Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petrokimia Gresik Luncurkan Eco-Dropbox, Program Pengelolaan Sampah

Kompas.com - 28/02/2023, 20:30 WIB
Hamzah Arfah,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Bekerja sama dengan PT Rekosistem, Petrokimia Gresik perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, meluncurkan program eco-dropbox sebagai terobosan untuk pengelolaan sampah di lingkungan perusahaan.

Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, program eco-dropbox merupakan salah satu cara yang dilakukan sekaligus dalam rangka memperingati 'Hari Peduli Sampah Nasional.'

Perangkat eco-dropbox yang bernama waste station, ini untuk sementara dipasang di lingkungan perusahaan sebagai purwarupa.

Namun demikian, ke depan bakal dikembangkan untuk masyarakat dengan cara melibatkan Pemda/Pemkab setempat.

Baca juga: Tukar Sampah Jadi E-money di Taman Dukuh Atas, Begini Caranya

“Kami menyediakan lima waste station, yang diletakkan di area perusahaan. Bagi karyawan yang mau memilah sampah, kemudian memasukkannya ke dalam waste station yang terletak di area perusahaan sesuai ketentuan, akan mendapatkan dana e-wallet," ujar Dwi Satriyo, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (28/2/2023).

"Ini akan menjadi solusi untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah lebih baik dan efisien,” ucap Dwi Satriyo.

Secara teknis, karyawan Petrokimia Gresik pertama kali harus memilah antara sampah anorganik dan minyak jelantah.

Sampah anorganik tersebut di antaranya, plastik, kertas, kaca dan juga sampah berupa perangkat elektronik (e-waste) seperti handphone rusak dan sampah berbahan logam (metal).

"Selesai dipilah, pastikan sampah tersebut bersih dan kemudian dikemas dalam wadah tertutup, sehingga tidak tercecer," kata Dwi Satriyo.

Karyawan Petrokimia Gresik harus membuka aplikasi Rekosistem yang dapat diunduh dari Playstore atau App Store.

Selanjutnya, memilih drop-in dan ikuti proses serta melengkapi data. Sementara untuk tahapan berikutnya, karyawan harus menuliskan waste-ID di setiap kemasan dan memfotonya.

Langkah terakhir, karyawan Petrokimia Gresik harus menyetorkan sampah mereka di waste station terdekat. Sampah bernilai 800 per kilogram, dengan reward akan otomatis masuk ke dalam saldo e-wallet masing-masing.

Dwi Satriyo juga menjelaskan, upaya yang dilakukan tersebut menjadi langkah Petrokimia Gresik dalam meminimalisasi dampak sampah.

Sebab sampah tidak hanya meninggalkan masa padat, namun juga akan menghasilkan gas emisi rumah kaca jika tidak dikelola dengan baik.

Mengacu Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) timbulan sampah di Indonesia telah mencapai 18.893.843,32 ton/tahun, dengan sampah yang terkelola masih 77,39 persen.

Artinya, capaian tersebut masih jauh dari target Kebijakan Strategi Nasional (Jakstranas), yang menargetkan sampah dapat terkelola 100 persen pada 2025.

Petrokimia Gresik sebagai industri manufaktur dan salah satu roda penggerak perekonomian bangsa, tentu tidak dapat lepas dari sisa kegiatan usaha.

"Petrokimia Gresik selalu comply dalam melaksanakan kewajiban pengelolaan sisa kegiatan usaha, guna mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Program eco-dropbox menjadi salah satu wujudnya,” tutur Dwi Satriyo.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com