Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kerusakan Organ akibat Badai Sitokin, Bisakah Disembuhkan?

KOMPAS.com - Banyak pasien Covid-19 yang mengalami badai sitokin hingga membuat tubuhnya drop. Kondisi ini pun baru saja dialami Deddy Corbuzier hingga membuatnya kritis.

Sebelumnya perlu diketahui, sitokin adalah protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh untuk melakukan berbagai fungsi dan penting dalam penanda sinyal sel.

Dalam kondisi normal, sitokin membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi virus dan bakteri penyebab penyakit.

Badai sitokin (cytokine storm) terjadi ketika tubuh melepaskan terlalu banyak sitokin ke dalam darah dalam jangka waktu sangat cepat.

Kondisi ini menyebabkan sel imun menyerang jaringan dan sel yang sehat, sehingga mengakibatkan peradangan pada organ-organ dalam tubuh hingga membuatnya rusak atau tidak bisa berfungsi optimal dan mengancam nyawa.

Saat organ rusak karena badai sitokin, apa bisa disembuhkan?

Dokter spesialis penyakit dalam di Primaya Evasari Hospital dr Hendra Gunawan, SP.PD mengatakan, badai sitokin bisa mengenai multiorgan.

Namun, hingga saat ini mekanisme terjadinya badai sitokin masih belum sepenuhnya diketahui dan masih dalam penelitian.

"Dugaan saat ini hal tersebut disebabkan karena aktivasi berlebihan dari sistem imun alamiah dan keseimbangan pembentukan antibodi dan sistem inflamasi akibat infeksi bergeser ke arah sistem inflamasi," kata Hendra kepada Kompas.com, Rabu (25/8/2021).

Dia melanjutkan, jika badai sitokin mengenai organ tertentu seperti jantung atau paru, peluang untuk pulih tergantung dari beratnya kerusakan yang terjadi.

"Semakin berat kerusakan, peluang pulihnya semakin kecil," imbuh dia.

Pengobatannya sendiri tergantung pada berat dan ringannya gejala yang muncul.

Kendati demikian, Hendra berkata bahwa hingga saat ini pengobatan definitif terkait badai sitokin belum ada yang pasti.

"Pengobatan yang ada saat ini ditujukan untuk mempertahankan fungsi organ tubuh agar tidak makin rusak," ungkapnya.


Berkaitan dengan faktor penyebab yang memicu gejala ringan atau berat ketika mengalami badai sitokin, Hendra berkata, hingga saat ini pertanyaan tersebut pun masih belum ditemukan jawabannya.

Dengan kata lain, hingga saat ini masih menjadi misteri bagi para ilmuwan dan dokter apa yang memengaruhi dan menyebabkan badai sitokin.

Namun yang pasti, semakin kecil kerusakan pada organ maka peluang untuk sembuh semakin besar.

Badai sitokin pada pasien Covid-19

Pasien Covid-19 yang mengalami badai sitokin harus segera ditangani secara intensif karena kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ dan mengancam nyawa.

Konsultan Paru Sub Infeksi RSUP Persahabatan, dr Erlina Burhan MSc SpP(K) menjelaskan, pada prinsipnya, jika ada virus yang masuk ke dalam organ paru di tubuh, reaksi yang timbul adalah keluarnya sitokin-sitokin.

Ketika virus SARS-CoV-2 memasuki tubuh, sel-sel darah putih akan merespons dengan memproduksi sitokin.

Erlina melanjutkan, pelepasan atau keluarnya sitokin ini dapat memengaruhi perilaku sel di sekitarnya.

Sitokin tersebut lalu bergerak menuju jaringan yang terinfeksi dan berikatan dengan reseptor sel tersebut untuk memicu reaksi peradangan.

Sitokin normalnya hanya berfungsi sebentar dan akan berhenti saat respons kekebalan tubuh tiba di daerah infeksi.

Pada kondisi badai sitokin, sitokin terus mengirimkan sinyal sehingga sel-sel kekebalan tubuh terus berdatangan dan bereaksi di luar kendali.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/26/080300123/kerusakan-organ-akibat-badai-sitokin-bisakah-disembuhkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke