Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Termasuk Penyakit Langka, Bagaimana Pengobatan Hipertensi Paru pada Anak? Ini Kata Dokter

KOMPAS.com - Hipertensi paru atau pulmonary hypertension, masih belum diketahui oleh banyak orang, padahal penyakit ini bisa dialami sejak masa kanak-kanak.

Kendati hipertensi paru pada anak maupun dewasa jarang ditemukan, jika tidak segera dilakukan perawatan medis bisa berisiko tinggi memicu komplikasi klinis termasuk penyakit jantung dan pernapasan.

Untuk diketahui, hipertensi paru adalah kelainan patofisiologi pada pembuluh darah paru-paru seseorang.

Dijelaskan Pakar Kardiologi Anak Rumah Sakit Adam Malik Medan, dr Rizky Adriansyah, M.Ked (Ped), Sp.A (K), hipertensi paru terjadi saat tekanan darah di pembuluh paru meningkat hingga lebih dari 25 mmHg.

"Gejala hipertensi paru pada anak penting untuk dikenali sedini mungkin. Meskipun tidak spesifik, namun gejala hipertensi paru meliputi sesak saat beraktivitas, mudah lelah, lemas, nyeri dada, pusing, dan kadang disertai batuk," ujar Rizky dalam webinar Kenali Gejala Hipertensi Paru pada Anak dan Cara Penanganannya, Kamis (10/3/2022).

Gejala lainnya juga meliputi hemoptisis atau batuk berdarah dari saluran pernapasan, sindrom ortner atau suara serak dari pita suara, dan aritmia atau gangguan irama jantung, namun biasanya jarang terjadi.

Berdasarkan Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Hipertensi Pulmonal Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia tahun 2021, prevalensi penyakit tersebut di seluruh dunia setidaknya 20 sampai 70 juta pasien dari total sekitar 7,7 miliar populasi dunia.

Meski begitu, hipertensi paru menjadi salah satu tantangan dalam bidang kesehatan lantaran bisa menyebabkan kefatalan bagi pasien terlebih jika terlambat ditangani.

"Penyebabnya (hipertensi paru) sangat bervariasi, kalau kita lihat di buku-buku disebutkan ada yang tidak diketahui," imbuhnya.

Adapun untuk diagnosis penyakit hipertensi paru, Pakar Kardiologi Anak dan Penyakit Jantung Bawaan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K), menyampaikan diperlukan pemeriksaan secara klinik sebelum menangani pasien.

Beberapa diagnosis yang diperlukan melalui kateterisasi jantung kanan, dengan mengukur tekanan di arteri pulmonal dan jantung kanan anak dengan kateter yang dimasukkan ke pembuluh darah di paha yang diteruskan ke jantung.

"Diagnosis penyakit hipertensi paru pada anak pada umumnya dilakukan melalui anamnesis atau pemeriksaan riwayat secara rinci, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, serta skrining dengan elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiografi," jelas Radityo.

Berbagai pemeriksaan tambahan lainnya juga dapat dilakukan, misalnya dengan foto toraks maupun pencitraan CT scan toraks.


Pengobatan hipertensi paru pada anak

Di Indonesia, obat-obatan tertentu yang telah tersedia dapat diberikan untuk membantu mengurangi hipertensi paru pada anak, seperti golongan obat prostasiklin, yaitu eraprost dan golongan inhibitor phosphodiesterase type 5 (PDE5i) yakni sildenafil yang disetujui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Penanganan hipertensi paru selanjutnya ialah terapi simtomatik berupa pemberian oksigen untuk membantu pernapasan, serta terapi diuretik guna mengeluarkan kelebihan cairan di tubuh. Upaya ini dapat membantu mengurangi gejala hipertensi paru.

"Pengobatan tersebut diharapkan dapat memperlambat progresi penyakit atau bahkan mengembalikan fungsi jantung dan paru ke normalnya,“ ungkap Radityo.

Pasien hipertensi paru juga memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang, bahkan hingga seumur hidup, dengan rutin melakukan evaluasi tekanan arteri pulmonal berkala untuk menilai progresivitas penyakit maupun menilai kecukupan dosis obat yang diberikan.

Berkaitan dengan pencegahan dan penanganan penyakit hipertensi paru pada anak di negara-negara berkembang, kata dr Radityo, umumnya masih menghadapi berbagai tantangan yang harus dihadapi. Menurut Radityo, tantangan tersebut mencakup:

  • Keterbatasan infrastruktur kesehatan yang mumpuni
  • Keterbatasan keahlian tenaga medis
  • Kurangnya kesadaran masyarakat
  • Kurangnya strategi skrining hipertensi paru
  • Perawatan antenatal atau kehamilan yang kurang baik
  • Serta ketersediaan obat hipertensi paru yang tidak dapat diprediksi

Akibatnya, sering kali ditemukan pasien dengan penyakit hipertensi paru memiliki prognosis yang buruk, di mana angka kematian maupun perawatan di rumah sakit tinggi.

Lantaran masih banyaknya masyarakat yang belum mengenali penyakit hipertensi paru, pasien anak yang terdiagnosa penyakit ini di Indonesia masih jarang ditemui.

Oleh karenanya, dokter Rizky mengingatkan kepada masyarakat khususnya orangtua agar berkonsultasi kepada dokter jika mengetahui adanya risiko ataupun gejala hipertensi paru pada anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Sebab, apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat hipertensi paru dapat mengakibatkan komplikasi dan bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kegagalan fungsi paru, dan jantung bagian kanan.

"Beban dari seseorang yang memiliki kondisi hipertensi paru dapat berlangsung lama dan secara lambat laun semakin parah, pasien baru menunjukkan keluhan bila sudah berada dalam stadium lanjut akibat terjadinya peningkatan resistensi vaskular pulmonal yang progresif," pungkas Rizky.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/11/110500623/termasuk-penyakit-langka-bagaimana-pengobatan-hipertensi-paru-pada-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke