Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Panggilan Kawin Tak Terdengar, Katak Ini Pilih Lambaikan Tangan

KOMPAS.com - Katak biasanya menggunakan suaranya yang ikonik untuk menarik perhatian lawan jenis.

Tetapi terkadang vokalisasi ini tak dapat bersaing dengan suara keras berasal dari lingkungan sekitar, misalnya air terjun.

Hasilnya beberapa spesies katak pun telah mengembangkan teknik menarik lawan jenis tambahan dengan menggunakan gerakan fisik.

Seperti dikutip dari Gizmodo, Jumat (22/1/2021) perilaku ini diketahui pada spesies katak Ekuador, katak kaca Sachatamia orejuela. Temuan ini menjadi contoh pertama yang diketahui pada spesies tersebut.

Pada awalnya, peneliti bermaksud membuat katalog panggilan Sachatamia orejuela yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Peneliti mengunjungi hutan hujan Ekuador untuk merekam panggilan itu. Hasilnya, peneliti berhasil merekam vokalisasi mereka yang khas.

Analisis selanjutnya menunjukkan, kalau Sachatamia orejuela menghasilkan panggilan kawin pada frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan spesies katak kaca lainnya.

Namun saat merekam panggilan itu, tanpa sengaja tim peneliti menemukan hal yang menarik.

Katak jantan terlihat membuat gerakan melambaikan tangannya dengan cepat, disertai dengan gerakan kaki dan sesekali mengayunkan kepala.

Perilaku itu tak hanya terjadi satu kali. Rebecca Brunner, penulis utama studi dan juga mahasiswa di UC Berkeley mengamati jantan lain juga melakukan hal serupa.

Katak-katak jantan bersama-sama melakukan panggilan kawin bernada tinggi ditambah gerakan fisik.

Hal tersebut menurut Brunner dapat meningkatkan kemampuan katak untuk lebih diperhatikan oleh lawan jenis di tengah lingkungan yang bising.

Sebenarnya, strategi serupa juga telah didokumentasikan pada katak yang hidup di India, Kalimantan, dan Brasil.

"Sejumlah spesies katak lain di seluruh dunia menggunakan panggilan bernada tinggi serta sinyal visual untuk berkomunikasi di lingkungan yang sangat bising," papar Brunner.

Namun spesies-spesies ini tak terkait satu sama lain. Artinya, perilaku tersebut kemungkinan besar merupakan evolusi secara independen sebagai respons terhadap lingkungan, sebuah konsep yang disebut evolusi konvergen.


Katak kaca cenderung berwarana hijau limau tetapi kulit di sekitar perutnya transparan, membuat organ dalamnya terlihat.

Sachatamia orejuela menyukai berada di bebatuan di sekitar air terjun. Ini mungkin bukan tempat yang menyenangkan untuk hidup, meski begitu bebatuan basah dan licin menawarkan perlindungan dari predator.

Di sisi lain, tubuh katak kaca juga tersamarkan dengan baik di antara bebatuan dan air terjun.

Peneliti pun berharap temuan yang telah dipublikasikan di Behaviour ini, bisa menjadi pengingat jika bumi penuh dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa.

"Hal terbaik saat bekerja di lapangan adalah alam selalu penuh dengan kejutan. Anda tak pernah tahu penemuan apa yang mungkin Anda alami," kata Brunner.

Kedepannya, ia bermaksud untuk mempelajari bagaimana respon katak betina terhadap perilaku katak jantan.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/01/23/110500423/panggilan-kawin-tak-terdengar-katak-ini-pilih-lambaikan-tangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke