Program Mudik Gratis, Solusi Urai Kemacetan Jelang Lebaran

JAKARTA,KOMPAS.com - Menjelang Hari Raya Lebaran, banyak orang yang sudah mulai membuat rencana untuk mudik ke kampung halaman.

Minimnya layanan transportasi umum yang memadai menyebabkan masyarakat lebih memilih mudik menggunakan kendaraan pribadi dan motor.

Sayangnya, pilihan mudik dengan transportasi pribadi kerap membuat jalan raya sangat padat sehingga menyebabkan kemacetan yang cukup panjang.

Mudik lebaran tahun 2023 dibayangi kondisi cuaca yang kurang menguntungkan. BMKG sudah menginformasikan sekitar 15 -19 Agustus 2023 akan ada ancaman siklon tropis 98S.

Baca juga: Basuki: Ada Tiga Faktor Kunci Kelancaran Mudik Lebaran 2023

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan cuaca ekstrem berpotensi terjadi di beberapa wilayah sepanjang arus mudik dan balik Lebaran 2023.

Di samping itu, survey yang dilakukan Badan kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, diperkirakan potensi pergerakan nasional pada Lebaran 2023 sebesar 45,8 persen dari jumlah penduduk atau sebanyak 123,8 juta orang.

Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno mengatakan salah satu solusi untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas saat puncak arus mudik adalah dengan mengikuti program mudik gratis.

“Adanya mudik gratis mendorong pengurangan mudik dengan sepeda motor dan diharapkan juga mengurangi tingkat kecelakaan,” ujarnya dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Tahun 2023, Kementerian Perhubungan menyiapkan mengangkut pemudik dengan gratis untuk 75.792 penumpang dan 13.840 sepeda motor menggunakan bus, kereta api dan kapal laut.

Kementerian BUMN yang dikoordinir PT Jasa Raharja menyiapkan kuota mudik gratis untuk 65.603 penumpang.

Baca juga: Tol Cisumdawu Dibuka Fungsional buat Mudik, Ini Rutenya

Rinciannya, 46.523 penumpang diangkut dengan 1.009 bus, 15.658 penumpang diangkut dengan 30 rangkaian kereta api, dan 2.562 penumpang diangkut dengan tujuh kapal laut.

“Program mudik gratis diharapkan dapat mengalihkan pemudik pengguna kendaraan roda dua ke moda angkutan yang lebih aman dan nyaman,” tambah Djoko.