Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu CoolSculpting, yang Sebabkan Lemak di Tubuh Supermodel Linda Evangelista Bertambah Banyak?

Ia mengatakan dirinya mengalami cacat setelah menjalani treatment menghilangkan lemak dengan prosedur coolsculpting yang dilakukan oleh Zeltiq’s CoolSculpting.

Menurutnya, hasilnya tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Lemak yang seharusnya hilang, justru bertambah banyak, menyebabkannya cacat permanen, bahkan setelah menjalani dua kali operasi korektif yang menyakitkan.

Bukan hanya perubahan fisik, wanita cantik yang pernah disebut sebagai The Greatest Supermodel of All Time ini juga menyebutkan kondisi mentalnya sangat terpuruk.

“Saya telah mengalami Pradoxical Adipose Hyperplasia (PAH), risiko yang tidak saya sadari sebelum saya menjalani prosedur," tulisnya dalam posting Instagram yang disertai tagar #TheTruth #MyStory.

"Bukan hanya menghancurkan mata pencaharian saya, tapi juga mengirim saya ke dalam siklus depresi yang dalam, kesedihan, dan kebencian mendalam.” 

PAH merupakan salah satu efek samping dari CoolSculpting, di mana area lemak yang ditargetkan menjadi lebih besar dan lebih keras.

Sebuah penelitian juga menyebutkan, komplikasi PAH kemungkinan lebih umum terjadi daripada yang diperkirakan para ahli sebelumnya.

Terkait hal tersebut, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di IORA Dermatology Clinic, dr Edwin Tanihaha SpKK MHKes FKCCS menjelaskan, CoolSculpting adalah suatu prosedur non invasive untuk mengurangi lemak subkutan tubuh dengan cara meletakan handpiece di arah lokasi lemak yg ditargetkan.

Kemudian dari handpiece tersebut, akan menyedot lemak subkutan dengan teknologi vakum dan mengeluarkan suhu minus 5 derajat Celsius sampai minus 9 derajat Celsius, untuk membekukan lemak subkutan selama 50menit-70menit.

“Yang diharapkan dari tindakan ini adalah lemak subkutan kita membeku dan memicu proses apoptosis sel lemak (proses kematian sel lemak yang terprogram), kemudian sel-sel lemak yang sudah mati tersebut akan di fagositosis(dimakan) oleh makrofag dan dikeluarkan melalui sistem limfatik tubuh,” jelas dr. Edwin kepada Kompas.com.

Ia menambahkan, hasil terapi biasanya akan terlihat dalam waktu beberapa minggu sampai dua bulan kemudian, dengan target lemak subkutan dapat susut sekitar 15%-25% per terapi.

“Karena sel lemak itu lebih sensitif terhadap energi dingin,” katanya.

Prosedur CoolScuplting ini berbeda dengan sedot lemak. Meski kedua prosedur ini bertujuan untuk mengurangi lemak subkutan tubuh, sedot lemak adalah prosedur untuk menyedot lemak tubuh secara invasif (termasuk dalam tindakan bedah) dengan menggunakan alat liposuction.


Risiko CoolSculpting

Walaupun tanpa tindakan bedah, bukan berarti tindakan CoolSculpting tanpa risiko. Ada beberapa risiko yang mungkin terjadi akibat tindakan coolsculpting, seperti rasa tidak nyaman, pegal, dan nyeri pada area yang dikerjakan.

“Rasa nyeri ini bersifat temporary atau sementara, yang akan berangsur-angsur berkurang dalam waktu satu sampai dua minggu,” ujar dr. Edwin.

Sementara risiko efek samping Paradoxical Adipose Hyperplasia (PAH) seperti yang terjadi pada Linda Evangelista, menurutnya adalah salah satu risiko CoolSculpting yang jarang terjadi.

Dr. Edwin mengatakan, insidensi PAH adalah 0,005% kasus dengan lokasi PAH tersering ada di abdomen (perut).

“Penyebab pasti dari kasus PAH masih belum diketahui, namun diduga akibat hypoxia inducible factor yang memicu pertumbuhan pembuluh darah dan memicu pembesaran sel lemak yang sudah ada,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, risiko PAH bisa diminimalkan dengan langkah berikut:

1. Target penggunaan alat harus tepat, seperti target lemak kita haruslah lemak subkutan dan bukan lemak visceral.

“ Sehingga bila ditemukan kondisi pasien adalah lemak viseral, maka kita harus merekomendasikan terapi lain,” ujar dr. Edwin.

2. Harus selalu menggunakan kertas gel yang baru dan tidak menggunakan kertas gel bekas atau yang dipotong-potong.

3. Pemasangan handpiece harus tepat dan tunggu beberapa menit untuk memastikan handpice vakum telah terpasang baik dan tidak bergeser, yang menyebabkan alat bekerja kurang tepat.

4. Harus segera melakukan circular massage selama 2-5menit di area terapi setelah sesi treatment, untuk merelakskan lemak subkutan yang membeku dan dapat meningkatkan hasil terapi.

“Jika terjadi PAH, biasanya solusinya adalah dengan tindakan liposuction atau dapat juga dilakukan abdominoplasty bila diperlukan,” pungkas dr. Edwin.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/25/140100023/apa-itu-coolsculpting-yang-sebabkan-lemak-di-tubuh-supermodel-linda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke