Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Museum Kereta Api yang Dikelola KAI, Mana Saja?

Kompas.com - 14/07/2023, 16:30 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

Museum ini menampilkan sejarah dan warisan perkeretaapian yang berhubungan dengan pertambangan batu bara di daerah tersebut.

Alasan utama pembangunan awal kereta api di Sumatera Barat adalah sebagai sarana pengangkutan batu bara di Ombilin, Sawahlunto.

Sebelumnya, tahun 1867 dilakukan penelitian oleh seorang ahli geologi W.H. de Greeve dan setahun kemudian ditemukan kandungan batu bara di Ombilin.

Sejarah museum ini berawal dari pembangunan jalur kereta api oleh perusahaan kereta api negara Sumatra Staatsspoorwegen (SSS).

Pembangunan tersebut dimulai dari Teluk Bayur-Padang Panjang-Bukit Tinggi dan Padang Panjang-Sawahlunto. Sampai tahun 1892 jalur kereta sudah mencapai Muara Kalaban.

Demi menjangkau lokasi pertambangan batu bara Sawahlunto, pembangunan jalur kereta api dilanjutkan dari Halte Muara kalaban berbelok ke arah utara dengan melalui sebuah terowongan dan jembatan yang melintasi Sungai Lunto sepanjang 30 meter.

Kemudian pada tanggal 1 Januari 1894 jalur tersebut dibuka bersamaan peresmian Stasiun Sawahlunto.

Hasil pertambangan batu bara di Sawahlunto menunjukan hasil yang memuaskan setelah jalur Pelabuhan Teluk Bayur-Sawahlunto selesai.

Namun, akhir tahun 2000 produksi batubara di Sawahlunto semakin berkurang. Secara otomatis aktifitas dan keberadaan kereta api di Sumatera Barat juga terimbas nyata.

Sebagai upaya melestarikan Stasiun Sawahlunto, KAI dan pemerintahan Kota Sawahlunto bekerja sama memanfaatkan Stasiun Sawahlunto sebagai museum.

Museum Sawahlunto diresmikan pada 17 Desember 2005 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Salah satu koleksi Museum Sawahlunto yang terkenal adalah Lokomotif Uap bergigi E1060 atau lebih dikenal dengan sebutan "Mak Itam".

Selain itu, Museum Sawahlunto dapat disewa untuk kegiatan pameran, ruang pertemuan, pemotretan, shooting, pesta pernikahan, festival, bazar, pentas seni, workshop, dan sebagainya.

Baca juga: Revitalisasi Museum Transportasi di TMII Akhirnya Selesai

 

Jika berkunjung ke museum ini, Anda dapat memahami lebih dalam tentang sejarah perkeretaapian di Sawahlunto serta warisan budaya dan teknologi yang terkait dengan industri pertambangan batu bara.

3. Museum Kereta Api Bondowoso

Museum Kereta Api Bondowoso adalah museum kereta api pertama di Jawa Timur. Awalnya, museum ini merupakan stasiun, yaitu Stasiun Bondowoso.

Stasiun ini dibangun pada tahun 1893 dan diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1897 oleh Staatssporwegen (SS) bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api Jember-Kalisat-Bondowoso-Panarukan.

Jalur tersebut merupakan kelanjutan dari pembangunan perkeretaapian yang ada yaitu jalur Bangil-Pasuruan-Probolinggo yang beroperasi pada tahun 1884.

Jalur kereta api Panarukan-Bondowoso-Kalisat-Jember pada awalnya digunakan untuk mengangkut komoditas penting seperti tembakau, kopi, beras dan produk perkebunan lainnya seperti teh dari Jember, Banyuwangi, Bondowoso dan Situbondo ke pelabuhan di Panarukan.

Semasa perang kemerdekaan, Stasiun Bondowoso menjadi saksi bisu Peristiwa Gerbong Maut. Sebuah kisah pemindahan 100 tawanan pejuang Indonesia dari Bondowoso ke Surabaya menggunakan kereta api.

Sayangnya, 46 pejuang gugur dalam pemindahan tersebut. Peristiwa ini menyebar luas di belahan dunia, membuat kedudukan Belanda di mata dunia tercemar.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com