Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

WHO: Jangan Cepat Berpuas Diri Meski Vaksin Mulai Ditemukan

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, pemerintah dan masyarakat harus terus waspada terhadap pandemi Covid-19, di tengah pencarian vaksin yang semakin menunjukkan titik terang.

Saat kita lengah dan menyepelekan Covid-19, sistem perawatan kesehatan di negara manapun dapat goyah.

Kemarin Rabu (2/12/2020), Inggris setuju menggunakan vaksin Covid-19 dari Pfizer untuk melawan virus corona SARS-CoV-2.

"Kemajuan vaksin memberi dorongan dan harapan untuk kita semua, kini kita dapat melihat titik terang. Namun, WHO khawatir bahwa ada persepsi di masyarakat yang menganggap pandemi sudah berakhir (karena sudah ada vaksin yang efektif," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhano, Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa.

Dilansir Reuters, Jumat (4/12/2020), Tedros mengingatkan kita masih harus menempuh jalan panjang untuk mengakhiri pandemi Covid-19.

Oleh sebab itu, keputusan yang dibuat pemerintah suatu negara akan menentukan jalannya pertarungan dengan Covid-19 dan kapan pandemi akan berakhir.

"Kami tahu ini adalah tahun yang sulit dan semua orang sudah lelah. Namun kita perlu ingat, di rumah sakit yang beroperasi atau yang sudah melebihi kapasitas, itu yang paling merasa kesulitan," kata Tedros.

"Kenyataannya adalah, saat ini banyak tempat menyaksikan penularan Covid-19 yang tinggi, ini memberi tekanan besar pada rumah sakit, unit perawatan intensif, dan petugas kesehatan."

Virus corona SARS-CoV-2 pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China di akhir Desember 2019.

Hampir setahun berlalu, virus tersebut telah menginfeksi lebih dari 66 juta orang di seluruh dunia dan 1,5 juta di antaranya meninggal dunia.

Dua vaksin yang menjanjikan dapat segera menerima otorisasi penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS, dan sekitar 20 juta orang Amerika dapat divaksinasi tahun ini. Ini akan membantu membendung gelombang virus di negara yang paling parah terkena dampak Covid-19 secara global.

Namun, ahli darurat utama WHO Mike Ryan juga memperingatkan pada hari Jumat agar tidak berpuas diri setelah peluncuran vaksin.

Dia mengatakan bahwa meski vaksin adalah bagian utama dari pertempuran melawan Covid-19, vaksin tidak akan dengan sendirinya mengakhiri pandemi.

"Vaksin tidak sama dengan nol Covid-19,” katanya.

Artinya, ada vaksin bukan berarti pandemi langsung berakhir.

Ryan mengatakan beberapa negara harus mempertahankan langkah-langkah pengendalian yang sangat kuat untuk beberapa waktu ke depan atau mereka akan mengambil risiko ledakan kasus Covid-19.

"Ada sistem kesehatan di beberapa negara yang hampir runtuh,” katanya, tanpa menyebut negara tertentu.

Strategi Covax

WHO telah mendukung program vaksin global COVAX yang berupaya memastikan distribusi vaksin dengan adil. Hingga saat ini, 189 negara telaf terdaftar dalam perjanjian Covax, termasuk Indonesia.

Kepala ilmuwan WHO berharap setengah miliar dosis vaksin akan tersedia untuk didistribusikan melalui skema Covax pada kuartal pertama 2021.

Rencana awal Covax adalah dapat memvaksinasi 20 persen populasi yang berisiko tertinggi, termasuk petugas kesehatan dan orang yang berusia di atas 65 tahun.

“Tujuannya adalah untuk mendapatkan setidaknya 2 miliar dosis pada akhir tahun 2021 yang akan cukup untuk memvaksinasi 20 persen populasi negara yang menjadi bagian dari Covax,” kata kepala ilmuwan Soumya Swaminathan dalam konferensi pers.

"Ini akan cukup untuk mengakhiri fase akut pandemi dengan mengurangi kematian dan dampaknya pada sistem kesehatan," katanya.

Covax dipimpin oleh aliansi vaksin GAVI, WHO dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI).

https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/06/120200223/who--jangan-cepat-berpuas-diri-meski-vaksin-mulai-ditemukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke