Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Selalu Buruk, Ini 3 Macam Interaksi Obat yang Bisa Terjadi

Seperti diberitakan sebelumnya, ketika seseorang meminum dua jenis obat atau lebih secara bersamaan, obat itu bisa menimbulkan interaksi atau efek yang tidak diinginkan. Inilah yang disebut dengan interaksi obat.

Pada pasien Covid-19, memang dokter akan memberikan sejumlah obat sesuai dengan kondisi dan gejala pasien.

Kendati demikian, pakar menegaskan bahwa kita tak perlu khawatir adanya interaksi obat pada pasien Covid-19. Asalkan obat diberikan sesuai dengan dosis dan pengawasan ahlinya, semuanya aman.

"Sesuai dengan susunan kata yang ada, interaksi obat diartikan sebagai adanya suatu kaitan antar obat yang saling memengaruhi," kata Prof. Dr. apt. Retnosari Andrajati, Ms, dalam webinar yang diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Sabtu (24/7/2021).

Interaksi obat akan terjadi apabila ada lebih dari satu obat yang dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi ini juga bisa terjadi antara obat dengan makanan, minuman, herbal, dan penyakit bawaan pasien.

Dilansir dari Medical News Today, Senin (26/7/2021), beberapa zat yang dapat menyebabkan interaksi obat - selain obat itu sendiri - adalah suplemen, makanan dan alkohol.

Ada berbagai macam gejala yang muncul saat orang mengalami interaksi obat, mulai dari merasakan sakit, merasa sangat lelah, atau sangat bersemangat usai mengonsumsi sejumlah obat atau zat lainnya.

Saat seseorang mengalami interaksi obat, efek yang dirasakan (baik itu negatif atau positif) biasanya tidak menimbulkan masalah atau tidak bermakna.

Namun, ada juga interaksi obat yang bisa menimbulkan masalah sehingga harus mendapat pengawasan dan perawatan lebih dari dokter.

Mengenal macam interaksi obat

Prof. Retnosari mengatakan bahwa interaksi obat tidak selalu buruk dan bisa memberikan efek positif.

Dia berkata, ada dua obat yang sengaja dicampur oleh produsen menjadi satu obat karena sudah terbukti memberikan efek positif.

Salah satunya adalah kotrimoksazol yang merupakan obat antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri. Obat ini merupakan kombinasi dari obat trimethroprim dan sulfamethoxazole.

Di kesempatan yang sama, Prof. Dr. apt. Yandiana Harahap, M.Si mengatakan ada 3 macam interaksi obat, yakni:

1. Interaksi farmasetika

Interaksi ini ditandai dengan tidak tercampurnya obat-obat yang akan diberikan kepada pasien.

Contohnya adalah larutan infus dengan fenitoin yang mungkin bisa menimbulkan endapan.

2. Interaksi farmakodinamika

Interaksi obat farmakodinamika adalah kemampuan suatu obat mengubah efek obat lain menjadi bekerja secara sinergis atau antagonis tanpa mengubah sifat farmakokinetiknya.

Farmakokinetika adalah ilmu mengenai perubahan jumlah obat dalam tubuh seiring bertambahnya waktu. Singkatnya, farmakokinetika mempelajari apa yang dilakukan obat terhadap tubuh.

Farmakodinamika berusaha untuk mempelajari peran obat terhadap tubuh atau bagaimana mekanisme kerja obat.

3. Interaksi farmakokinetika

Interaksi yang ketiga ini terjadi ketika suatu obat bisa memengaruhi absorbsi, metabolisme, distribusi hingga eksresi obat dalam tubuh. Misalnya ketika interkasi obat dapat menghambat atau menginduksi peran atau fungsi obat yang lain.

Obat diproduksi harus memenuhi 3 syarat

Prof. Yandiana juga mengatakan bahwa obat diproduksi setidaknya sudah pasti memiliki khasiat, keamanan dan mutu yang terjamin.

"Yakinlah keluarga Indonesia, obat itu dirilis ke pasaran sudah memenuhi 3 hal yaitu khasiat, kemanan dan mutu yang terjamin," kata Yandiana.

"Kalau efek samping, pasti ada, tapi efek sampingnya juga beragam dan manfaatnya selalu lebih besar" tegasnya.

Sehingga untuk menghindari efek negatif dari obat, gunakanlah obat dengan rasional dan sesuai dengan indikasi. Terpenting harus sesuai dengan resep dokter untuk obat keras.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/27/110300323/tak-selalu-buruk-ini-3-macam-interaksi-obat-yang-bisa-terjadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke