Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fosil Langka Ungkap 100 Juta Tahun Lalu Ada Udang Bereproduksi Tanpa Kawin

KOMPAS.com - Sebuah fosil udang yang berasal dari periode Kapur menunjukkan hal yang menakjubkan. Fosil langka ini adalah spesies udang peri atau fairy shrimp, yang berhasil mengungkap bahwa pada 100 juta tahun yang lalu ada spesies udang yang ternyata mampu bereproduksi tanpa kawin.

Peneliti menemukan fosil udang ini ketika mempelajari fosil air tawar periode Kapur di lapisan fosil Koonwarra di Australia selatan.

Spesies udang yang sudah punah itu kemudian diberi nama latin Koonwarrella peterorum.

Dikutip dari Live Science, Kamis (14/4/2022) fenomena reproduksi tanpa seks ini dikenal sebagai Partenogenesis, yang merupakan jenis reproduksi aseksual.

Partenogenesis adalah perkembangan spontan embrio dari sel telur yang tidak dibuahi. Ini diketahui terjadi pada tumbuhan dan hewan, meskipun dianggap sangat langka.

Selain ditemukan pada fosil langka udang bereproduksi tanpa kawin ini, beberapa spesies, seperti kadal whiptail, juga diketahui bereproduksi secara eksklusif melalui partenogenesis.

Akan tetapi, beberapa spesies yang bereproduksi secara seksual pun diketahui pernah bereproduksi secara partenogenetik, seperti dalam kasus dua condor California tanpa ayah yang dilaporkan dalam Journal of Heredity pada tahun 2021.

"Meski partogenesis terlihat pada udang air asin modern, ini adalah pertama kalinya reproduksi aseksual diketahui pada varietas air tawar," ungkap Thomas Hegna, peneliti dari State University of New York (SUNY) di Fredonia.

Spesies udang baru ini ditemukan di lapisan fosil Koonwarra, situs paleontologi dari zaman Aptian (125 juta hingga 113 juta tahun yang lalu) yang kaya akan fosil, mulai dari dinosaurus, ikan bertulang hingga invertebrata seperti udang peri ini.

Fosil udang yang digali dari lapisan fosil Koonwarra ini tak mirip dengan udang konsumtif yang ditemukan di piring makan Anda.

Sebaliknya udang peri ini jauh lebih dekat hubungannya dengan monyet laut modern (Artemia salina) yang merupakan jenis udang air asing.

Dari fosil itu, peneliti dapat melihat bahwa K.peterorum memiliki ukuran tubuh hanya sebesar 1 sentimeter dan dengan bentuk memanjang dan beberapa set kaki.

Selanjutnya, peneliti pun kemudian menganalisis fosil langka ini untuk menentukan tempat mereka di pohon evolusi. Analisis ini dilakukan dengan klasifikasi berdasarkan morfologi jantan.

Ini karena jantan di sebagian besar spesies ini memiliki karakteristik yang sangat berbeda yang berguna untuk membedakan mereka dari spesies lain.

"Pejantan memiliki antena besar yang digunakan untuk reproduksi seksual, serta alat kelamin pria," kata Emma Van Houte, seorang mahasiswa sarjana di SUNY Fredonia, yang juga merupakan penulis utama studi.

Namun setelah diteliti, fosil udang tersebut tak memilik karakteristik pejantan. Sebaliknya, Van Houte dapat dengan jelas melihat kantong telur yang memperlihatkannya sebagai kelompok udang betina yang kemungkinan bereproduksi secara aseksual.

Lebih lanjut, peneliti menyebut fosil udang peri mungkin sepenuhnya partenogenik.

Reproduksi cara ini memang bisa menguntungkan ketika spesies harus menyebar ke lokasi baru, misalnya kolam kecil yang terisolasi.

Penelitian fosil langka udang bereproduksi tanpa kawin ini telah dipublikasikan di Alcheringa: An Australasian Journal of Palaeontology.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/04/15/090200823/fosil-langka-ungkap-100-juta-tahun-lalu-ada-udang-bereproduksi-tanpa-kawin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke