Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Vaksin Covid-19 Pfizer Berkaitan dengan Radang Jantung?

KOMPAS.com - Para peneliti di Israel melaporkan telah menemukan kemungkinan hubungan antara vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech dan kasus miokarditis pada pria berusia 16-30 tahun.

Sebelumnya perlu diketahui, miokarditis adalah kondisi peradangan yang terjadi di otot jantung atau miokardium. Peradangan umumnya disebabkan oleh infeksi virus yang mengakibatkan otot jantung menjadi meradang dan bengkak.

Kasus radang jantung atau miokarditis usai vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech dilaporkan minggu ini kepada Kementerian Kesehatan Israel.

Dilansir Live Science, Minggu (6/6/2021), laporan tersebut menyimpulkan bahwa sekitar 1 dari 5.000 pria muda yang mendapat vaksin Pfizer-BioNTech mengalami efek samping miokarditis.

Namun sejauh ini data belum cukup kuat untuk membuktikan bahwa vaksin menyebabkan miokarditis.

Para ahli mengatakan, ada sejumlah faktor yang membuat sulit untuk memastikan vaksin tersebut memicu peradangan jantung.

"Dan jika ada hubungan, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar kasus miokarditis yang terlihat setelah vaksinasi sejauh ini ringan dan merespons obat anti-inflamasi, seperti steroid, dengan baik," kata Dr. Alejandro Jordan-Villegas, seorang pediatrik ahli penyakit menular di Orlando Health Arnold Palmer Hospital for Children, yang tidak terlibat dalam laporan tersebut.

"Pada titik ini, manfaat vaksin lebih besar daripada risikonya," kata Jordan-Villegas kepada Live Science.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS terus merekomendasikan vaksin Covid-19 untuk semua kelompok yang memenuhi syarat, yang mencakup semua orang berusia 12 tahun ke atas.

Dan pada hari Jumat (4/6/2021), CDC menekankan pentingnya vaksin untuk remaja karena adanya peningkatan rawat inap Covid-19 pada bulan Maret hingga April.

"Saya meminta orangtua, kerabat dan teman dekat untuk berbicara dengan remaja tentang pentingnya strategi pencegahan ini dan mendorong mereka mendapatkan vaksinasi," kata Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky dalam sebuah pernyataan.

Laporan studi

Laporan miokarditis dari Israel ini dipimpin oleh Dr. Dror Mevorach, kepala penyakit dalam di Hadassah Medical Center di Yerusalem.

Mevorach dan timnya menemukan lebih dari 110 kasus miokarditis di Israel yang terjadi sekitar waktu vaksinasi Covid-19, sebagian besar setelah suntikan kedua.

Total, ada sekitar 5 juta orang yang divaksinasi di seluruh Israel.

Artinya, orang yang mengalami miokarditis dialami 1 dari 50.000 orang yang divaksinasi.

Mayoritas orang yang mengembangkan miokarditis adalah pria muda, berusia 16 hingga 24 tahun.

Dari laporan tersebut, pria muda yang mengembangkan miokarditis merupakan 10 persen dari populasi yang divaksinasi, diperkirakan 1 dari 5.000.

Menurut Organisasi Nasional untuk Gangguan Langka, pria yang lebih muda umumnya lebih mungkin terkena miokarditis dibanding wanita.

Laporan itu juga menyatakan, data dari rumah sakit Hadassah Medical Center menemukan bahwa tingkat kasus miokarditis yang terlihat di rumah sakit dalam beberapa bulan terakhir meningkat 5-25 kali lipat dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Namun, rincian kasus menurut tahun, serta rentang usia kasus, tidak dimasukkan dalam laporan.

Selain itu, waktu kasus miokarditis menarik. Dalam laporan Mevorach disebutkan, kebanyakan kasus terjadi dalam 1 sampai 5 hari dari suntikan kedua. Ini berarti bahwa waktu gejala pasien tidak muncul secara acak.

"Temuan ini meningkatkan kemungkinan hubungan sebab akibat antara vaksin dan miokarditis," kata laporan itu.

Belum dapat dibuktikan

Dilansir dari Reuters, Pfizer telah mengetahui temuan tersebut. Pihaknya menanggapi, kasus miokarditis tidak ada hubungan sebab akibat dengan vaksinnya.

Jordan-Villegas pun mengatakan bahwa jumlah kasus miokarditis pada populasi umum tidak diketahui secara pasti.

Jordan-Villegas berkata, angka kasus miokarditis sekitar 2 hingga 3 kasus per 100.000 orang setiap tahunnya. Jumlah itu mungkin lebih banyak, karena kasus tidak dilaporkan.

Menyoroti betapa sulitnya mengetahui prevalensi yang mendasari kondisi tersebut, sebuah tinjauan dalam Journal of Cardiothoracic and Vascular Anesthesia memperkirakan bahwa insiden miokarditis virus adalah 10 hingga 22 kasus per 100.000 per tahun.

"Itu membuat sulit untuk mengatakan apakah miokarditis benar-benar terkait dengan vaksin atau tidak," kata Jordan-Villegas menanggapi temuan Israel.

Jordan-Villegas mengatakan, miokarditis biasanya disebabkan oleh infeksi virus, khususnya virus yang dikenal sebagai enterovirus.

Dan pada bulan-bulan musim panas, memang ada peningkatan kasus infeksi virus enterovirus.

Di sisi lain, laporan dari Israel tidak memasukkan informasi tentang tingkat miokarditis pada populasi yang belum divaksinasi. Ini diperlukan untuk menunjukkan kemungkinan vaksin menyebabkan miokarditis.

"Ini bukan bukti. Ini sinyal bahwa fenomena tersebut harus diselidiki," kata Dr. Eyal Leshem, direktur Pusat Pengobatan Perjalanan dan Penyakit Tropis di Pusat Medis Sheba, di Ramat Gan, Israel kepada The Jerusalem Post.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/06/08/160200023/apa-vaksin-covid-19-pfizer-berkaitan-dengan-radang-jantung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke