Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

NASA Akan Selidiki Kubah Gruithuisen di Bulan Lewat Misi Artemis

KOMPAS.com - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), saat ini tengah bersiap untuk melakukan misi ke Bulan yang disebut Artemis.

Ternyata, mereka juga berencana melakukan penyelidikan terhadap Gruithuisen Domes atau Kubah Gruithuisen di Bulan.

NASA berencana mengirimkan Lunar Vulkan Imaging and Spectroscopy Explorer (Lunar-VISE) dan Lunar Explorer Instrument for space biologi Applications (LEIA) ke Bulan, untuk menjelajahi Kubah Gruithuisen yang misterius.

Kedua instrumen tersebut akan mengamati fitur geologis Kubah Gruithuisen di Bulan, yang selama ini menjadi pertanyaan besar bagi para ilmuwan NASA.

Wakil administrator asosiasi untuk eksplorasi di Direktorat Misi Sains NASA, Joel Kearns mengungkapkan bahwa dua instrumen pencitraan ini juga dapat menjawab pertanyaan ilmuwan terkait dengan Bulan.

“Instrumen yang pertama akan mempelajari proses geologis objek yang terawetkan di Bulan dengan menyelidiki bentuk vulkanisme Bulan," ujar NASA dilansir dari Interesting Engineering, Sabtu (5/6/2022).

Berdasarkan keterangannya, NASA mengatakan Lunar-VISE nantinya bertugas menjelajahi puncak salah satu Kubah Gruithuisen selama 10 hari.

Hal ini dilakukan untuk mengungkap bagaimana kubah yang diduga terbentuk oleh magma kaya silika dengan komposisi mirip granit, terbentuk tanpa cairan ataupun lempeng tektonik. 

Sebab, di Bumi gunung berapi yang mengandung silika biasanya terbentuk karena percampuran adanya dua material yakni air dan lempeng tektonik.

Selanjutnya, instrumen NASA kedua dalam misi Artemis yakni LEIA mempelajari efek gravitasi di Bulan serta lingkungan radiasinya pada ragi.

LEIA adalah instrumen kecil berbasis CubeSat, yang akan mengirimkan ragi jenis Saccharomyces cerevisiae ke permukaan Bulan.

Ragi tersebut merupakan model penting biologi manusia.

Terutama di bidang genetika, proses replikasi, pembelahan seluler dan molekuler, serta respons kerusakan DNA terhadap faktor lingkungan seperti radiasi.

Pihaknya menyampaikan, data yang dikumpulkan dalam misi ini akan melengkapi informasi dari studi biologi sebelumnya.

Sehingga, dapat membantu para ilmuwan mengetahui bagaimana gravitasi parsial dan radiasi luar angkasa memengaruhi sistem biologis.

"Pengamatan dari Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) menemukan bahwa Kubah Gruithuisen berbeda dari daerah sekitarnya, yang ditutupi oleh aliran lava basaltik kuno yang mengeras,” kata NASA.

Kubah Gruithuisen di Bulan sendiri telah menjadi misteri bagi para ilmuwan NASA selama bertahun-tahun.

Oleh karena itu, bersamaan dengan rencana misi ke Bulan mereka juga menambah misi lainnya dengan mendalami karakteristik Kubah Gruithuisen.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/09/100200023/nasa-akan-selidiki-kubah-gruithuisen-di-bulan-lewat-misi-artemis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke