Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Khawatir Serangan Jantung saat Bersepeda, Lakukan 2 Tips Dokter Olahraga Ini

KOMPAS.com- Di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir ini, bersepeda menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia.

Namun, para ahli kesehatan mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak sekadar latah dan mengikuti tren yang sedang ramai dilakukan oleh banyak orang lain saja.

Melainkan, memang melakukan olahraga bersepeda dengan tujuan untuk mengejar target kesehatan tubuh yang diperlukan oleh tubuh Anda sendiri.

Salah satu tim Dokter Sports, Shoulder dan Spine Clinic Siloam Hospitals Kebon Jeruk, dr Hendry Suhendra SpOT mengatakan olahraga sepeda itu baik, tetapi sesuai porsi orangnya masing-masing.

"Jangan ikut-ikutan, meskipun mau melakukannya rombonga. Soalnya semua orang itu punya target dan hard rate-nya (rata-rata kemampuan fisik) yang berbeda-beda," kata Henry dalam Media Gathering RS Siloam Hospitals, Senin (20/7/2020).

Anda sebaiknya tidak memaksakan diri secara berlebihan saat bersepeda, supaya mendapatkan manfaat kesehatan yang baik, dan bukan justru mendapatkan celaka saat bersepeda tersebut.

Seperti yang diketahui, selama tren sepeda ini meningkat, beberapa kejadian meninggal dunia saat dan setelah bersepeda pun terjadi.

Di antaranya pernah terjadi pada dua orang di Semarang dan seorang pria di Bekasi, yang disinyalir meninggal dunia akibat serangan jantung selagi bersepeda.

Tips bersepeda dengan baik

Sebaiknya, Anda yang ingin melakukan olahraga sepeda perlu melakukan beberapa hal berikut untuk menghindari kejadian buruk yang bisa timbul karena kelalaian pribadi masing-masing.

1. Lakukan pemeriksaan tubuh

Ada baiknya sebelum Anda melakukan olahraga jenis apapun, memang diupayakan untuk berkonsultasi dahulu dengan dokter atau tenaga kesehatan, terkait kesehatan jantung.

Lakukanlah pemeriksaan terhadap kondisi tubuh Anda, terutama yang berkaitan dengan fungsi organ jantung dan paru-paru Anda.

Begitupun dalam bersepeda. Olahraga ini, kata Henry, sangat berhubungan dengan kondisi jantung dan paru-paru.

Sebab, selain kekuatan diri untuk mengayuh pedal sepeda, di tengah pandemi Covid-19 yang mengharuskan memakai masker juga setidaknya membuat beberapa orang dengan kondisi rentan ikut terpengaruh.

"Kalau mau olahraga bersepeda jangan asal ikut-ikutan periksakan dulu ada penyakit jantung apa tidak. Serangan jantung tidak tiba-tiba terjadi, jangan-jangan memang sudah punya bakatnya (kelainan jantung)," ujarnya.

2. Pemanasan

Ditegaskan oleh Henry bahwa pemanasan memang sangat dibutuhkan sebelum Anda melakukan olahraga jenis apapun, termasuk bersepeda.

Akan tetapi, diakui Henry, seringkali masyarakat keliru memahami pemanasan atau streching sebelum berolahraga ini.

Pemanasan yang umunya dipahami oleh sebagian masyarakat adalah dengan melakukan peregangan atau gerak ringan pada berbagai anggota tubuh. Seperti tangan, kaki, pinggul dan lain sebagainya, layaknya senam.

Namun, seharusnya pemanasan yang baik itu adalah melakukan olahraga yang memang ingin dilakukan tetapi dimulai secara perlahan-lahan dahulu.

"Memulai olahraga itu dengan perlahan jangan langsung di-forsir, kalau jantung siap baru (dipercepat atau ditingatkan level olahraganya)," jelasnya.

Dengan demikian, jika Anda ingin bersepeda maka pemanasan yang baik adalah dengan langsung bersepeda. Tetapi, jangan langsung mengayuh sepeda dengan begitu kencangnya.

Mengayuhlah sepeda dengan perlahan-lahan sampai kondisi jantung Anda memang benar-benar siap. Meskipun, Anda akan bersepeda secara rombongan.

"Orang awam tidak harus ikut-ikutan langsung ambil bersepeda jarak jauh," tuturnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/07/22/120200523/khawatir-serangan-jantung-saat-bersepeda-lakukan-2-tips-dokter-olahraga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke