Agrodana Futures Resmikan Perpindahan Kantor Cabang Bandar Lampung

JAKARTA, KOMPAS.com - Agrodana Futures, pialang berjangka yang berdiri sejak tahun 2000 dan memiliki izin resmi dari Bappebti, meresmikan kantor cabang barunya di Jalan Jendral Sudirman no 18 AB, Bandar Lampung.

Kantor ini dirancang detinggi tiga lantai dengan luas bangunan mencapai 400 meter persegi, yang dapat diakses dari berbagai arah karena letaknya di area premium alias pusat kota.

Memasuki gedung baru ini, pengunjung akan disuguhi kehadiran dua buah boneka maskot Agrodana ukuran besar yaitu Gogo the Bull dan Flexo the Shark.

Maskot ini menunjukkan semangat tim Perusahaan. Gogo the Bull mewakili semangat bermusyawarah, rajin bekerja dan kuat serta sering diidentikkan dengan profit di pasar keuangan. Sedangkan Flexo the Shark menunjukkan fokus dan efisiensi dalam bekerja sehingga hasil bisa maksimal.

Baca juga: Raih WTP 5 Kali, Kementerian PUPR Jadi Contoh Pengelola Keuangan yang Baik

Dengan kantor baru ini, Perusahaan berharap dapat melayani masyarakat Bandar Lampung dan sekitarnya lebih baik lagi terutama untuk berinvestasi di pasar keuangan.

"Produk yang kami tawarkan meliputi perdagangan saham luar negeri, valuta asing serta komoditas,” ujar Direktur Utama Agrodana Laurentius Gunawan, dalam keterangan resmi kepada Kompas.com, Sabtu (19/8/2023).

Layanan Agrodana saat ini memungkinkan investor untuk bertransaksi komoditas emas, minyak mentah, maupun valuta asing dengan kontrak mikro.

Selain itu, produk lain yang menarik minat investor adalah CFD Single Stock yang memungkinkan investor meraup keuntungan dari pergerakan harga saham perusahaan Amerika Serikat.

Laurentius menjelaskan, CFD Single Stock memungkinkan klien mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham Apple, Amazon, Google, Netflix, McDonald, Coca Cola, tanpa harus membuka rekening di luar negeri.

Bertransaksi CFD Single Stock melalui Agrodana menjadi pilihan karena Agrodana memiliki jumlah perusahaan terbanyak di Indonesia, dan klien bisa mendapatkan dividen 100 persen sama seperti di Amerika Serikat.

Baca juga: Literasi Keuangan Syariah Rendah, Maruf Amin Beri Solusi Ini