Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi Baru Tegaskan Musim Panas Tak Berkaitan dengan Penyebaran Corona

KOMPAS.com - Banyak orang berpendapat, musim panas dapat memberikan pengaruh pada penyebaran pandemi Covid-19. Jika hal ini benar, ini adalah harapan besar, mengingat lebih dari 4 juta jiwa terinfeksi virus corona baru hingga saat ini.

Sejumlah ahli pun mencari hubungan antara musim panas dan pencegahan virus corona.

Sayangnya, studi baru yang dilakukan ilmuwan Kanada tidak menemukan adanya keterkaitan antara suhu dengan penyebaran virus.

Hal tersebut berdasarkan studi ulang yang dilakukan oleh tim peneliti di University of Toronto.

Sebelumnya, mereka melakukan penelitian awal yang menunjukkan temuan-temuan yang ada seolah-olah pandemi akan menghilang secara alami saat memasuki musim panas.

"Kami telah melakukan studi awal yang memberikan hasil bahwa garis lintang dan suhu memiliki peran. Akan tetapi ketika kami melakukan penelitian ulang dengan lebih teliti, kami mendapatkan hasil yang berbeda,” kata peneliti kebijakan kesehatan dari University of Toronto Peter Juni, dilansir dari Science Alert, Senin (11/5/2020).

Penelitian yang dipublikasikan di Canadian Medical Association Journal, dilakukan dengan mengumpulkan data dari 144 wilayah geopolitik yang memiliki setidaknya 10 kasus Covid-19.

Namun ahli melakukan pengecualian terhadap negara-negara yang telah terkena wabah virus ini secara menyeluruh, seperti Cina, Italia dan Iran.

Tim peneliti pun membandingkan jumlah total kasus pada 27 Maret hingga seminggu sebelumnya, 20 Maret, pada negara-negara yang menjadi sampel.

Para peneliti juga melihat kembali 14 hari sebelumnya yang merupakan periode paparan.

Selama periode itu, mereka menyelidiki suhu, garis lintang, kelembaban, juga penutupan sekolah, pembatasan kumpulan massa, pemberlakuan jarak sosial atau fisik di wilayah tersebut.

Hasilnya, pertumbuhan covid-19 tidak terkait dengan garis lintang dan suhu.

"Sebaliknya, intervensi kesehatan masyarakat sangat terkait dengan penurunan pertumbuhan epidemi," tulis tim peneliti.

Peneliti menemukan bahwa pembatasan kumpulan massa, penutupan sekolah dan pemberlakuan jarak sosial memiliki keterkaitan yang lebih kuat terkait perlambatan penyebaran epidemi.

Jadi cuaca dan suhu tampaknya tidak memiliki peran dalam pandemi.

“Musim panas tidak akan membuat pandemi ini pergi. Orang-orang perlu tahu ini,” kata Epidemiologis kesehatan Masyarakat dari Dalla Lana School, Dionne Gesink.

Menurut Gesink, semakin banyak intervensi kesehatan masyarakat dilakukan di suatu daerah, semakin besar dampaknya dalam memperlambat pertumbuhan epidemi.

Intervensi kesehatan masyarakat ini sangat penting, karena hal tersebut yang berhasil memperlambat epidemi.

Meski musim panas tak ada kaitannya pada epidemi, bukan berarti musim dingin tidak berperan sama sekali.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Robert Redfield sebelumnya pernah berbicara mengenai peningkatan beban pada sistem perawatan kesehatan pada musim dingin karena biasanya flu terjadi pada cuaca yang sejuk, dan ini bisa saja tergabung dengan Covid-19.

Jadi bagi yang pergi ke belahan bumi bagian selatan yang bermusim dingin, ini adalah saat yang tepat untuk mendapatkan vaksin flu. Juga perlu tetap waspada dan mengikuti dengan ketat kebijakan pembatasan lokal.

Para peneliti mencatat bahwa mereka tidak dapt mengendalikan semua variabel.

Sebagai contoh mereka tidak dapat menjelaskan bagaimana perbedaan dalam praktik pengujian mempengaruhi perhitungan mereka, atau mengukur tingkat kepatuhan terhadap pemberlakuan jarak sosial.

Akan tetapi studi ini masih memberikan pengetahuan yang berharga saat menangani pandemi Covid-19. Mengingat saat ini banyak negara mulai melonggarkan intervensi kesehatannya.

“Studi kami memberikan bukti baru yang penting, menggunakan data global epidemi covid-19, bahwa intervensi kesehatan masyarakat telah mengurangi epidemi,” kata Peter Juni.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/12/120400223/studi-baru-tegaskan-musim-panas-tak-berkaitan-dengan-penyebaran-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke