Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fenomena Long Covid Sudah Ada sejak Awal Pandemi, Apa Itu?

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 belum berakhir, bahkan jumlah kasus positif masih terus bertambah dari hari ke hari.

Untuk di Indonesia, data update hingga tanggal 29 Oktober 2020, ada penambahan kasus sebanyak 3.565, sehingga akumulasi total dari laporan awal pada Maret hingga Oktober ini sudah mencapai 404.048 kasus pasien terinfeksi Covid-19.

Di tengah pandemi yang belum dapat dipastikan kapan akan berakhir, masyarakat kembali dikejutkan dengan kehadiran fenomena long Covid.

Apa itu Long Covid?

Dijelaskan oleh dokter spesialis patologi klinik Primaya Hospital Bekasi Timur, dr Muhammad Irhamsyah, SpPK, MKes, fenomena long Covid yang terjadi pada pasien terkonfirmasi positif PCR (terinfeksi Covid-19) bukanlah hal yang baru.

"Long Covid adalah suatu fenomena yang memang sudah terjadi selama pandemi Covid-19, dalam kurun waktu hampir setahun ini," ujar Irham.

Istilah long covid lebih mengarah pada fenomena gejala-gejala yang dialami pasien pasca-terinfeksi Covid-19.

Hal ini dikarenakan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 merupakan jenis virus baru, dan hingga saat ini seluruh dunia masih melakukan penelitian mendalam tentang virus dan penyakit yang diakibatkannya.

Apalagi, penyakit yang ditimbulkan oleh virus SARS-CoV-2 ini memang berbahaya sehingga dapat menyebabkan kematian.

"Penelitian mengatakan bahwa penyakit yang ditimbulkan oleh Covid-19 ini bergantung seberapa berat kerusakan organ yang dialami oleh pasien," kata Irham.

Hal tersebut nantinya akan menimbulkan potensi pasien mengalami gejala berkelanjutan dan melalui proses perbaikan organ tubuh yang memakan waktu lama.

Istilah long Covid atau biasa juga disebut post acute Covid-19 adalah gejala-gejala Covid-19 yang masih dialami oleh seseorang saat mengalami perbaikan klinis atau setelah dinyatakan negatif dari hasil pemeriksaan PCR.

Sehingga, pasien tersebut, perlu menjalani perawatan lebih lama di rumah sakit dari pasien Covid-19 lainnya, yaitu lebih kurang 3 minggu.

Irham mengatakan, ada penelitian yang dilakukan di negara-negara Eropa menyebutkan bahwa 9 dari 10 pasien yang dirawat karena terinfeksi Covid-19 dapat mengalami fenomena long Covid ini.

"Long Covid ini biasanya terjadi pada pasien dengan keluhan mild symptoms (gejala ringan) dan rata-rata mengalami gejala long Covid lebih dari 3 minggu, bahkan berbulan-bulan setelah gejala awal dialami oleh pasien," kata Irham.

Lebih lanjut, dokter spesialis paru Primaya Hospital Karawang dr Nurhayati SpP menjelaskan, bagaimana pasien Covid-19 bisa dikatakan mengalami long Covid.

Menurut Nurhayati, seseorang bisa dikatakan terkena long Covid dilihat dari lamanya perawatan dan gejala-gejala yang timbul, dari ringan hingga berat.

"Gejala Covid-19 yang muncul dapat bertahan lama, tergantung berat ringannya suatu penyakit," katanya.

Semakin berat gejala Covid-19, maka akan semakin lama efek yang diderita pada pasien Covid-19.

Gejala yang paling umum terjadi selama long Covid adalah sakit kepala, myalgia (nyeri otot), pegal-pegal, dan lain sebagainya.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/30/190500823/fenomena-long-covid-sudah-ada-sejak-awal-pandemi-apa-itu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke