Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab Jerawat dan Faktor Risikonya Menurut Dokter Kulit

KOMPAS.com- Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Klinik Pramudia, dr Anthony Handoko spKK, FINSDA mengatakan bahwa secara medis jerawat adalah penyakit dengan banyak penyebab dan faktor risikonya.

"Secara medis dan EBM dapat dibuktikan bahwa jerawat adalah suatu penyakit," kata Anthony dalam diskusi daring bertajuk 

Jerawat atau secara medis disebut Acne Vulgaris termasuk golongan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri.

Belum terdapat angka prevalensi yang pasti dan akurat untuk penyakit jerawat ini, khususnya di Indonesia.

Akan tetapi, dokter meyakini bahwa prevalensi penyakit jerawat cukup tinggi diderita masyarakat tanah air.

Selain menegaskan bahwa jerawat tergolong sebagai penyakit, Anthony juga menyampaikan bahwa masih banyak kekeliruan di masyarakat awam mengenai penyebab jerawat yang sebenarnya.

Sebagian besar masyarakat percaya bahwa makan kacang, makan-makanan yang berlemak termasuk gorengan, dan wajah yang tidak terawat skincare atau bahkan skincare yang tidak sesuai dengan karakteristik wajah adalah penyebab jerawat.

Namun, ternyata semua asumsi tersebut hanyalah mitos saja. 

Penyebab jerawat

Anthony menyampaikan, berdasarkan penelitian Evidence Base Medicine (EBM), terbentuknya suatu jerawat merupakan resultan dari banyak faktor. 

"Penyebab jerawat bukanlah disebabkan oleh satu hal saja, tetapi merupakan hasil gabungan dari beberapa penyebab dan faktor risiko termasuk gaya hidup pasien," kata Anthony.

Berikut beberapa penyebab jerawat yakni:

1. Produksi sebum yang berlebihan

Produksi sebum yang berlebihan dapat menjadi penyebab jerawat dan membuat kulit berjerawat. Sebum adalah zat berminyak yang dihasilkan oleh kelenjar minyak di kulit (sebacea) dan berwarna kekuningan.

Minyak alami kulit ini terdiri dari beragam komponen seperti asam lemak, squalene, kolesterol dan wax ester.

Sebum ini nantinya akan naik ke permukaan kulit lewat pori-pori di sekitar folikel rambut dan bertujuan untuk menjaga kelembapan kulit.

Sebum sebenarnya diperlukan oleh kulit, tetapi ketika dihasilkan secara berlebihan ternyata dapat menymbat pori-pori dan memunculkan jerawat.

2. Sumbatan pada kelenjar sebaseus

Sumbatan pada kelenjar sebaseus menjadi penyebab selanjutnya seseorang mengalami jerawat.

Kelenjar sebaseus terletak di bawah permukaan kulit. Kelenjar inilah yang berfungsi untuk mengeluarkan zat minyak atau sebum.

"Karena salah satu faktor penyebabnya adalah penyumbatan pada saluran keluar kelenjar sebaseus atau minyak serta produksi minyak yang berlebihan oleh kelenjar ini pada suhu panas, maka sangatlah wajar kasus penyakit jerawat sangat tinggi pada semua orang yang tinggal di daerah tropis, khususnya di Indonesia," jelasnya.

3. Perubahan hormon

Perubahan hormon menjadi penyebab jerawat yang lain. Untuk itu, jerawat sering dominan diidap oleh remaja. Meskipun jerawat bisa dialami oleh siapa saja dan segala umur, termasuk bayi sampai lansia.

Ketidakseimbangan hormon androgen dapat menjadi penyebab timbulnya jerawat karena dapat memicu peningkatan produksi minyak.

Hal ini juga membuat sel kulit mengeras, dan nantinya memicu penyumbatan pori-pori, sehingga sel kulit mati dan minyak berlebih tidak dapat keluar.

4. Keterlibatan bakteri P. Acnes

Bersamaan dengan terjadinya sumbatan pada kelenjar sebasues dan produksi sebum yang berlebihan itu, mengundang bakteri untuk menginfeksi yang dapat menjadi penyebab jerawat.

Bakteri penyebab jerawat yakni jenis Propionibcaterium acnes (P. Acnes) yang berkembang, akan menyumbat folikel rambut, dan menyebabkan peradangan.

Hal tersebut nantinya memicu kulit membengkak dan bernanah. Jumlah dan aktivitas bakteri seringnya dipengaruhi hormon, suplai oksigen dan nutrisi.

5. Peradangan

Seperti yang disebutkan sebelumnya, jerawat terjadi ketika folikel rambut atau tempat tumbuhnya rambut tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati.

Hal tersebut menyebabkan peradangan serta penyumbatan pada pori-pori kulit. Kemudian, peradangan ini ditandai dengan munculnya benjolan kecil yang terkadang berisi nanah di atas kulit.

Faktor risiko jerawat 

Selain harus mengetahui penyebabnya, Anda juga harus mengetahui faktor risiko jerawat ini bisa terjadi.

Berikut beberapa faktor risiko yang memperbesar peluang seseorang menderita jerawat.

  • Gaya hidup atau lifestyle
  • Suhu udara
  • Kesehatan mental 
  • Tingkat stres
  • Personal hygienis
  • Komitmen dan ketaatan pasien dalam berobat
  • Faktor genetik
  • Kesadaran an mindset pasien yang benar terhadap penyakit ini 

Anthony menjelaskan, dikarenakan jerawat tergolong dalam kategori penyakit, maka ini bisa diobati.

Namun, obat jerawat adalah jenis ethical yang harus dengan resep dokter dan tindakan medis spesialistik.

Selain itu, yang terpenting adalah pemahaman dan mindset pasien yang benar, tidak menganggap remeh terhadap penyakit jerawat, serta pasien mengerti ke mana untuk  mendapatkan penanganan yang tepat. 

"Masyarakat diharapkan dapat membedakan mana mitos dan mana fakta seputar jerawat. Walaupun tidak mematikan, penyakit jerawat dapat mengganggu penampilan, kepercayaan diri dan kesehatan mental," ujarnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/02/26/170200123/penyebab-jerawat-dan-faktor-risikonya-menurut-dokter-kulit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke