Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perbedaan Paru-paru Pasien Covid-19 yang Sudah Vaksin dan Belum

Vaksin juga disebut para ilmuwan membantu menurunkan risiko rawat inap yang membutuhkan alat bantu pernapasan.

Ternyata, perbedaan pasien Covid-19 pada orang yang sudah divaksin dan belum bukan itu saja. Ada perbedaan mendasar yang terlihat dari foto rontgen paru-paru.

Dilansir dari The Independent, Rabu (4/8/2021), ada dua gambar sinar-X yang disediakan oleh SSM Health. Keduanya dari pasien yang terinfeksi, tetapi satu dari orang yang divaksinasi dan satu dari orang yang belum diinokulasi.

Kedua foto pemindaian itu menunjukkan perbedaan dampak virus di paru-paru antara orang-orang dengan status vaksinasi yang berbeda.

Pasien yang belum divaksin dan terinfeksi Covid-19 lebih berisiko memerlukan ventilator pernapasan atau alat bantu untuk bertahan hidup.

Untuk melindungi informasi pasien, kondisi spesifik yang terlihat pada sinar-X tidak diungkapkan.

Paru-paru pasien Covid-19 yang tidak vaksin

Menurut dr Ghassan Kamel selaku Direktur ICU di Rumah Sakit Universitas Saint Louis di Missouri, rontgen paru-paru itu menunjukkan pentingnya vaksin Covid-19 saat ini.

Dr Kamel menjelaskan, warna putih yang terlihat di rontgen paru orang yang belum divaksin merupakan kerusakan yang disebabkan oleh virus.

"Bisa jadi bakteri, lendir, atau sekret," katanya seperti dilaporkan KSDK, Jumat (30/7/2021).

Dia mengatakan, pasien Covid-19 yang tidak divaksinasi lebih membutuhkan perawatan yang signifikan.

“Setidaknya mereka (yang belum divaksin) membutuhkan oksigen dan terkadang mereka membutuhkan lebih dari sekadar oksigen. Mereka mungkin memerlukan ventilator atau diintubasi dengan ventilasi mekanis, dibius, dan pada dasarnya memerlukan alat bantu untuk bertahan,” kata Dr Kamel.

Paru-paru pasien Covid-19 yang sudah vaksin

Kamel menambahkan bahwa paru-paru yang sehat berisi udara, ini terlihat dari lebih banyak area hitam pada foto rontgen.

Orang yang sudah divaksinasi kemudian terinfeksi Covid-19 dan membutuhkan perawatan intensif dari rumah sakit terbilang langka.

Menurut data, hanya kurang dari satu persen orang yang divaksinasi terinfeksi Covid-19 dan kalaupun terinfeksi gejalanya ringan sehingga tidak memerlukan bantuan rumah sakit.

Beberapa pasien Covid-19 yang sudah vaksin tidak mengalami gejala apa pun atau hanya merasa seperti terkena flu biasa, sehingga mereka melakukan isolasi mandiri.

Kamel mengatakan, sebagian besar pasien Covid-19 yang sudah vaksin dan dilarikan ke rumah sakit tidak dirawat di unit perawatan intensif atau memakai alat bantu hidup.

Tetapi ada pengecualian, termasuk mereka yang memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya atau immunocompromised.

Orang yang sudah vaksin tetap berisiko menyebarkan virus

CDC merilis data baru pada Jumat (30/7/2021) dan mengatakan, mereka yang divaksinasi dapat menyebarkan penyakit semudah yang tidak divaksinasi, meskipun sangat aman dari risiko penyakit serius.

“Vaksin melindungi Anda dari sakit yang sangat parah,” kata Spesialis Penyakit Menular Universitas Washington Dr Rachel Presti kepada KSDK.

"Tetapi vaksin tidak mencegah Anda menularkan virus ke orang lain."

Oleh sebab itu, dalam panduan terbaru CDC menekankan bahwa orang yang sudah divaksinasi tetap harus menggunakan masker.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/05/160200423/perbedaan-paru-paru-pasien-covid-19-yang-sudah-vaksin-dan-belum

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke