Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi Ungkap Penamaan Machu Picchu Ada Kesalahan, Kok Bisa?

KOMPAS.com - Machu Picchu adalah salah satu situs arkeologi paling terkenal di dunia. Simbol abadi kekaisaran Inca itu menjadi atraksi yang paling banyak dikunjungi di Amerika Latin.

Namun baru-baru ini, sejarawan Donato Amado Gonzales dari Kementerian Kebudayaan Peru (Cusco) dan arkeolog Brian S. Bauer dari University of Illinois Chicago mengungkapkan Machu Pichu yang selama ini dikenal, ternyata salah penyebutannya.

Hasil tersebut berdasarkan tinjauan kembali peta awal abad ke-20, dokumen tanah dari arsip yang berbeda serta catatan lapangan asli milik Hiram Bingham, orang yang pertama kali mengunjungi reruntuhan Machu Picchu pada tahun 1911.

Kesalahan penamaan Machu Picchu itu dijelaskan dalam sebuah makalah yang dipublikasikan di Nawpa Pacha: Journal of Andean Archaeology.

Peneliti menyimpulkan bahwa suku Inca awalnya menyebut nama Machu Picchu dengan sebutan Huayna Picchu.

Nama Huayna Picchu yang mengacu pada reruntuhan kota Inca juga ditemukan pada atlas yang diterbitkan tahun 1904 atau tujuh tahun sebelum Bingham tiba di Peru.

"Kami mulai dengan ketidakpastian dan kemudian meninjau beberapa peta yang dicetak sebelum kunjungan Bingham ke reruntuhan. Ada data penting yang menunjukkan bahwa kota Inca sebenarnya disebut dengan Huayna Picchu," kata Bauer seperti dikutip Phys, Kamis (24/3/2022).

Kekeliruan penyebutan nama Machu Picchu salah itu mungkin bermula dari Bingham.

Dikutip dari Science Alert, saat pertama kali ia dibawa ke reruntuhan kota Inca, Bingham yang seorang sejarawan dan penjelajah dari Amerika meminta petani setempat bernama Melchor Arteaga untuk menuliskan nama situs arkeologi tersebut dalam jurnal lapangannya.

Petani itu menyebut 'Macho Picho' yang kemudian terdengar seperti 'Pecchu' ketika diucapkan dengan keras. Petani juga menyebut 'Huayna Picchu'.

Kemudian Bingham menulis 'Machu Picchu, Huayna Picchu' dalam jurnalnya untuk merujuk ke situs tersebut.

Namun setelah itu, Bingham memutuskan menyebut nama 'Machu Picchu' untuk selamanya sehingga sejak saat itu nama tersebut lah yang lebih dikenal, melekat, ditulis, dan diulang berkali-kali di peta, dokumen, dan buku sejarah.

Machu Picchu sendiri dibangun di ketinggian hampir 2.430 meter di punggung pegunungan Cordillera Timur Peru.

Setelah ditaklukan oleh Spanyol, situs kuno itu kemudian ditinggalkan pada tahun 1530-an.

Tak ada yang mengetahui situs tersebut hingga akhirnya Hiram Bingham memimpin ekspedisi ke Machu Picchu pada tahun 1911. Situs itu kemudian makin populer dan dikenal sebagai 'Kota Inca yang Hilang'.

Dalam studi paling anyar yang diterbitkan di Antiquity , Machu Picchu disebut sudah dihuni sejak tahun 1420 hingga 1530 atau beberapa dekade lebih awal dari yang diyakini sebelumnya.

Hasil tersebut terungkap berdasarkan penanggalan radiokarbon dari sisa-sisa manusia yang ditemukan di situs arkeologi Machu Picchu.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/25/170100123/studi-ungkap-penamaan-machu-picchu-ada-kesalahan-kok-bisa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke