Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Rambut Lebih Banyak Tumbuh di Kepala?

KOMPAS.com- Manusia adalah makhluk aneh di kelas mamalia. Sebab hampir setiap mamalia lain memiliki bulu yang menutupi tubuhnya. Sementara kita, hanya bagian kepala saja yang tertutup rambut. Jadi bisa dibilang manusia sebenarnya praktis telanjang.

Mengapa bisa demikian?

Sebelumnya pertanyaan itu terjawab, penting untuk memahami mengapa mamalia memiliki bulu pada awalnya.

Kata Mark Pagel, seorang ahli biologi evolusi di University of Reading di Inggris, bulu membuat hewan tetap hangat saat dingin di malam hari dan melindunginya dari sinar matahari di siang hari.

Namun nenek moyang manusia kemudian kehilangan sebagian besar rambut di tubuh mereka karena mereka memiliki kemampuan unik untuk mengimbangi dengan api, tempat berteduh, dan pakaian.

Itu menjelaskan mengapa nenek moyang manusia akhirnya dapat bertahan hidup tanpa sebagian besar rambut mereka.

Mengutip Live Science, Sabtu (29/5/2021) setidaknya ada tiga teori yang menjelaskan mengapa nenek moyang manusia kemudian kehilangan bulu di tubuh mereka.

Teori pertama menyebut jika lapisan bulu rambut yang tebal bisa menyebabkan manusia purba menjadi kepanasan di bawah terik matahari di siang hari.

"Jika Anda mengenakan mantel bulu besar di tengah sabana Afrika di musim panas, Anda akan menjadi terlalu kepanasan. Jadi bukankah lebih baik jika melepas mantel bulu besar itu," kata Pagel.

Selain itu manusia berevolusi untuk memiliki lebih banyak kelenjar keringat daripada kerabat primata kita.

Jika kita mempertahankan rambut tubuh yang panjang, kemungkinan akan basah oleh keringat. Hal tersebut akan membuat keringat sulit menguap dan mendinginkan tubuh.

Namun, hipotesis mendinginkan tubuh gagal menjelaskan beberapa aspek pola rambut tubuh manusia, seperti misalnya mengapa pria cenderung lebih berbulu daripada wanita.

Teori lain mengapa manusia kehilangan bulu disebut sebagai hipotesis kera air. Dalam teori tersebut manusia purba disebut menghabiskan banyak waktu di air. Bulu atau rambut membebani mereka saat berenang, sehingga bulu mereka berangsur-angsur rontok.

Tetapi tak ada bukti bahwa manusia menghabiskan banyak waktu di air selama evolusi masa lalu. Itu juga gagal menjelaskan mengapa manusia tak berevolusi untuk menumbuhkan kembali bulunya setelah meninggalkan air.

Sementara teori ketiga adalah hipotesis ektoparasit. Dalam studi 2003 yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Science menyebut jika ektoparasit merupakan parasit yang hidup di luar tubuh inang.

Parasit ini adalah penyebab utama penyakit dan kematian pada berbagai spesies. Ektoparasit mungkin kurang tertarik pada kulit yang tak berbulu. Dengan demikian memiliki lebih sedikit rambut akan memberikan keuntungan bertahan hidup.

Jadi jika memang rambut tak diperlukan manusia, mengapa kita masih memilikinya di kepala?

Sebagai hewan berkaki dua atau hewan yang berjalan tegak dengan dua kaki, kepala kita langsung terpapar sinar matahari.

Di dekat khatulistiwa, tempat manusia berevolusi, paparan sinar matahari bisa lebih terik. Rambut di kepala dapat membantu orang menghindari kepanasan. Kata Pagel, semacam topi bawaan.

Rambut kepada juga membantu menahan panas di malam hari.

"Otak kita relatif kecil dibandingkan dengan bagian tubuh kita yang lain, tetapi otak sangat aktif secara metabolik," jelas Pagel.

Aktivitas tersebut menghasilkan panas dan rambut kepala dapat melindungi area dari panas yang terkonsentrasi ini.

Seleksi seksual juga mungkin berperan. Saat ini kita menata rambut, hal serupa terjadi juga di masa lalu.

Meski tak memfosil dengan baik, peneliti telah mempelajari masyarakat pribumi modern yang belum pernah berhubungan dengan dunia luar dan menemukan jika orang-orang juga menata rambut, menunjukkan bahwa nenek moyang juga melakukannya.

Nah, perawatan ini lah yang dapat membantu menarik pasangan.

"Kita tak hanya memiliki rambut di kepala tetapi juga menantanya dan dapat menarik bagi lawan jenis," tambah Pagel.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/29/190200923/mengapa-rambut-lebih-banyak-tumbuh-di-kepala-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke