Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anjing Sahabat Manusia Tertua, Ini Buktinya

KOMPAS.com- Anjing adalah hewan peliharaan yang dianggap paling setia dan menjadi sahabat bagi manusia.

Studi DNA yang dilakukan sejumlah ilmuwan mengungkapkan bukti betapa lamanya hubungan anjing dan manusia ini telah terjalin.

Seperti dikutip dari BBC, Rabu (4/11/2020), sebuah studi DNA anjing menunjukkan bahwa hewan ini kemungkinan merupakan sahabat tertua manusa.

Dalam analisis dari studi yang telah dipublikasikan di jurnal Science tersebut mengungkapkan bahwa domestikasi anjing dapat ditelusuri ke 11.000 tahun yang lalu hingga akhir Zaman Es terakhir.

Berdasarkan temuan ini menegaskan bahwa anjing adalah hewan yang telah dijadikan peliharaan sebelum spesies lainnya. Saat itu, anjing tersebar luas di belahan bumi utara dan telah terbagi menjadi lima jenis.

Terlepas dari ekspansi anjing Eropa selama era kolonial, jejak keturunan anjing kuno itu masih bertahan hingga saat ini di Amerika, Asia, Afrika, dan Oseania.

Dengan adanya penelitian ini, celah dalam sejarah anjing sebagai sahabat manusia perlahan mulai terisi.

Salah satu penulis studi, Dr Pontus Skoglund mengatakan bahwa anjing benar-benar unik.

Pemimpin tim laboratorium Genomik Kuno di Institut Crick London itu mengatakan cukup aneh jika memikirkannya, ketika semua orang masih berburu dan mengumpulkan makanan untuk hidup, mereka menjinakkan karnivora liar.

Seperti kita tahu bahwa serigala cukup menakutkan di banyak bagian dunia.

"Pertanyaannya, mengapa orang melakukan itu? Bagaimana itu bisa terjadi? Itulah yang akhirnya membuat kami tertarik," kata Skoglund.

Pola genetik anjing sampai batas tertentu mencerminkan pola manusia, karena manusia membawa hewan pendampingnya saat mereka pindah.

Misalnya, anjing Eropa awalnya beragam. Namun, tampaknya berasal dari dua populasi yang sangat berbeda, yakni anjing wilayah sekitaran Timur Tengah saat ini dan anjing Siberia.

Namun, pada beberapa titik, mungkin setelah permulaan Zaman Perunggu, satu garis keturunan anjing menyebar luas dan menggantikan semua populasi anjing lain di benua tersebut.

"Jika kita melihat ke belakang, ke lebih dari empat atau lima ribu tahun yang lalu, kita dapat melihat bahwa Eropa adalah tempat yang memiliki beragam jenis anjing," kata Anders Bergstrom, penulis utama dan peneliti pascadoktoral di Crick.

Bergstrom mengatakan meski anjing Eropa saat ini memiliki macam bentuk yang luar biasa, namun secara genetik mereka hanya berasal dari himpunan bagian gen yang sangat sempit dari keanekaragaman gen yang dulu.

Sebuah tim internasional menganalisis seluruh genom dari 27 sisa anjing purba, yang terkait dengan berbagai budaya arkeologi.

Tim peneliti selanjutnya membandingkan genom tersebut satu sama lain dengan anjing modern.

Hasilnya, ras seperti Rhodesian Ridgeback di Afrika Selatan serta Chihuahua dan Xoloitzcuintli di Meksiko dapat mempertahankan jejak genetik asli dari anjing kuno di wilayah tersebut.

Sementara itu, nenek moyang anjing di Asia Timur sangat kompleks. Seperti anjing di China yang tampaknya berasal dari nenek moyang seperti dingo Australia dan anjing bernyanyi New Guinea, sisanya berasal dari Eropa dan anjing dari stepa Rusia.

"Anjing adalah mitra hewan tertua dan terdekat kita. DNA dari anjing purba menunjukkan kepada kita seberapa jauh sejarah bersama anjing dan manusia. Pada akhirnya membantu kita memahami kapan dan di mana hubungan ini dimulai," kata Greger Larson, rekan penulis dari Universitas Oxford.

Diperkirakan anjing telah berevolusi dari serigala yang berkelana ke permukiman manusia, mungkin karena mereka mengendus makanan.

Saat mereka dijinakkan, mereka kemudian bisa melayani manusia sebagai teman berburu atau penjaga. Hasil analisis menunjukkan semua anjing berasal dari satu populasi serigala yang punah.

Skoglund tidak yakin kapan atau di mana domestikasi anjing awalnya terjadi.

"Sejarah anjing begitu dinamis, sehingga Anda tidak dapat benar-benar berharap untuk dapat menyelidiki dari DNA mereka. Kami benar-benar tidakk tahu, itulah yang menarik," jelas Skoglund.

Selain anjing, kucing juga telah dijadikan hewan peliharaan manusia sejak 6.000 tahun yang lalu.

Saat itu, kucing menjadi peliharaan ketika manusia mulai menetap untuk mulai bertani. Sebab, kucing dianggap mungkin berguna untuk mengendalikan hama seperti tikus, yang sering datang di permukiman.

Domestikasi kucing diperkirakan lahir di kawasan pertanian, seperti wilayah Timur Dekat, yang sekarang dikenal dengan Timur Tengah.

"Untuk anjing, (domestikasi) hampir bisa terjadi di mana saja. Siberia yang dingin, Timur Dekat yang hangat, Asia Tenggara, kesemuanya adalah kemungkinan," kata Skoglund.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/11/04/203000323/anjing-sahabat-manusia-tertua-ini-buktinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke