Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi: Pernah Terkena Covid-19 bisa Melindungi dari Infeksi Ulang

KOMPAS.com- Pernah terinfeksi Covid-19, menurut dua studi baru, dapat melindungi orang tersebut dari infeksi ulang virus corona di masa depan.

Dalam studi yang dilakukan para peneliti di Inggris menemukan bahwa antibodi terhadap virus corona yang terbentuk dalam tubuh jauh lebih kecil kemungkinannya menunjukkan hasil positif saat dilakukan tes kembali enam bulan kemudian, atau bahkan lebih lama.

Dari hasil studi tersebut, menjadi bukti menggembirakan dan pertanda baik bagi vaksin yang saat ini tengah dikembangkan.

Vaksin Covid-19 akan dapat dengan mudah memprovokasi sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi dan membantunya menangkal infeksi virus yang masuk.

Dilansir dari Medical Xpress, Senin (28/12/2020), Dr. Ned Sharpless dari National Cancer Institute Amerika Serikat mengatakan orang dengan antibodi dari infeksi alami, dengan urutan perlindungan yang sama yang didapatkan dari vaksin, maka risiko untuk terkena virus lagi jauh lebih rendah.

"Sangat, sangat jarang terinfeksi kembali," kata Dr Sharpless.

Studi yang dilakukan peneliti ini menggunakan dua jenis tes, salah satunya tes darah antibodi, yang menunjukkan bahwa antibodi dapat bertahan selama berbulan-bulan setelah infeksi.

Jenis tes lain yakni menggunakan tes usap atau sampel hidung atau sampel lain untuk mendeteksi virus corona itu sendiri, yang menunjukkan infeksi saat ini atau baru-baru ini.

Salah satu studi telah diterbitkan pada Rabu pekan lalu di New England Journal of Medicine. Studi ini melibatkan lebih dari 12.500 petugas kesehatan di Rumah Sakit Universitas Oxford di Inggris.

Berdasarkan studi tersebut, di antara 1.266 orang yang memiliki antibodi virus corona pada awalnya, hanya dua yang mengalami infeksi ulang, saat dites untuk mendeteksi infeksi aktif Covid-19 dalam enam bulan berikutnya dan tidak ada gejala yang berkembang.

Namun, hasil yang berbeda ditunjukkan pada 11.363 orang lainnya pada studi yang sama, yang awalnya tidak memiliki antibodi dan 223 orang di antara mereka dinyatakan positif Covid-19 sekitar enam bulan berikutnya.

Studi yang dilakukan National Cancer Institute melibatkan lebih dari 3 juta orang yang menjalani tes antibodi dari dua laboratorium swasta di Amerika Serikat.

Peneliti mengatakan hanya 0,3 persen dari mereka yang awalnya memiliki antibodi, kemudian dites positif terkena virus corona, dibandingkan pada 3 persen dari mereka yang kekurangan antibodi tersebut.

"Sangat menyenangkan, untuk melihat bahwa para peneliti Oxford melihat pengurangan risiko yang sama," kata Sharpless.

Sharpless menyimpulkan bahwa setidaknya 10 kali lebih kecil kemungkinan untuk mengalami infeksi kedua, jika memiliki antibodi terhadap virus corona.

"Penemuan ini tidak mengejutkan, tetapi sangat meyakinkan karena memberi tahu orang bahwa kekebalan terhadap virus itu umum," kata Joshua Wolf, spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Penelitian Anak St. Jude di Memphis, yang tidak terlibat dalam studi ini.

Wolf mengatakan bahwa antibodi itu sendiri mungkin tidak memberikan perlindungan.

Kemungkinan antibodi hanya menjadi tanda bahwa bagian lain dari sistem kekebalan tubuh, seperti sel T, mampu melawan virus baru.

"Kami tidak tahu berapa lama kekebalan ini (memberi perlindungan). Kasus orang tertular Covid-19 lebih dari sekali telah dikonfirmasi, jadi orang-orang masih perlu melindungi diri mereka sendiri dan orang lain dengan mencegah infeksi ulang Covid-19," imbuh Wolf.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/28/120000923/studi--pernah-terkena-covid-19-bisa-melindungi-dari-infeksi-ulang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke