Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Taiwan Berhasil Lawan Corona, Sigap dengan Integrasi Data

KOMPAS.com - Setiap negara sedang berupaya untuk menekan jumlah kasus pasien terpapar virus corona SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. Berbagai upaya tentunya harus dilakukan, agar aktivitas normal kembali diperbolehkan. 

Wakil Direktur Indonesian Medical Education Research Institute (IMERI) Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, Prof Dr dr Budi Wiweko SpOG(K) mengatakan bahwa kita dapat mengambil contoh pencegahan yang baik seperti dilakukan oleh negara lain.

Contohnya adalah Taiwan, yang sukses mengendalikan kasus Covid-19 menggunakan teknologi dan data yang terintegrasi.

Integrasi basis data

Taiwan hanya berjarak 130 kilometer dari asal virus corona SARS-CoV-2 ditemukan, yaitu di Wuhan.

Dengan jarak yang dekat ini, Taiwan justru mampu menghindar dari kemungkinan menjadi episentrum Covid-19 dengan berbekal sistem kesehatan berbasis data yang terintegrasi.

Setelah diumumkan Covid-19 dapat menular antar-manusia, pemerintah Taiwan dengan cepat segera mengintegrasikan data besar asuransi nasional atau seperti BPJS di Indonesia, ke dalam sistem imigrasi dan bea cukai.

Beberapa poin berikut masuk dalam integrasi data kesehatan masyarakat yang dilakukan pemerintah Taiwan hadapi pandemi Covid-19.

1. Populasi berisiko

Data yang diintegrasikan ini kemudian digunakan untuk pemetaan populasi berisiko berdasarkan gejala, keluhan, serta riwayat asal perjalanan.

Deklarasi imigrasi dapat disiapkan menggunakan telepon genggam serta berbasis teknologi QR code dan registrasi online, memudahkan pemerintah Taiwan untuk mengelompokkan masyarakat yang baru kembali dari perjalanan.

"Mereka (orang dari kembali dari perjalanan) nanti terbagi ke dalam kelompok risiko tinggi dan risiko rendah," kata Budi dalam acara peluncuran Kartu Identitas Regulasi PSBB (KIRAB) dari platform Bantujiwa.com, Rabu (27/5/2020).

Kelompok masyarakat berisiko tinggi akan segera dilakukan karantina yang difasilitasi pemerintah Taiwan selama 14 hari.

Sedangkan pada kelompok risiko rendah, pemerintah Taiwan secara rutin mengirimkan notifikasi melalui telepon genggamnya masing-masing.

Mereka diingatkan untuk memantau kesehatan serta melaporkan kepada nomor kontak nasional bila terdapat perburukan atau gejala terkait Covid-19.

Semua proses ini dilakukan di bawah pemantauan ketat pemerintah, dengan meyakinkan bahwa mereka semua melakukan karantina mandiri di rumah berdasarkan posisi telepon genggam masing-masing.

2. Edukasi dan pemberdayaan

Pemerintah melalui integrasi ini juga terus aktis melakukan edukasi dan pemberdayaan kepada masyarakatnya agar benar-benar siap untuk mencegah serta menurunkan risiko penularan.

3. Pemeriksaan massal

Metode pemeriksaan massal di Taiwan juga berbasis data yang terintegrasi asuransi nasional.

Selain mengumpulkan data besar pemeriksaan, pemerintah juga menyediakan makanan, membantu pemeriksaan ulang serta memberikan dukungan psikologis kepada semua penduduknya yang terpaksa melakukan karantina mandiri akibat terinfeksi Covid-19.

Indonesia perlu data terintegrasi

Saat ini, kata Budi, Indonesia juga memerlukan pembaruan data penduduk tentang Covid-19 yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pemerintah.

"Data yang terintegrasi merupakan sebah keniscayaan dalam bidang kesehatan sekaligus sumber energi baru. Data bagaikan minyak baru dalam dunia industri serta kata kunci bagi kita untuk mengatasi pandemi ini," tutur dia.

Data besar yang terintegrasi ini, menurut Budi, akan membantu banyak hal dalam berbagai aspek yang diperlukan oleh negara. Tidak hanya kesehatan, tetapi juga ekonomi dan sektor lainnya jika terjadi kondisi bencana atau pandemi seperti ini terjadi kembali.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/01/183000423/taiwan-berhasil-lawan-corona-sigap-dengan-integrasi-data

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke