Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Cara Mengajarkan Anak Berpuasa, Termasuk Lakukan Secara Bertahap

Meski demikian, anak-anak yang belum baligh atau mencapai masa pubertas belum diwajibkan berpuasa Ramadhan, yang mana setiap orang harus menahan untuk tidak makan dan minum selama kurang lebih 11-13 jam di Indonesia.

Namun menurut Dokter Spesialis Anak primaya Evasari Hospital, dr Desy Dewi Saraswati SpA mengatakan, anak-anak yang belum baligh, bisa mulai diperkenalkan dengan ibadah puasa.

Ia mengatakan, sebenarnya tidak ada patokan baku kapan waktu yang tepat bagi anak untuk berlatih puasa, bahkan anak balita pun bisa mulai mengenal puasa.

Hanya saja, kata dia, sebaiknya puasa dilakukan secara bertahap, tidak langsung puasa sehari penuh dari sebelum terbit matahari sampai terbenam matahari saat maghrib.

Berikut ini tiga cara yang harus diperhatikan orangtua saat mengajarkan anak berpuasa:

1. Usia ideal berpuasa bagi anak-anak

Pertama, usia 4 tahun. Pada usia anak sekitar 4 tahun, di mana kondisi kesehatan anak secara fisik maupun mental cukup baik, maka orangtua boleh mengajarkan anak berpuasa.

Akan tetapi, Dokter Spesialis Anak Primaya Hospital Bekasi Barat dr Ayi Dilla Septarini Sp.A mengatakan, sama halnya seperti berpuasa pada balita, anak usia 4 tahun juga tidak seharusnya berpuasa penuh seharian.

"Pada usia 4 tahun, anak cukup hanya dilatih dengan puasa selama 3-4 jam tanpa makan," ujarnya.

Kedua, usia 5-7 tahun. Anak-anak dalam rentang usia ini dikategorikan sebagai usia yang cukup untuk menanamkan pengertian tentang puasa dan makanannya.

"Idealnya, para orangtua dapat mulai mengajak anak belajar berpuasa saat mereka sudah berusia 7 tahun," kata Desy.

"Pada usia ini, anak-anak cenderung sudah mulai berpikir kritis. Inilah masa-masa paling penting dalam kehidupan mereka," imbuh Ayi.

2. Ajak aktivitas menyenangkan

Diakui Ayi, masa-masa awal seorang anak berlatih puasa Ramadhan merupakan masa penyesuaian tubuh terhadap rasa lapar.

Sehingga, di awal-awal ia mencoba berpuasa, biasanya anak-anak mungkin akan terlihat lemas dan mengantuk.

"Biarkan mereka menghabiskan waktu tidur siang, namun jangan sampai berlebihan. Ajak anak melakukan berbagai aktivitas seperti belajar, mengaji, membaca buku, mewarnai, atau aktivitas yang menyenangkan lainnya," kata Ayi.

3. Buka puasa secara bertahap

Dikarenakan berpuasa bagi anak-anak adalah masa belajar atau berlatih, maka orangtua sebaiknya tidak memaksakan anak untuk berbuka puasa di waktu yang sama dengan Anda.

"Sesuaikanlah waktu berbuka puasa secara bertahap, sesuai dengan kemampuan masing-masing anak," ucap dia.

"Perlu diingat, puasa bagi anak bukan berarti tidak boleh makan selama seharian penuh, tetapi menunda waktu makan siang mereka saja," lanjutnya.

Pada tahap awal latihan berpuasa Ramadhan, jika anak biasanya sarapan sekitar jam 07.00, orangtua bisa menunda sarapan mereka menjadi jam 09.00 atau 10.00 sebagai latihan menahan lapar.

Setelah sarapan yang tertunda, ajak kembali balita Anda untuk melanjutkan puasanya dengan memperbolehkannya makan lagi pada pukul 15.00 dan kemudian dilanjutkan lagi hingga waktu maghrib untuk buka puasa bersama.

Jika anak Anda masih belum mampu bertahan, berikanlah mereka sedikit kelonggaran.

Seiring berjalannya waktu dalam satu bulan, anak biasanya akan memiliki peningkatan ketahanan untuk menahan lapar. Bisa jadi di akhir Ramadhan, mereka mampu tidak sarapan hingga jam 12 siang.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/04/29/130300123/3-cara-mengajarkan-anak-berpuasa-termasuk-lakukan-secara-bertahap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke