Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Suhu Permukaan Global Berpotensi Meningkat 20 Persen 5 Tahun Mendatang

KOMPAS.com- Suhu permukaan di Indonesia dan global diperkirakan akan terus meningkat signifikan hingga 20 persen dalam kurun waktu 5 tahun mendatang.

Dalam laporan Status Iklim 2021 (State of the Climate 2021) yang dirilis Badan Meteorologi Dunia (WMO) bulan Mei 2022 yang lalu.

WMO menyatakan bahwa hingga akhir 2021, suhu udara permukaan global telah memanas sebesar 1,11 derajat Celsius dari baseline suhu global periode pra-industri (1850-1900), dimana tahun 2021 adalah tahun terpanas ke-3 setelah tahun 2016 dan 2020.

WMO juga menyebutkan bahwa dekade terakhir 2011-2020, adalah rekor dekade terpanas suhu di permukaan bumi.

Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, hasil analisis suhu udara permukaan global membuat kita cukup khawatir.

Pasalnya, menurut perhitungan Badan Administrasi Atmosfer dan Kelautan (NOAA) Amerika Serikat, pada bulan Mei 2022 menunjukkan rata-rata anomali sebesar +0,178 derajat Celsius lebih tinggi jika dibandingkan dengan standar normal klimatologi periode 1991-2020.

Pada bulan Juni 2022 ini wilayah dengan nilai anomali positif dengan rata-rata anomali suhu lebih tinggi daripada standar normal klimatologi meliputi bagian timur Amerika Utara, bagian barat Eropa, bagian tengah Rusia, bagian utara Australia, dan sebagian besar Kutub Selatan.

Lebih lanjut, Ardhasena mengatakan, melihat kecenderungan tren kenaikan suhu permukaan yang terus terjadi, maka WMO menyatakan terdapat peluang sebesar 20 persen kenaikan suhu udara permukaan global dalam kurun waktu 5 tahun mendatang akan melebihi nilai ambang batas komitmen Kesepakatan Paris sebesar 1,5 derajat Celsius.

"Maka dari itu, sangat urgent bagi negara-negara untuk meningkatkan aksi mitigasi gas rumah kaca untuk menekan laju kenaikan pemanasan global," kata Ardhasena dalam keterangan tertulis BMKG, Kamis (7/7/2022).

Peningkatan suhu udara di Indonesia

Adapun, persoalan peningkatan laju suhu udara permukaan ini tidak hanya di luar negeri saja, tetapi juga di tanah air, Indonesia.

Berdasarkan analisis hasil pengukuran suhu permukaan dari 92 Stasiun BMKG dalam 40 tahun terakhir, menunjukkan kenaikan suhu permukaan lebih nyata terjadi di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, Pulau Sumatera bagian timur, Pulau Jawa bagian utara, Kalimantan dan Sulawesi bagian utara mengalami trend kenaikan > 0,3 derajat Celsius per dekade.

Laju peningkatan suhu permukaan tertinggi tercatat terjadi di Stasiun Meteorologi Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Kota Samarinda (0,5 derajat Celsius per dekade).

Sementara itu, wilayah Jakarta dan sekitarnya suhu udara permukaan meningkat dengan laju 0,40 – 0,47 derajat Celsius per dekade.

"Secara rata-rata nasional, untuk wilayah Indonesia, tahun terpanas adalah tahun 2016 yaitu sebesar 0,8 derajat Celsius dibandingkan periode normal 1981-2010 (mengikuti tahun terpanas global), sementara tahun terpanas ke-2 dan ke-3 adalah tahun 2020 dan tahun 2019 dengan anomali sebesar 0,7 derajat Celsius dan 0,6 derajat Celsius,” jelasnya.

Pengaruh peningkatan suhu di permukaan Bumi

Lonjakan suhu pada tahun 2016 dipengaruhi oleh variabilitas iklim yaitu fenomena El Nino kuat.

Sementara itu terus meningkatnya suhu permukaan pada dekade-dekade terakhir yang berurutan merupakan perwujudan dari pemanasan global.

Disampaikan Ardhasena, dari hasil kajian yang dilakukan oleh Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyebutkan bahwa pemanasan global tersebut tidak akan terjadi tanpa pengaruh faktor kegiatan manusia (antropogenik).

Pengaruh antropogenik yang lebih kuat dibandingkan pengaruh variabilitas alami seperti La Nina tahun 2020 – 2021. Pada saat itu fenomena La Nina memiliki kecenderungan berpengaruh untuk menurunkan suhu permukaan bumi.

Penurunan suhu permukaan bumi ini dibuktikan pula pada kondisi iklim dua tahun tersebut, yang tetap menjadi tahun terpanas setelah tahun 2016.

"Keadaan perubahan suhu udara permukaan juga diikuti oleh perubahan suhu permukaan laut. Hasil analisis menunjukkan suhu permukaan laut di Indonesia juga terus meningkat, dengan laju yang lebih kuat setelah periode dekade 1960-an yaitu sebesar 0,2 derajat Celsius per dekade," jelasnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/08/090200923/suhu-permukaan-global-berpotensi-meningkat-20-persen-5-tahun-mendatang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke