Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Produk Tahan Air dan Noda Disebut Mengandung Bahan Kimia Berbahaya, Studi Jelaskan

KOMPAS.com - Studi terbaru menunjukkan, berbagai produk peralatan rumah hingga pakaian berlabel tahan air dan tahan noda kemungkinan besar mengandung bahan kimia yang berbahaya atau PFAS.

Bahan ini, kata peneliti telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan seperti kerusakan hati dan jantung, gangguan sistem imun, kanker serta gangguan hormon.

Temuan itu dilakukan oleh tim dari laboratorium independen yang bekerja sama dengan Toxic-Free Future, sebuah kelompok penelitian, advokasi lingkungan dan kesehatan.

Mereka menguji bahan kimia dari 60 produk yang masuk dalam kategori pakaian, tempat tidur, taplak meja dan serbet yang diimpor dari negara-negara di Asia dan dijual di Amerika Serikat.

"Kami mendeteksi (kandungan bahan kimia berbahaya) PFAS dalam berbagai macam produk (tahan air dan tahan noda) termasuk jas hujan, celana hiking, kemeja, bantalan kasur, selimut, taplak meja dan serbet," ujar penulis studi, Erika Schreder seperti dilansir dari CNN, Rabu (26/1/2022).

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) bahan kimia perfluoroalkyl dan polyfluoroalkyl atau PFAS, terbuat dari rantai atom karbon dan fluor yang tidak terdegradasi di lingkungan.

Bahkan CDC menyebut dalam laporannya di tahun 2015, bahwa bahan kimia berbahaya seperti PFAS telah terdeteksi dalam darah 99 persen penduduk Amerika.

Beberapa produk yang mengandung PFAS pun sangat sering kita gunakan termasuk peralatan masak anti lengket, jubah operasi, ponsel, karpet, pakaian, furnitur, dan kemasan makanan tahan air.

Schreder mengungkapkan, pada produk tekstil PFAS diklaim bisa hilang di udara selama masa pakainya, yang menurutnya adalah kabar baik bagi konsumen.

"Kami tidak menemukan PFAS di salah satu barang yang tidak dilabeli sebagai anti noda atau tahan air. Konsumen bisa memilih produk yang aman," papar Schreder.

Tim peneliti Toxic-Free Future mengatakan sebanyak 74 persen dari produk impor mengandung bahan kimia PFAS yang tahan lama.

Laporan tersebut juga menemukan sejumlah bahan kimia PFAS baru yang dibuat oleh industri untuk menggantikan PFOA dan PFOS.

Sementara itu, produsen kimia di Amerika Serikat secara sukarela telah berhenti memproduksi peralatan atau produk tekstil yang mengandung zat PFAS.

Ha itu karena produk tekstil tersebut bisa memicu berbagai penyakit termasuk kanker.

Akan tetapi, para ahli mengatakan versi baru itu tampaknya masih memiliki banyak efek berbahaya pada kesehatan.

Mereka mencatat, hal ini menandakan bahwa baik pada konsumen maupun lingkungan masih berisiko terpapar zat kimia berbahaya.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/28/173200923/produk-tahan-air-dan-noda-disebut-mengandung-bahan-kimia-berbahaya-studi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke