi suspek kusta pada setiap anggota keluarga yang menunjukkan gejala penyakit kusta. 

Apa itu penyakit kusta?

Sebagai informasi, kusta adalah penyakit yang diakibatkan infeksi Mycobacterium leprae, dengan gejala yang khas yaitu munculnya bercak putih pada kulit dan dapat disertai dengan mati rasa.

Jika tidak terdiagnosis maupun ditangani sedini mungkin, kusta berisiko tinggi menyebabkan kecacatan permanen pada pasien.

"Puskesmas dan berbagai pihak termasuk kader, bekerja sama menyebarkan lembar pertanyaan terkait gejala kusta kepada warga. Setiap warga diminta memeriksa tubuh anggota keluarganya apakah ada bercak atau tidak," kata Eti.

Apabila tahun 2021 Kecamatan Kertasemaya menemukan 17 kasus kusta, sepanjang 2022 ditemukan delapan kasus baru kusta yang berasal dari kontak serumah.

Adapun penemuan kasus penyakit kusta di Indramayu tersebut, berhasil dilakukan dengan pendekatan yang dilakukan kader di desa.

"Penularan rata-rata dari kontak serumah, kadang tetangga juga ada. Di Desa Jengkok juga ada yang terkena dari tetangga bukan keluarga. Berbeda, dengan di Desa Tenajar itu kontak satu rumah, awalnya bapaknya kena (kusta) sudah diobati, sekarang anaknya kena (kusta)," ucap dia.

Mitigasi penyakit kusta di Indramayu

Tingginya kasus kusta di Indramayu, kata Wawan, mengartikan upaya untuk menemukan penyakit tersebut telah dilakukan dengan baik.

Dengan demikian, kasus-kasus yang sebelumnya tidak dilaporkan dapat segera tercatat, dan pasien mendapatkan pengobatan sedini mungkin.

"Ini pun sebenarnya bukan hal yang memalukan karena makin tinggi penemuan kasusnya berarti memang kita kerja," tutur Wawan.

Dia turut membeberkan upaya penanganan kusta di Indramayu untuk mencapai target eliminasi kusta membutuhkan kerja sama berbagai pihak.

"Dari dinkes ada anggaran, petugas, UPTD, puskesmas kita berdayakan, pun tidak kalah penting bantuan dari Yayasan NLR Indonesia. Mereka men-support kegiatan eliminasi di Indramayu ini dan sudah mulai terlihat hasilnya," ujarnya.

Kusta adalah penyakit menular yang sangat bisa dicegah, salah satunya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Oleh sebab itu, petugas puskesmas di Indramayu juga menggalakkan penyuluhan tentang PHBS kepada masyarakat.

Kemudian, mereka yang diketahui memiliki kontak erat dengan pasien kusta seperti anggota keluarga dalam satu rumah, ataupun tetangga diberikan obat rifampicin dosis tunggal sebagai pencegahan kusta sejak dini.

"Sebelum diberi obat pencegah kusta kita periksa dulu semuanya. Kalau dalam pemeriksaan diketahui tidak ada kusta, baru kita beri obat pencegah kusta, itu kekuatan kekebalannya dua tahun," terang Eti.

Kendati demikian, obat pencegah kusta tidak bisa diberikan kepada siapa pun lantaran harus melihat kondisi kesehatannya terlebih dahulu.

Kelompok anak usia di bawah dua tahun, penderita penyakit jantung atau penyakit ginjal, serta mereka yang baru melakukan pengobatan tertentu tidak diberikan obat hingga kondisinya dinilai sudah membaik.

Pelaksana medis, dokter, tenaga promosi kesehatan (promkes) di puskesmas, bidan desa, perawat, petugas surveilans juga aktif berkoordinasi apabila ada pasien yang terindikasi telah terkena penyakit kusta.

"Misal ada dokter yang buka praktik swasta, tapi menemukan pasien diduga kusta nanti dirujuk ke kita di puskesmas," pungkas Eti.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/08/103100923/indramayu-catat-kasus-kusta-terbanyak-di-jawa-barat-bagaimana-upaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke