Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hasil Sidang Isbat Idul Fitri: 1 Syawal 1442 H Jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021

Yaqul menjelaskan, berdasarkan pemaparan dari anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag Cecep Nurwendaya, didapatkan bahwa ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia masih di bawah posisi minus 5 derajat.

Ini artinya posisi hilal berdasarkan hisab masih belum menunjukkan bulan baru Hijriah atau besok Rabu (12/5/2021) masih masuk dalam bulan Ramadhan.

Ada dua metode yang digunakan untuk menentukan 1 Syawal, yakni metode hisab perhitungan dan rukyat melihat langsung keberadaan hilal. Baik hisab maupun rukyat bukanlah metode yang dibenturkan tetapi saling melengkapi satu dan lainnya.

"Informasi hitungan hisab telah dikonfirmasi 88 titik dari Aceh hingga Papua, dari itu tidak ada yang melaporkan melihat hilal. Oleh karena itu hisab posisi hilal minus, maka posisi satu syawal jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021," jelasnya.

Mencari hilal

Namun, apa yang dimaksud hilal dan bagaimana kriteria Bulan disebut sebagai hilal?

Merujuk infoastronomy.org, hilal merupakan istilah dari bahasa Arab yang berarti Bulan Sabit. Meski begitu, tidak semua bulan sabit disebut hilal. 

Hanya bulan sabit pertama yang dapat dilihat dengan mata telanjang maupun alat bantu pengamatan, setelah terjadi konjungsi atau fase bulan baru pada arah dekat Matahari terbenam yang disebut hilal. Sama seperti bulan purnama, hilal juga merupakan bagian dari fase bulan.

Selain bulan sabit muda pertama, ada beberapa kriteria untuk menentukan kapan terjadi pergantian bulan dalam kalender Hijriah, yakni dengan menggunakan metode rukyah dan wujudul hilal. 

Dalam mendukung Penetapan 1 Syawal 1442 H yang akan ditetapkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia, sesuai amanah Undang-Undang No.31/2009, Peraturan Pemerintah No. 46/2012 dan Peraturan Pemerintah No.11/2016, BMKG melaksanakan perhitungan (hisab) dan pengamatan (rukyat). 

1. Metode rukyah (pengamatan) hilal

Metode rukyah merupakan metode pandangan mata. Ada batas minimal hilal yang memungkinkan untuk dilihat dengan pengamatan mata, yakni dua derajat. 

Bila di bawah ketinggian dua derajat, secara teoritis hilal mustahil diamati dengan mata. 

Sebaliknya jika lebih dari dua derajat, secara teoritis hilal memungkinkan dilihat dengan mata telanjang. 

Jika ada yang melihat hilal dengan metode rukyah, artinya besok adalah hari pertama dalam kalender Hijriah. 

Namun jika tidak ada yang melihat hilal, itu berarti hari pertama Ramadhan adalah lusa. Hal ini juga berlaku untuk penentuan hilal bulan Syawal, Hari Raya Idul Fitri.

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono menjelaskan, proses atau mekanisme pengamatan (rukyat) hilal yang dilakukan oleh BMKG adalah sebagai mendukung penentuan awal bulan Qomariah (Hijriyah).

Proses pengamatan dimulai 3 (tiga) jam sebelum matahari terbenam (maghrib/sore hari) sampai dengan dengan 30 menit setelah bulan terbenam (malam hari setelah maghrib).

Pengamatan ini dilakukan dengan memanfaatkan teleskop yang dihubungkan dengan komputer dan kamera serta dipadukan dengan teknologi informasi. 

Saat pengamatan dilaksanakan, kecerlangan cahaya Hilal akan direkam oleh detektor yang dipasang pada teleskop yang secara otomatis mengikuti berubahnya posisi Bulan di ufuk Barat. 

Dengan teknologi informasi, data tersebut langsung dikirim ke server di BMKG Pusat, untuk kemudian disimpan dan disebarluaskan kepada masyarakat secara online (live streaming) ke seluruh dunia melalui http://www.bmkg.go.id/hilal. 

Sehingga, meskipun 1 Syawal 1442 H telah ditetapkan melalui sidang isbat hari ini. BMKG masih tetap akan melakukan rukyatul hilal pada 12 Mei 2021 mulai sore hingga malam hari.

2. Metode wujudul hilal (hisab atau perhitungan)

Metode kedua yang digunakan untuk melihat hilal adalah wujudul hilal yang umumnya digunakan oleh organisasi masyarakat Muhammadiyah.

Wujudul hilal merupakan metode yang menganggap hilal di atas cakrawala. Patokan ini berarti berapapun ketinggian hilal, meski nol koma sekian derajat, asal sudah di atas cakrawala, berarti malam itu sudah masuk bulan baru dalam kalender Hijriah. 

Perbedaan kedua metode inilah yang kadang membuat awal Ramadhan dan Idul Fitri di Indonesia berbeda hari.

Namun, untuk periode tahun 2021 Masehi ini, 1 Syawal 1442 Hijriah ditetapkan sama yaitu pada hari Kamis (13/5/2021) baik oleh pemerintah maupun ormas Muhammadiyah.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/11/194705723/hasil-sidang-isbat-idul-fitri-1-syawal-1442-h-jatuh-pada-kamis-13-mei-2021

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke