Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi: Penumpukan Lemak di Hati Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

KOMPAS.com - Studi terbaru menunjukkan, bahwa penumpukan lemak di organ hati dapat memengaruhi kadar gula dalam darah terkait dengan diabetes tipe 2.

Hal itu diungkapkan dalam studi yang dilakukan peneliti dari Brunel University London.

Selama riset berlangsung, tim peneliti menganalisis data dari scan MRI terhadap 32.859 orang dengan mengamati ukuran hati serta pankreas.

Dengan mengandalkan metode pengacakan Mendel, para peneliti mengukur fungsi gen untuk memeriksa hubungan antara kadar lemak di hati dengan kenaikan gula darah.

Hasilnya adalah, mereka menemukan individu yang secara genetik cenderung menyimpan banyak lemak di hati, lebih mungkin untuk terkena diabetes tipe 2.

“Penelitian kami mendorong pengobatan yang lebih baik dari penderita penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD)," jelas penulis utama studi Dr Hanieh Yaghootkar dilansir dari Eat This, Sabtu (15/1/2022).

Dia menambahkan, bahwa temuan ini membuktikan program penurunan berat badan serta skrining dini bermanfaat untuk mengurangi risiko diabetes pada orang yang lebih rentan.

“Penelitian yang didanai oleh Diabetes UK ini menunjukkan, untuk pertama kalinya, bahwa lemak hati dan ukuran pankreas secara langsung berkontribusi pada peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan ini tertanam dalam genetika kita," terang Kepala Komunikasi Penelitian di Diabetes UK, Dr Lucy Chambers.

Chambers mengingatkan bahwa faktor genetik, biologis, dan lingkungan berkontribusi pada perkembangan diabetes tipe 2. Artinya, penting untuk mengetahui risiko diabetes untuk mencegahnya di kemudian hari.

Untuk diketahui, klinik Cleveland mendefinisikan NAFLD sebagai kondisi yang dialami satu dari tiga orang dewasa yang tidak termasuk peminum alkohol.

Akan tetapi, para ahli belum mengetahui secara pasti penyebab dari penyakit hati jenis ini. Sejauh ini obesitas dan diabetes dianggap sebagai faktor risiko dari penyakit hati berlemak non-alkohol ini.

"Saya tidak kaget dengan temuan ini, karena NAFLD telah terbukti menjadi faktor utama dalam resistensi insulin," ujar konsultan nutrisi di New Jersey, Erin Palinski-Wade.

Selain menyebabkan resistensi insulin, menurut Palinski-Wade, penumpukan lemak di hati pada akhirnya akan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.


Di samping itu, dia meyakini penelitian tersebut berhasil menunjukkan pentingnya mencegah jaringan lemak berlebih di organ hati yang bisa dilakukan dengan mengatur pola makan.

“Beberapa penelitian menunjukkan, bahwa kopi dapat melindungi terhadap kerusakan hati akibat penumpukan lemak. Jadi, jika ditoleransi, minum hingga dua cangkir per hari mungkin bermanfaat,” paparnya.

Kendati demikian, Palinski-Wade mengatakan apabila ingin mendapatkan manfaat minum kopi, Anda harus menghindari penambahan krim atau gula, dan menggantinya dengan kayu manis atau ekstrak vanila.

Selain mengurangi asupan gula, dia pun menyarankan untuk membatasi konsumsi minuman beralkohol untuk mencegah penyakit diabetes tipe 2.

"Mengikuti diet Mediterania seperti makan lemak nabati, kacang-kacangan, biji-bijian, biji-bijian, dan ikan berlemak mungkin merupakan strategi terbaik untuk mengurangi lemak di hati," tutur Palinski-Wade.

Makanan yang mengandung serat terbukti dapat membantu mengurangi penimbunan lemak di hati, serta meningkatkan kadar glukosa darah untuk melawan resistensi insulin.

“Sebuah penelitian menemukan bahwa bayam, dapat menurunkan risiko NAFLD, sedangkan pati resisten yang ditemukan dalam kacang-kacangan juga dapat membantu mengurangi NAFLD,” pungkasnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/19/130100723/studi--penumpukan-lemak-di-hati-meningkatkan-risiko-diabetes-tipe-2

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke