Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ada Ribuan Jejak DNA Invertebrata di Secangkir Teh, Studi Tunjukkan

KOMPAS.com- Makhluk hidup meninggalkan jejak ke mana pun mereka pergi dan jejak itu bisa ditinggalkan serangga dan invertebrata. Jejak itu seperti air liur atau kulit mati yang di antaranya mengandung DNA.

Rupanya DNA ini pun bisa tertinggal di mana saja termasuk di atas daun teh yang tumbuh dan kemudian nantinya akan kita minum.

Buktinya, ilmuwan baru saja mendeteksi keberadaan ribuan jejak spesies invertebrata yang berbeda dalam 40 sampel teh kering dan rempah-rempah.

Temuan ribuan jejak DNA spesies invertebrata ini cukup mengejutkan.

"Yang benar-benar mengejutkan adalah keragaman tinggi yang kami deteksi. Kami menemukan dalam teh hijau terdapat setidaknya 400 spesies serangga," ungkap Henrik Krehenwinkel, ahli genetika ekologi Universitas Trier.

Namun secara total, seperti dikutip dari Science Alert, Rabu (22/6/2022) peneliti menemukan jejak DNA 3.264 invertebrata dalam sampel teh dan herbal yang diproduksi secara komersil yang dibeli di toko bahan makanan di Jerman.

Spesies invertebrata ini termasuk di dalamnya predator, herbivora, detritivora, dan parsit dari seluruh dunia. 

Dari total itu peneliti menemukan jejak DNA laba-laba, kecoak, tungai, lalat, kupu-kupu, mantid, dan banyak lagi.

Lalu bagaimana jejak DNA invertebrata yang beragam itu bisa ditemukan dalam teh?

Dari ribuan jejak DNA invertebrata di secangkir teh ini, Krehenwinkel dan rekannya menduga kalau keragaman tersebut disebabkan oleh bagaimana ramuan kering seperti daun teh, mint, dan peterseli di proses.

DNA dari semua bagian ladang tempat tanaman ditanam mulai dari tanaman itu sendiri hingga hewan-hewan diawetkan dan dicampur dalam proses pembuatan teh.

Lebih lanjut temuan jejak DNA invertebrata tersebut pun memberikan wawasan bagi peneliti.

DNA yang dihasilkan lingkungan (eDNA) memberikan para peneliti informasi yang cukup untuk menunjukkan dengan tepat di mana tanaman tumbuh, serta potret keanekaragaman hayati invertebrata yang ada di daerah tersebut.

"Tanaman kering sangat cocok sebagai alat baru untuk memantau artropoda dan interaksi artropoda dengan tanaman, mendeteksi hama pertanian, dan mengidentifikasi asal geografis bahan tanaman yang diimpor," tulis tim peneliti dalam makalah mereka.

Akan tetapi perlu dicatat pula bahwa ada kemungkinan spesies tertentu yang tak akan terdeteksi karena mereka meninggalkan lebih sedikit jejak genetik di tanaman.

Meski begitu metode ini jelas memberikan banyak informasi yang sebelumnya tak dapat diakses peneliti dengan mudah.

Jadi ke depannya dapat digunakan metode untuk menyederhanakan pemantauan lingkungan dan bahkan mungkin mungkin untuk membantu memperluas catatan spesies dari waktu ke waktu.

Seperti misalnya saja menggunakan spesimen herbarium museum.

Peneliti pun berhadap metode serta catatan yang didapat setelahnya dapat membantu manusia karena kita semua bergantung pada serangga dan invertebrata lailnnya untuk membantu menjalankan sistem pendukung kehidupan kita.

Penelitian dari temuan ribuan jejak DNA invertebrata di secangkir teh ini telah dipublikasikan di jurnal Biology Letters.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/23/080000123/ada-ribuan-jejak-dna-invertebrata-di-secangkir-teh-studi-tunjukkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke