Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anak di Atas 6 Tahun dan Memiliki Alergi Lebih Berisiko Alami Long Covid

Meski Covid-19 pada anak biasanya menimbulkan gejala ringan atau tanpa gejala, bukan tak mungkin anak-anak mengalami gejala parah yang membutuhkan perawatan intensif hingga mengalami long covid.

Terkait hal itu, para peneliti dari ISARIC (International Severe Acute Respiratory and emerging Infection Consortium) kelompok kerja long covid pediatrik di Inggris, Universitas Sechenov dan Rumah Sakit Klinis Kota Anak Z.A. Bashlyaeva di Rusia menjalankan penelitian terbesar hingga saat ini pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, apa efek jangka panjangnya pada anak-anak dan remaja, yang dirawat di rumah sakit karena terkonfirmasi positif Covid-19.

Penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan risiko anak-anak mengembangkan gejala jangka panjang atau long covid, setelah didiagnosis dengan Covid-19.

Menurut penelitian, anak-anak yang berusia lebih besar, yaitu 6 tahun ke atas, berisiko lebih tinggi untuk mengalami long covid, begitu pun dengan anak-anak yang memiliki penyakit alergi yang dilaporkan oleh orangtua mereka.

Dalam wawancara telepon, orangtua melaporkan beberapa kondisi anak mereka, terutama kelelahan, perubahan rasa atau bau dan masalah tidur, paling sering insomnia.

Satu dari sepuluh anak melaporkan gejala persisten yang berhubungan dengan dua atau lebih organ dan atau sistem, misalnya sistem pernapasan atau pencernaan.

Satu dari dua puluh orangtua memperhatikan perubahan perilaku pada anak-anak mereka, seperti perubahan kebiasaan makan dan tidur.

Melansir Medical Xpress, sebanyak 518 dari 853 (61%) anak-anak yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 adalah bagian dari penelitian, yang telah disetujui orangtuanya. Hanya seperempat yang ditemukan memiliki tanda-tanda long covid.

Istilah long covid ini digunakan ketika orang yang terinfeksi Covid-19, mengalami gejala yang menetap untuk jangka waktu yang lebih lama.

Untuk menjalankan penelitian, peneliti melakukan wawancara telepon dengan orangtua dari 518 anak berusia 0 hingga 18 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Klinis Kota Anak Z.A. Bashlyaeva di Moskow, terinfeksi COVID-19 antara April hingga Agustus 2020.

Wawancara dilakukan selama sekitar 8 bulan setelah keluar dari rumah sakit.

Mereka menemukan, bahwa seperempat anak-anak dan remaja memiliki gejala yang terus-menerus pada saat wawancara. Gejala yang paling banyak dilaporkan adalah kelelahan 10,6%, masalah tidur 7,2%, dan perubahan rasa dan atau bau 6,2%.

Penelitian ini menggunakan Survei Tindak Lanjut Kesehatan dan Kesejahteraan Covid-19 ISARIC untuk anak-anak, sebuah survei standar yang memungkinkan penelitian ini untuk dibandingkan dengan penelitian lain yang menggunakan alat yang sama di seluruh dunia.

Namun, penelitian ini memiliki keterbatasan, karena hanya memasukkan anak-anak yang dirawat di rumah sakit di Moskow, tanpa ada kelompok pembanding.

Konsekuensi infeksi Covid-19 pada anak

Prof Ismail Osmanov, kepala Rumah Sakit Klinik Anak Z.A Bashlyaeva dan penulis pertama makalah tersebut, mengatakan, pengalaman merawat anak-anak dengan Covid-19 menunjukkan tidak hanya penyakit parah yang dapat terjadi pada anak-anak dari kelompok usia yang berbeda, tetapi juga konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari infeksi Covid-19.

“Ini mewajibkan kami, dokter anak, untuk mendengar suara pasien dan keluarga mereka dan dengan cermat menyelidiki potensi long covid pada anak-anak," ujar Osmanov.

Sementara Louise Sigfrid, peneliti klinis dari Universitas Oxford dan ISARIC, menyebutkan bahwa studi ini adalah data pertama dari salah satu beberapa kohort internasional yang menindaklanjuti anak-anak setelah terinfeksi Covid-19.

Data tersebut menyoroti risiko gejala long covid pada anak-anak dan remaja, dan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengkarakterisasi long covid pada populasi yang berbeda, termasuk anak-anak.

Selain itu juga etiologi untuk mengidentifikasi anak-anak yang berisiko, untuk pencegahan dini dan dukungan untuk kesembuhan dari long covid.

“Anak-anak sudah sangat terkena dampak pandemi, kita perlu memastikan anak-anak yang hidup dengan long covid, diprioritaskan untuk mendapat perawatan diagnostik yang tepat dan tidak terlambat,” tegas Sigfrid.

Senada dengan dua rekannya, Daniel Munblit, profesor dari Universitas Sechenov dan pemimpin penelitian, mengatakan, terlepas dari keterbatasan, penelitian ini menunjukkan potensi konsekuensi infeksi Covid-19 pada anak-anak.

Penting untuk dicatat, bahwa hasil penelitian tidak boleh diekstrapolasikan pada semua orang.

“Kami juga perlu mendekati hasil dengan hati-hati karena kami tidak memiliki kelompok control. Namun, anak-anak dengan gejala Covid-19 yang menetap, terutama mereka yang memiliki kombinasi gejala dari organ dan sistem yang berbeda, memerlukan perhatian," ujarnya.

Peneliti juga berharap, akan ada penelitian lebih lanjut terkait long covid pada anak-anak.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/09/100500323/anak-di-atas-6-tahun-dan-memiliki-alergi-lebih-berisiko-alami-long-covid

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke