Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pasien Hipertensi dan Kolesterol Tinggi Malas Minum Obat, Apa Efeknya?

Pakar Kardiovaskular di Rumah Sakit Siloam sekaligus Kepala Departemen Kardiovaskular di Universitas Pelita Harapan, Dr dr Antonia Anna Lukito SPJP(K) mengatakan, hipertensi (tekanan darah tinggi) dan dislipidemia (kadar kolesterol tinggi) adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara instan, tetapi melalui kontrol yang ketat.

Antonia berkata, hipertensi kemungkinan berkaitan dengan kolesterol tinggi. Bahkan, dilaporkan 50-75 persen pasien hipertensi juga memiliki masalah kolesterol tinggi.

Seperti diketahui, hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit tidak menular yang paling banyak di derita masyarakat dunia. 

Seseorang dikatakan memiliki hipertensi atau tekanan darah yang tinggi, jika mempunyai tekanan darah yang terukur pada angka 130/80 mmHg atau lebih tinggi.

Berdasarkan data, setidaknya didapatkan 1 dari 2 individu berusia di atas 50 tahun menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Sementara itu, Dislipidemia adalah kondisi di mana kolesterol atau lemak (lipid) tidak normal di dalam darah.

Tidak jauh berbeda dengan hipertensi, dislipedemia ini dapat meningkatkan kemungkinan penyumbatan arteri dan serangan jantung, stroke, atau masalah sirkulasi darah lainnya.

"Sehingga, jika seseorang mengidap hipertensi ditambah juga dislipidemia, maka bisa memicu stres oksidatif dan disfungsi endotel," kata Antonia dalam diskusi daring bertajuk Daweoong Pharmatceutical Memperkenalkan Obat Kombinasi Inovatif untuk Menangani Hipertensi dan Dislipidemia, Kamis (17/12/2020).

Untuk diketahui, disfungsi endotel adalah proses awal terjadinya berbagai masalah kardiovaskular seperti penyakit stroke, jantung koroner, penyakit arteri perifer, dan lain sebagainya.

Sedangkan, stres oksidatif adalah kondisi kadar antioksidan dan radikal bebas di dalam tubuh tidak seimbang.

Oleh karena itu, kata Antonia, untuk menjaga kesehatan jantung, penting juga melakukan pengendalian terhadap kolesterol dan hipertensi.

"Karena, tekanan darah itu merupakan indikator utama atas terjadinya stroke pada individu hipertensi usia lanjut," jelasnya.

Salah satu cara pengendalian atau pengobatan hipertensi yang telah dilakukan sejak dulu adalah memberikan dosis obat yang harus diminum oleh pasien dengan konsekuensi kepatuhan minum obat, agar tekanan darah benar-benar terkendali.


Dampak tak rutin minum obat

Antonia menyebut, hipertensi ataupun dislipidemia tersebut seringkali tidak disadari gejalanya sedari awal, sehingga masih banyak yang lalai dan menyepelekan imbauan rutin minum obat.

"Akibatnya, kalau kepatuhan (minum obat) rendah, maka risiko penyakit juga semakin meningkat," ujarnya.

Berikut beberapa dampak jika pasien hipertensi tidak rutin minum obat:

- Jika kepatuhan makin menurun, maka jumlah tablet obat yang harus dikonsumsi akan semakin banyak

- Dari studi klinik, dilaporkan kepatuhan rendah  berakibat komplikasi penyakit meningkat

- Pasien perlu patuh dan disiplin minum obat untuk mengendalikan faktor risiko

"Makanya kita (dokter) memberikan dosis dan kombinasi obat ke pasien berdasarkan kondisi kesehatannya, kepatuhan minum obatnya, dan juga sosial-ekonominya," jelas Antonia.

Sebab, jenis obat untuk hipertensi ada banyak sekali, tetapi harganya bervariasi. Serta, sifat atau karakteristik setiap pasien berbeda-beda, ada yang patuh, ada yang rendah kepatuhannya, bahkan ada yang tidak patuh sama sekali dalam mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter.

"Jadi kita lihat, kalau pasien ini susah patuhnya, kita carikan obat kombinasi, jadi pasien tidak perlu banyak minum jenis obat, tetapi dosisnya cukup dan sesuai kebutuhan. Obat kombinasi bisa meningkatkan kepatuhan (pasien minum obat)".

"Kalau pasien itu dari kelas sosial-ekonomi yang rendah, kita carikan juga jenis obat yang sesuai dengan kemampuannya, biar tidak memberatkan pasien, tetapi pasien tetap aman," imbuhnya.

Inovasi pengobatan kombinasi

Daewoong Pharmeceutical telah mengembangkan pengobatan kombinasi untuk merawat pasien hipertensi dan dislipidemia.

Product Manager Daewoong Pharmaceutical, Son Chan Soek mengatakan, bahwa berdasarkan hasil penelitian terbaru Daewoong Pharmaceutical, pengobatan kombinasi yang bertujuan untuk menangani hipertensi dan dislipidemia ini memiliki efek penurunan tekanan darah yang sangat baik dan dapat meningkatkan kepatuhan pasien.

Pengobatan kombinasi baru yang akan dikenalkan di Indonesia mengandung kombinasi Olmesartan dan Rosuvastatin, yang dirancang dalam bentuk tablet dua lapis dengan kompartemen terpisah.

Chan Soek menjelaskan, saat tablet dikonsumsi, obat akan melepaskan Rosuvastatin terlebih dahulu, kemudian Olmesartan dalam jangka waktu 30 menit.

"Efek dan tingkat keamanan obat ini juga telah terbukti. Hal ini berkat penerapan teknologi yang mampu mengatur pelepasan kandungan obat, sehingga penyerapannya di dalam tubuh dapat dioptimalkan tanpa adanya interaksi antar kandungan," jelas Chan Soek.

Efek pengobatan ini juga diakui secara internasional dan telah diterbitkan dalam American Journal of Therapeutics, jurnal tingkat internasional SCI.

Kendati demikian, riset dan pengembangan pengobatan kombinasi yang satu ini masih terus dilakukan untuk meningkatkan kemanjuran obat polipil.

Sebab, obat kombinasi berdosis tetap terbukti lebih efektif mengurangi tekanan darah dan kolesterol, dibandingkan dengan mengonsumsi obat yang berbeda secara terpisah.

Serta, dapat mengurangi beban ekonomi karena pasien tidak perlu membeli atau mengonsumsi obat dengan banyak jenis.

Keunggulan terapi dengan obat kombinasi

Antonia mengatakan, ada banyak keunggulan dari terapi dengan obat kombinasi, di antaranya sebagai berikut.

- Beban jumlah tablet lebih sedikit (fixed dose combination/FDC)

- Meningkatkan kepatuhan pasien

- Memperbaiki inersia klinisi

- Sekaligus mengobati 2 masalah kesehatan (hipertensi dan dislipidemia)

- Lebih banyak pasien mencapai target tekanan darah dan kadar kolesterol

- Menurunkan risiko konsekuensi hipertensi dan dislipidemia

https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/22/200500923/pasien-hipertensi-dan-kolesterol-tinggi-malas-minum-obat-apa-efeknya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke