Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ada Ular Berkepala Dua, Apa Penyebabnya?

KOMPAS.com - Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah mendokumentasikan hewan-hewan berkepala dua.

Fenomena unik ini ditemukan pada beberapa jenis hewan, termasuk ular. 

Seekor ular berkepala dua pernah ditemukan di Florida. Ular itu dibawa oleh kucing peliharaan ke rumah pemiliknya.

Ular yang diberi nama Dos tersebut kemudian dibawa ke Florida Wildlife Conservation’s Fish and Wildlife Research Institute agar mendapatkan perawatan yang lebih baik.

Apa penyebab ular berkepala dua?

Dilansir dari Smithsonian Magazine, ular berkepala dua atau bicephaly mulai terjadi ketika embrio membelah menjadi kembar identik, tetapi tidak terpisah sepenuhnya. 

Kondisi ini tidak hanya terjadi pada ular. Pada manusia, bicephaly menghasilkan bayi kembar siam.

Sepasang kembar siam dapat dihubungkan pada titik mana pun di sepanjang tulang belakang dan berbagi organ yang berbeda, bergantung di mana mereka terhubung.

Dilansir dari National Geographic, meskipun sulit dipastikan, perkawinan sedarah dalam penangkaran dapat menyebabkan lebih banyak kelahiran ular berkepala dua.

"Tidak ada statistik yang tersedia, karena mayoritas ular berkepala dua tidak dapat bertahan lama setelah lahir di alam liar," kata Van Wallach, peneliti di Museum of Comparative Zoology, Harvard University.

Dos memiliki dua kepala independen dengan masing-masing kepala memiliki otak. 

Sayangnya, kondisi ini menyebabkan masalah, baik saat menghindari pemangsa atau saat mencoba mencari makanannya sendiri. 

Sebuah video memperlihatkan ketika dua kepala Dos berjuang untuk memutuskan mereka harus berjalan ke arah mana.

"Jika kedua kepala sangat berdekatan, itu akan menjadi jauh lebih sulit bagi mereka," kata herpetologis dari University of Tennessee, Gordon Burghart. 

"Dengan lebih banyak pemisahan, mereka dapat bertindak sedikit lebih mandiri."

Sulit untuk memperkirakan seberapa langka bicephaly terjadi di antara ular liar.

Pasalnya, mereka biasanya hanya bertahan selama beberapa minggu sehingga mereka sulit ditemukan dan didokumentasikan para peneliti. 

Namun, sebuah makalah yang diterbitkan pada tahun 2013 di Journal of Comparative Pathology menemukan, dari 4.087 telur viper yang diteliti, tiga menetas dengan bicephaly dan dari 324 tukik ular derik, tidak ada yang memiliki bicephaly.

Menurut Burghart, hewan-hewan berkepala dua ini tidak boleh dianggap makhluk aneh. 

"Mereka organisme dengan motivasi dan individualitas yang sama seperti yang lain. Mereka memberi kita kesempatan untuk mempelajari kerja sama dan proses mengendalikan satu tubuh dengan dua sistem saraf. Mempelajari mereka mungkin memberikan beberapa wawasan tentang masalah kelangsungan hidup yang dihadapi oleh kembar siam."

https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/18/203200423/ada-ular-berkepala-dua-apa-penyebabnya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke