Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gas Klorin Meledak di Pelabuhan Aqaba, Apa Itu?

KOMPAS.com - Terjadi kebocoran gas beracun dari tangki penyimpanan di pelabuhan Aqaba Yordania yang memakan korban jiwa. Akibatnya gas klorin meledak ini, sebanyak 13 orang tewas dan 251 terluka akibat kejadian ini.

Korban luka telah diangkut ke dua rumah sakit milik pemerintah, satu fasilitas swasta, dan satu rumah sakit lapangan. Adapun orang-orang yang terluka berada dalam kondisi sedang hingga kritis.

Dilansir dari The Guardian, kebocoran gas klorin pada Senin (27/6/2022) terjadi setelah kabel yang mengangkat tangki berisi 25 ton klorin terputus dan mengakibatkan ledakan hebat.

Pelabuhan Aqaba yang terletak di ujung utara Laut Merah memang telah lama dijadikan rute transit utama untuk impor dan ekspor Irak.

Akibat peristiwa ini, pemerintah setempat meminta masyarakat untuk menutup jendela dan tetap tinggal di dalam rumah.

Apa itu gas klorin?

Klorin adalah bahan desinfektan dan pemurnian air yang banyak digunakan.

Namun jika terhirup manusia, gas akan berubah menjadi asam klorida yang dapat menyebabkan pembakaran internal dan mengendap melalui pelepasan air secara reaksioner di paru-paru.

Klorin merupakan unsur yang digunakan dalam industri dan ditemukan pada beberapa produk rumah tangga. Terkadang, klorin berbentuk gas beracun.

Gas klorin dapat ditekan dan didinginkan untuk mengubahnya menjadi cairan sehingga dapat dikirim dan disimpan.

Saat klorin cair dilepaskan, dengan cepat berubah menjadi gas klorin yang tetap dekat dengan tanah dan menyebar dengan cepat.

Gas klorin dapat dikenali dari baunya yang menyengat dan mengganggu seperti bau pemutih.

Bau kuat dapat memberikan peringatan yang memadai pada orang-orang bahwa telah terpapar gas ini.

Terkait warnanya, gas klorin berwarna kuning-hijau.

Klorin tidak mudah terbakar, tapi dapat bereaksi secara eksplosif atau membentuk senyawa eksplosif dengan bahan kimia lain seperti terpentin dan amonia.

Klorin sering digunakan sebagai pemutih dalam pembuatan kertas dan kain, tapi juga digunakan untuk membuat pestisida (pembunuh serangga), karet, dan pelarut.

Selain itu, klorin digunakan dalam air minum dan air kolam renang untuk membunuh bakteri berbahaya.

Hal ini juga digunakan sebagai bagian dari proses sanitasi untuk limbah industri.

Risiko terkena gas klorin

Dituliskan dalam laman CDC, risiko terpapar gas klorin, tergantung pada seberapa dekat orang dengan tempat di mana klorin dilepaskan.

Jika di udara, orang dapat terpapar melalui kontak kulit atau kontak mata.

Orang-orang dapat terpapar dari menghirup udara yang mengandung gas klorin.


Jika cairan klorin dilepaskan ke dalam air, orang dapat terpapar dengan menyentuh atau meminumnya.

Sementara itu, jika cairan klorin bersentuhan dengan makanan, orang mungkin terpapar dengan mengonsumsi makanan yang terkontaminasi

Tingkat keracunan yang disebabkan oleh klorin tergantung pada jumlah klorin yang terpapar, bagaimana orang tersebut terpapar, dan lamanya waktu paparan.

Saat gas klorin bersentuhan dengan jaringan lembab seperti mata, tenggorokan, dan paru-paru, asam yang dihasilkan dapat merusak jaringan tersebut.

Gejala terpapar gas klorin

Setelah terpapar konsentrasi klorin yang berbahaya, tanda dan gejala yang dapat berkembang sebagai berikut:

  • Penglihatan kabur
  • Nyeri terbakar, kemerahan, dan lecet pada kulit jika terkena gas
  • Sensasi terbakar di hidung, tenggorokan, dan mata
  • Batuk
  • Sesak dada
  • Kesulitan bernapas atau sesak napas
  • Cairan di paru-paru
  • Mual dan muntah
  • Mata berair
  • Mengi

Sebagai informasi, komplikasi jangka panjang dapat terjadi setelah menghirup klorin berkonsentrasi tinggi.

Komplikasi lebih mungkin terlihat para orang yang mengalami masalah kesehatan parah seperti edema paru (cairan di paru-paru) setelah paparan awal.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/28/183000823/gas-klorin-meledak-di-pelabuhan-aqaba-apa-itu-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke