Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Langka, Tiga Bayi Komodo di AS Lahir Tanpa Melibatkan Perkawinan

Terbaru melalui laman Facebook Kebun Binatang Chattanooga, mereka mengumumkan bahwa ketiga bayi komodo itu merupakan hasil pembuahan tanpa melibatkan komodo jantan. Artinya hanya melibatkan induk komodo, yang dinamai Charlie.

Dalam dunia ilmiah, fenomena ini disebut Partenogenesis, yakni perkembangan embrio tanpa fertilisasi atau pembuahan oleh pejantan.

Partenogenesis terjadi secara alami pada beberapa spesies, termasuk tumbuhan tingkat rendah, invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang belakang), dan vertebrata (hewan bertulang belakang).

Meski partenogenesis dapat terjadi pada beberapa spesies hewan dan tumbuhan, tapi ini adalah fenomena langka di kalangan reptil, terutama komodo.

Dilansir IFL Science, Selasa (3/3/2020), reptil memiliki seleksi jenis kelamin yang lebih beragam dibanding mamalia yang hanya melibatkan kromosom X dan Y.

Beberapa reptil tidak menggunakan kromosom untuk menentukan jenis kelamin. Sebagai gantinya, pembentukan jenis kelamin pada embrio dipengaruhi oleh suhu di mana telur diinkubasi. Hal-hal lain pun lebih rumit.

Komodo betina membawa kromosom W dan Z, sedangkan jantan memiliki dua Zs.

Dalam partenogeneisis, betina menyediakan kromosom W atau Z tunggal yang kemudian digandakan.

"Ketika partenogenesis terjadi, induk hanya bisa membuat telur (berkromosom) WW atau ZZ. Telur dengan kromosom jenis kelamin WW tidak dapat berkembang, sehingga hanya menyisakan telur (kromosom) ZZ agar bisa menghasilkan bayi komodo jantan," kata petugas kebun binatang.

Kebun binatang sebelumnya telah berusaha mengawinkan Charlie dengan komodo jantan yang dinamai Kadal.

Namun, upaya perkawinan itu gagal dan Charlie melakukan pembuahan sendiri.

Perilaku ini akhirnya yang diyakini memungkinkan komodo dapat berkembang biak dengan cara kawin atau seksual maupun dengan partenogenetik.

"Komodo betina kerap menolak kawin, meski mereka kadang-kadang membentuk ikatan monogami jangka panjang dengan komodo jantan yang telah dipilih," tulis kebun binatang Chattanooga dalam keterangannya.

Komodo adalah spesies kadal terbesar asli Indonesia yang bisa tumbuh hingga mencapai panjang 3 meter.

Meski komodo sukses sebagai pemburu, tapi ruang lingkup yang hanya mencakup empat pulau kecil di Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat memengaruhi populasi komodo di masa depan. Hal inilah yang mendorong program penangkaran komodo.

Banyak mitos bermunculan tentang komodo. Salah satunya adalah teori yang menyebut bahwa komodo memiliki bakteri tertentu di mulut yang dapat mengakibatkan septicimia atau sepsis pada mangsanya. Namun, teori ini terbukti salah.

Untuk diketahui, septicimia atau sepsis adalah kondisi medis serius di mana terjadi peradangan di seluruh tubuh yang disebabkan oleh infeksi.

Sebagai gantinya, para ilmuwan belum lama ini mengetahui bahwa komodo berbisa, meskipun belum diketahui seberapa penting hal ini bagi strategi berburu mereka.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/10/081400023/langka-tiga-bayi-komodo-di-as-lahir-tanpa-melibatkan-perkawinan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke