Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Bayi Baru Lahir Langsung Menangis? Ini Penjelasannya

Setelah melahirkan, biasanya bayi baru lahir langsung menangis dan kondisi ini merupakan hal umum yang kerap terjadi. Kemudian, banyak orang percaya bahwa tangisan bayi adalah pertanda proses kelahiran yang berjalan lancar.

Lantas, apa yang menjadi alasan bayi menangis saat lahir?

Untuk mengetahuinya, misteri tubuh manusia kali ini membahas hal tersebut.

Mengapa bayi menangis setelah lahir?

Dilansir dari First Cry Parenting, Rabu (11/7/2018) bayi menangis saat lahir memang dianggap sebagai situasi yang ideal dan menandakan bayi dalam kondisi baik.

Setelah bayi lahir, dokter biasanya akan menggunakan tabung pengisap untuk membersihkan sisa cairan di hidung dan mulut bayi.

Tindakan tersebut dapat memicu sistem tubuh serta merangsang tangisan bayi. Bayi juga dapat membersihkan cairan tersebut, yakni dengan menangis.

Sementara itu, tangisan mengartikan bahwa paru-paru sudah mulai berfungsi dengan baik di luar rahim. Ketika bayi menangis pertama kalinya, maka saat itulah dia menarik napas pertama dalam hidupnya.

Tangisan bayi baru lahir penting

Bagi orangtua, tangisan pertama bayi adalah momen yang paling membahagiakan. Selain itu, tangisan tersebut juga meyakinkan para dokter bahwa bayi Anda memiliki salah satu tanda terpenting untuk tetap hidup dengan bernapas.

Seperti yang telah diketahui, selama masa kehamilan ibu suplai oksigen yang diperlukan bayi di dalam rahim didapatkan melalui plasenta.

Ketika bayi berada dalam kandungan, cairan ketuban menutupi kantong udara di dalam paru-paru, semua nutrisi dan suplai oksigen dialirkan ke tubuh secara langsung melalui tali pusat dan plasenta.

Karena struktur biologis inilah kebanyakan dokter akan menjepit plasenta anak saat lahir.

Begitu bayi merasakan bahwa tidak ada suplai oksigen dari sumber sebelumnya, dia akan mulai merangsang paru-paru untuk mulai berfungsi dalam bentuk tangisan.

Dalam perkembangan tubuh bayi, paru-paru merupakan organ terakhir yang disesuaikan.

Paru-paru bayi sendiri belum sempurna sampai akhir masa kehamilan. Saat persalinan terjadi, cairan mulai mengering dan ini mulai memungkinkan paru-paru untuk mulai melakukan fungsinya, dimulai dengan mengembang dan berkontraksi secara perlahan.

Namun, sejumlah kecil cairan dan lendir mungkin tetap ada di dalam paru-paru, saluran udara, lubang hidung, bahkan di mulut.

Oleh sebab itu, dokter perlu mengeluarkan dan membersihkannya agar bayi dapat bernapas. Tangisan tersebut merupakan upaya untuk mendorong semua cairan semua keluar.

Bayi yang baru lahir memiliki tangisan yang bervariasi, ada yang pelan bahkan ada pula yang kencang tergantung seberapa banyak cairan yang perlu dikeluarkan dari paru-paru.

Bahayakah bayi tidak menangis saat lahir?

Pada kondisi tertentu, misalnya saat bayi tidak menangis saat lahir, biasanya dokter yang merawat telah memiliki beberapa skenario untuk menanganinya.

Bayi yang tidak menangis segera setelah lahir belum tentu pertanda buruk. Sebab, banyak bayi lahir sehat dengan kondisi yang baik mungkin akan mulai menangis beberapa menit kemudian.

Para dokter akan menggunakan pompa hisap untuk membersihkan jalur pernapasan.

Selain itu, metode klasik dengan memukul maupun memijit bayi secara hati-hati mungkin dilakukan sebagai upaya terakhir untuk membuat sedikit rasa sakit dan memicu anak untuk menangis dengan keras.

Jika semua metode tersebut tidak berhasil, maka bayi akan dipindahkan ke ICU dan diberikan tabung buatan digunakan untuk memasok oksigen ke tubuh.

Setelah dilahirkan, intensitas bayi akan menangis pun meningkat. Tangisan mereka bisa disebabkan karena rasa lapar, merasa tidak nyaman, lelah, hingga kesepian.

Untuk itu, Anda dapat memberikan pelukan hangat, memberikan ASI, serta mengganti popok bayi agar mereka dapat berhenti menangis dan merasa nyaman.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/12/06/170200323/kenapa-bayi-baru-lahir-langsung-menangis-ini-penjelasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke