Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sembuh dari Covid-19, Hampir 9.000 Orang India Terinfeksi Jamur Hitam

KOMPAS.com - Hingga Minggu (23/5/2021), India telah melaporkan lebih dari 8.800 kasus infeksi jamur hitam yang mematikan.

Infeksi jamur langka yang disebut mukormikosis ini memiliki tingkat kematian 50 persen. Beberapa bisa diselamatkan hanya dengan operasi pengangkatan mata.

Menurut para dokter India, banyaknya kasus infeksi jamur hitam pada pasien Covid-19 tak lepas dari kaitannya dengan steroid, obat yang digunakan untuk Covid-19. Selain itu, penderita diabetes juga tinggi risiko mengidap mukormikosis.

Dilansir BBC, Minggu (23/5/2021), para dokter mengatakan serangan infeksi jamur hitam terjadi pada 12-18 hari setelah sembuh dari Covid-19.

Negara bagian barat Gujarat dan Maharashtra telah melaporkan lebih dari setengah kasus yang dilaporkan.

Setidaknya 15 negara bagian telah melaporkan antara delapan hingga 900 kasus.

Menyusul peningkatan kasus, 29 negara bagian India menyatakan penyakit itu sebagai epidemi.

"Bangsal yang baru dibuka untuk merawat pasien yang menderita mukormikosis penuh dengan cepat," kata dokter.

Misalnya saja di Rumah Sakit Maharaja Yeshwantrao yang dikelola pemerintah India.

Rumah sakit yang ada di pusat kota Indore, India ini merawat delapan pasien mukormikosis pada minggu lalu. Sabtu (22/5/2021) jumlah pasien melonjak menjadi 185 pasien.

"Lebih dari 80 persen pasien membutuhkan operasi segera," kata Dr VP Pandey, kepala departemen kedokteran rumah sakit, mengatakan kepada BBC.

Dr Pandey mengatakan rumah sakit telah mendirikan 11 bangsal dengan total 200 tempat tidur untuk merawat pasien jamur hitam.

"Lonjakan pada pasien ini jelas tidak terduga. Tahun lalu, kami mungkin hanya merawat 1-2 kasus jamur hitam."

Ia memperkirakan setidaknya ada 400 pasien yang mengidap penyakit jamur hitam di Indore.

“Infeksi jamur hitam sekarang menjadi lebih menantang daripada Covid-19. Jika pasien tidak dirawat tepat waktu dan tepat, maka angka kematian bisa naik hingga 94 persen. Biaya pengobatan mahal, dan pasokan obat-obatannya terbatas," imbuh Dr. Pandey.

Dokter mengatakan amfoterisin B atau "ampho-B" adalah suntikan intravena antijamur yang harus diberikan setiap hari hingga delapan minggu kepada pasien yang didiagnosis dengan mukormikosis.

Ada dua bentuk obat yang tersedia, yakni amfoterisin B deoxycholate standar dan amfoterisin liposomal.

Dr Pandey mengatakan dia telah mengumpulkan data tentang 201 pasien dari empat rumah sakit di kota itu.

Mayoritas pasien telah pulih dari Covid-19 dan adalah laki-laki. Kebanyakan dari mereka telah diobati dengan steroid, dan semuanya memiliki kondisi yang mendasari, terutama diabetes.

Sebuah studi terpisah oleh empat dokter India telah mengamati lebih dari 100 kasus pasien Covid-19 yang terjangkit mukormikosis. Ditemukan 79 di antaranya adalah laki-laki, dan 83 di antaranya menderita diabetes.

Studi lain terhadap 45 pasien jamur hitam di dua rumah sakit Mumbai menemukan bahwa semuanya adalah penderita diabetes atau didiagnosis diabetes saat masuk rumah sakit. Mereka semua memiliki kadar gula darah yang sangat tinggi.

"Tidak ada pasien mukormikosis yang gula darahnya normal," kata Dr Akshay Nayar, seorang ahli bedah mata yang telah merawat sejumlah pasien, kepada BBC.

Apa itu mukormikosis?

Mucormikosis adalah infeksi yang sangat jarang. Hal ini disebabkan paparan jamur mukosa yang banyak ditemukan di tanah, tanaman, pupuk kandang, serta buah dan sayuran yang membusuk.

"Ini ada di mana-mana, ditemukan di tanah dan udara dan bahkan di hidung dan lendir orang sehat," kata Dr Akshay Nair, seorang ahli bedah mata yang berbasis di Mumbai.

Infeksi ini memengaruhi sinus, otak dan paru-paru, dan dapat mengancam jiwa pada penderita diabetes atau penderita kekebalan yang sangat parah, seperti pasien kanker atau orang dengan HIV/AIDS.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/25/080200523/sembuh-dari-covid-19-hampir-9000-orang-india-terinfeksi-jamur-hitam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke