Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Fakta Racun Potasium Sianida dari Bentuk hingga Efek Samping

KOMPAS.com - Paket sate beracun yang dimakan anak pengendara ojek online di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dipastikan mengandung racun potasium sianida.

Hal ini diungkap oleh Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan DIY.

Berikut sejumlah fakta tentang Potasium Sianida yang dirangkum Kompas.com.

1. Potasium sianida adalah...

Dilansir laman resmi CDC, potasium sianida melepaskan gas hidrogen sianida, zat kimia sangat beracun yang mengandung zat asfiksia.

Saat zat tersebut masuk ke dalam tubuh, kemampuan tubuh untuk mengolah oksigen akan terganggu dan bisa berakibat fatal.

2. Bentuk potasium sianida

Potasium sianida atau kalium sianida berbentuk butiran padat yang menyerupai kristal.

Gas hidrogen sianida yang dilepaskan potasium sianida memiliki bau mirip almond pahit yang khas. Beberapa orang ada yang menggambarkan baunya seperti sepatu tua yang apek, tapi ada juga yang tidak dapat mendeteksi aromanya.

Oleh sebab itu, bau potasium sianida dianggap tidak memberikan peringatan bagi orang bahwa konsentrasi di dalamnya berbahaya untuk tubuh.

3. Potasium sianida digunakan untuk...

Ahli Forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), Lipur Riyantiningtyas, mengatakan potasium sianida merupakan jenis racun yang bisa dibeli secara bebas. Zat ini biasanya digunakan untuk racun tikus.

Selain itu, potasium sianida digunakan secara komersial untuk fumigasi, pelapisan listrik, dan mengekstraksi emas dan perak dari bijihnya.

4. Berakibat fatal jika terpapar tubuh

Saat zat dalam potasium sianida masuk ke dalam tubuh, kemampuan tubuh dalam mengolah oksigen terganggu.

"Potasium sianida memiliki efek ke seluruh tubuh (sistematik), terutama memengaruhi sistem organ yang paling sensitif terhadap kadar oksigen rendah," kata CDC dalam lamannya.

Sistem orang yang paling sensitif terhadap kadar oksigen rendah antara lain sistem saraf pusat (otak), sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), dan sistem paru-paru.

“Dalam jumlah yang kecil, sianida akan menimbulkan gejala mual, muntah, sakit kepala, pusing, gelisah, napas sesak dan tubuh lemas,” kata Lipur, Sabtu (1/5/2021).

Dalam jumlah besar, potasium sianida bakal membuat orang yang mengonsumsinya turun denyut nadinya hingga hilang kesadaran.

“Korban juga bisa kejang, kerusakan paru, gagal napas yang akhirnya akan meninggal. Dosis letalnya 1,5 miligram per kilogram berat badan,” imbuh Lipur.

5. Efek paparan potasium sianida muncul sangat cepat

Zat yang tidak berwarna dan terasa pahit ini dapat memengaruhi tubuh jika seseorang menelan, menghirup, melakukan kontak kulit dengan potasium sianida atau kontak mata.
Efek potasium sianida setelah terpapar tubuh muncul dengan cepat, dalam hitungan detik hingga menit.

Jika tubuh terpapar potasium sianida dalam jumlah banyak, kematian bisa terjadi dalam beberapa menit.

6. Gejala keracunan potasium sianida

Gejala awal keracunan sianida meliputi pusing, pusing, napas cepat, mual, muntah (muntah), perasaan tersedak dan mati lemas, kebingungan, gelisah, dan kecemasan.

Akumulasi cairan di paru-paru (edema paru) dapat mempersulit keracunan semakin parah.

Napas cepat segera diikuti oleh depresi pernafasan / henti napas (penghentian napas).

Keracunan sianida yang parah berkembang menjadi pingsan, koma, kejang otot (di mana kepala, leher, dan tulang belakang melengkung ke belakang), kejang (kejang), pupil tetap dan melebar, dan kematian.

7. Pertolongan pertama jika keracunan potasium sianida

Saat gejala-gejala di atas muncul, segera panggil petugas kesehatan.

CDC mencatat, pengamatan yang cermat, oksigen tambahan, dan perawatan suportif merupakan terapi yang cukup untuk pasien atau korban yang tidak menunjukkan gejala fisik dari keracunan sianida.

Untuk pasien atau korban yang menunjukkan gejala fisik dari keracunan sianida, pengobatan awal terdiri dari pemberian penawar di bawah arahan dokter, bantuan pernapasan dan peredaran darah (oksigen dan cairan IV), koreksi ketidakseimbangan kimiawi dalam darah, dan kontrol kejang.

"Kecepatan sangat penting. Hindari resusitasi mulut ke mulut apa pun rute pemaparannya. Hindari kontak dengan muntahan, yang dapat mengeluarkan gas hidrogen sianida," tulis CDC.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/04/110000423/7-fakta-racun-potasium-sianida-dari-bentuk-hingga-efek-samping

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke