Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bukan Hanya Orangtua, Bayi Juga Bisa Stres

Menurut penelitian, pemicu stres pada bayi karena ibu hamil yang merasa tertekan. Jika ibu hamil mengalami stres, bayinya akan mengalami stres tiga kali lebih banyak.

Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Konsultan Psikiatri Anak & Remaja, RS Pondok Indah, dr. Anggia Hapsari, Sp.KJ (K) mengatakan, stres selama kehamilan dapat menyebabkan kelahiran premature, berat badan lahir rendah, gangguan tidur, dan gangguan perilaku pada anak.

Dr. Anggia mengungkap, ada beberapa hal penyebab stres pada bayi. Berikut di antaranya:

- Kecemasan akan perpisahan dengan orangtua/ibunya

- Perubahan tim anggota keluarga

- Adanya kejadian-kejadian tidak terduga

- Bahkan, bayi yang masih mendapatkan ASI eksklusif dapat stres karena mendapatkan
ASI yang tidak mencukupi (ASI si ibu terlalu sedikit atau si kecil kesulitan menyusu).

- Merasa tidak nyaman

- Sakit

- Merasa diabaikan

- Overstimulasi (misalnya apabila bayi belum bisa merespons karena kemampuannya
yang masih terbatas, tetapi terus diberi rangsangan, seperti diajak bermain terus).

- Kepanasan atau kedinginan


Selain itu, tak kalah penting bagi orangtua mengenali tanda-tanda stress pada bayi, sebelum terlambat.

1. Perubahan kebiasaan tidur dan makan

2. Perubahan emosi (menunjukkan tanda-tanda mudah sedih, marah, hingga pendiam)

3. Lebih sering menangis atau tantrum

4. Mimpi buruk hingga berteriak saat tidur

5. Sakit secara fisik, seperti sakit kepala atau sakit perut

6. Gangguan kecemasan, batuk, atau gerakan tubuh yang tidak biasa

7. Melakukan kebiasaan seperti mengelus rambut atau mengisap ibu jari

8. Perubahan kebiasaan buang air besar (BAB)

Bila tanda-tanda tersebut terlihat pada anak Anda, dr Anggia menyarankan orangtua untuk memberikan ekstra pelukan dan ciuman, meluangkan lebih banyak waktu bersamanya, sellau berada di dekatnya, mendampinginya saat ia dalam keadaan stress maupun sedih.

“Hal tersebut dapat membuat anak merasa lebih tenang dan mampu menghadapi masalahnya dengan baik. Ciptakan juga suasana rumah yang nyaman dan beri kebebasan anak melakukan hal yang disukainya, seperti bermain,” ujar dr. Anggia.

Ia menambahkan, jika hal yang membuat bayi stress masih sulit teratasi, orangtua dapat berkonsultasi dengan psikolog anak dan remaja, untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/01/06/100500023/bukan-hanya-orangtua-bayi-juga-bisa-stres

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke