Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ahli: Kerja Sama Percepat Vaksin Corona dengan Negara Lain Boleh, asalkan...

KOMPAS.com - Berbagai instansi di Indonesia sedang berupaya melakukan percepatan dalam pembuatan vaksin untuk Covid-19.

Umumnya, upaya percepatan tersebut dilakukan dengan bekerja sama antarlembaga di dalam negari, bahkan dengan instansi lain dari luar negeri.

Kepala Gugus Tugas Kementerian Ristek dan Teknologi BRIN untuk Covid-19 Prof Ali Gufron Mukti Indonesia memandang vaksin menjadi suatu yang luar biasa dan jangan sampai menjadi obyek potensial marketing (pasar potensial) saja.

Hal itu dikarenakan riset dan pengembangan vaksin untuk Covid-19 terutama bukan hanya persoalan bisnis, juga tidak hanya masalah perlombaan global, tetapi juga alih teknologi atau penguasaan teknologi.

"Negara yang tidak menguasai teknologi, termasuk (pengembangan) vaksin, akan bergantung kepada negara-negara lain yang mengembangkan," kata Ali dalam diskusi daring bertajuk "Apa Kabar Vaksin Covid-19" dari Formind Institute", Rabu (10/6/2020).

Oleh sebab itu, kerja sama memang perlu dilakukan tidak hanya oleh instansi terkait di dalam negeri saja, tetapi juga pihak-pihak yang mumpuni dalam sektor kunci pengembangan vaksin Covid-19 ini.

Dalam perkembangan teknologi yang terkini terkait riset dan pengembangan vaksin di seluruh dunia adalah pembuatan vaksin berdasarkan mRNA atau DNA.

"Ini sangat berkaitan dengan kecepatan pembuatan vaksin Covid-19 itu," kata dia.

Berkaitan dengan pembuatan vaksin dengan pendekatan mRNA atau DNA ini, berbagai instansi tengah berupaya dengan metodenya masing-masing.

Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman sedang melakukan penelitian dan pengembangan vaksin dengan memanfaatkan protein rekombinan.

Sementara itu, Bio Farma bekerja sama dengan Sinovac dengan inaktivasi virus, yakni virus yang dilemahkan atau dimatikan, serta Kalbe dan Genexine yang sedang mengupayakan vaksin dari DNA.

"Ini (kerja sama riset dan pengembangan vaksin Covid-19 ini) silakan dilakukan, tapi jangan sampai kita menjadi obyek potensial market. Itu aja," ujar dia.

Hal ini dimaksudkan agar upaya yang saat ini tengah dilakukan berbagai instansi dari Indonesia ini dapat menghasilkan vaksin yang bisa diproduksi dan dipergunakan dalam skala besar.

Khususnya, untuk negara Indonesia sendiri, dan bahkan negara-negara lain yang juga memerlukan vaksin Covid-19 dari kita nantinya.

"Karena alih teknologi tentu tidak hanya teknologi pada produksi saja, melainkan juga pengembangan sejak hulunya pembuatan vaksin Covid-19 itu juga harus kita kuasai," jelasnya.

Selain itu, Ali berharap ada nilai-nilai yang perlu ditambahkan dalam upaya percepatan menghasilkan vaksin Covid-19 itu.

Di antaranya adalah kecepatan, sensitivitas diharapkan bisa mencapai lebih dari 90 persen, spesifikasinya bisa lebih dari 90 persen, dan kemandirian.

"Nah, kemandirian ini juga dilema, benar-benar mandiri sendiri, tapi kita lama. Itulah (alasan) kerja sama (dengan pihak luar) itu dimungkinkan (pengembangan vaksin Covid-19), tapi jangan sampai kita jadi obyek potensial market itu aja," tegas dia.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/19/160300823/ahli-kerja-sama-percepat-vaksin-corona-dengan-negara-lain-boleh-asalkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke