Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER SAINS] Sejarah Porang di Indonesia Berhubungan dengan Penjajah Jepang | Hari Bumi dan Perubahan Iklim Indonesia

KOMPAS.com - Porang menjadi salah satu komoditas primadona bagi petani Indonesia saat ini. Ternyata, sejarah porang di Indonesia tak lepas dari peran penjajah Jepang saat menduduki Nusantara.

Ini adalah salah satu berita populer Sains edisi Kamis, 22 April 2021.

Selain porang, berita populer lainnya adalah temuan arena gladiator romawi yang ditemukan di Turki, 6 penyebab miss V gatal, hingga 10 dampak perubahan iklim di Indonesia dan hari Bumi.

Berikut ulasan berita populer Sains:

1. Sejarah porang, berhubungan dengan penjajah Jepang di Indonesia

Guru Besar sekaligus Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Edi Santosa, S.P, M.Si mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada bukti sejarah yang pasti mengenai pemanfaat tanaman porang oleh masyarakat Indonesia.

Namun, menurut beberapa referensi dibacanya, porang pada awalnya merupakan tanaman hutan. Porang tidak pernah dibudidayakan jadi bahan pangan.

Diketahui, pemanfaatan porang atau iles-iles ini sudah dimulai sejak masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Sebelumnya, Jepang telah membudidayakan salah satu jenis Amorphophallus, tepatnya A. Konjac di negaranya.

Saat menjajah Indonesia, Jepang menemukan porang (A. muelleri) di Indonesia.

Karena mirip dengan A. Konjac, Jepang memanfaatkan porang sebagai logistik pangan selama menduduki Indonesia. Saat itu petani Indonesia belum tahu manfaat porang.

“Paling banyak yang dibawa itu adalah porang (iles-iles atau A. muelleri) dan acung (Walur atau A. Variabilis)," kata Edi kepada Kompas.com, Sabtu (4/4/2021).

Saat itu Jepang memanfaatkan kedua tanaman ini untuk logistik perang, terutama untuk sumber makanan.

Baca selengkapnya di sini:

Sejarah Porang, Bermula dari Temuan Jepang saat Menjajah Indonesia

Arkeolog di Turki menemukan sisa-sisa arena gladiator yang berasal dari zaman Romawi.

Reruntuhan itu pun memberikan gambaran kemegahan pertandingan gladiator di masa lalu.

Saat itu, menurut peneliti setidaknya ada 20.000 penonton bersorak dan mencemooh perkelahian antara para gladiator melawan hewan liar.

Seperti dikutip dari Live Science, Rabu (21/4/2021) arena berusia 1.800 tahun itu ditemukan diperbukitan kota kuno Mastaura, di Provinsi Aydin barat Turki.

Sayangnya, ketika ditemukan area pusatnya yang luas, tempat pertunjukan pertandingan telah dipenuhi dengan tanah dan tumbuhan.

"Sebagian amfiteater berada di bawah tanah dan bagian yang terlihat sebagian besar ditutupi oleh semak dan pohon liar," kata Mehmet Umut Tuncer, direktur kebudayaan dan pariwisata provinsi Aydin.

Baca selengkapnya di sini:

Arena Gladiator Zaman Romawi Ditemukan di Turki

Gatal pada miss V kerap menimbulkan rasa tidak nyaman. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari menopause hingga penyakit menular seksual (PMS).

Dalam kasus yang jarang terjadi, gatal pada miss V bisa disebabkan oleh stres dan kanker vulva.

Pada umumnya, gatal pada miss V bukan permasalahan yang serius. Namun, jika gatal yang dirasakan semakin parah dan disusul dengan gejala lainnya, segera hubungi dokter atau ginekolog.

Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menemukan penyebab gatal pada miss V dan memberikan perawatan yang tepat.

Setidaknya ada 6 faktor risiko yang bisa menyebabkan miss V gatal, perih, dan iritasi, yakni:

  •  Bakteri vaginosis
  • Penyakit menular seksual (PMS)Infeksi jamur
  • Menopause
  • Iritasi kimiawi
  • Sklerosis lumut

Baca penjelasan selengkapnya di sini:

6 Penyebab Miss V Gatal, Perih, dan Iritasi

Setiap tanggal 22 April, setiap tahunnya dunia akan memperingati Hari Bumi.

Dikutip dari laman Earth Day, tema Hari Bumi 2021 adalah Pulihkan Bumi Kita atau Restore Our Earth.

Tema ini berfokus pada proses alam, teknologi hijau yang sedang berkembang, dan pemikiran inovatif yang dapat memulihkan ekosistem dunia.

Namun, pemulihan ekosistem dunia ini sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim beserta dampaknya yang akan terjadi jika tidak terkendali.

Setidaknya ada 10 dampak perubahan iklim pada negara Indonesia, dirangkum oleh Yayasan Indonesia Cerah, yakni:

  • Gelombang panas ekstrem
  • Meningkatnya kejadian kebakaran hutan ekstrem
  • Meningkatnya risiko kekeringan
  • Risiko banjir meningkat
  • Meningkatnya dampak kerusakan topan
  • Kenaikan permukaan laut dan banjir pesisir (rob)
  • Produksi beras menurun
  • Produksi kopi menurun
  • Terumbu karang dan wisata bahari berisiko lenyap
  • Pertumbuhan ekonomi terhambat

Baca penjelasan selengkapnya di sini:

Hari Bumi: Ketahui 10 Dampak Perubahan Iklim di Indonesia

https://www.kompas.com/sains/read/2021/04/23/060200823/populer-sains-sejarah-porang-di-indonesia-berhubungan-dengan-penjajah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke