Karena pembangunan berkonsep jalan tol dinilai akan mematikan perekonomian warga yang dilewati jalur tersebut.
Dia lebih mendukung pembangunan Jalan Lingkar Solo (bukan tol) atau Solo Ring Road.
"Sawah dilewati jalan lingkar lebih produktif. Tapi kalau pintu tol ketutup temboknya, jalan tol itu mati," terang Yuli pada Kamis (29/12/2022), dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Tahun 2023, Pemerintah Bidik Investasi Jalan Tol Senilai Rp 40 Triliun
Lalu, Bupati Klaten Sri Mulyani mengatakan juga tidak menyetujui proyek Tol Lingkar Solo karena akan menggerus lahan pertanian di wilayahnya.
"Saya tidak setuju. Karena pertimbangan bahwa tol PSN yang saat ini direncanakan dibangun ini kan sudah menggunakan sawah lestari atau pertanian 300 hektar," jelasnya pada Selasa (03/01/2022), dikutip dari Kompas.com.
Sehingga proyek itu nantinya akan mengurangi luasan sawah pertanian lagi. Mengingat sebelumnya sejumlah wilayah di Klaten juga terdampak pembangunan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulon Progo.
"Sehingga, kasihanlah anak cucu kita. Anak cucu kita nanti mau makan apa kalau sawah pertaniannya dipakai untuk tol terus," tuturnya.
Hal serupa disampaikan Bupati Sukoharjo Etik Suryani. Dia mengaku keberatan dengan rencana pembangunan Jalan Tol Lingkar Timur-Selatan Solo.
Sebab dinilai banyak Lahan Sawah Dilindungi (LSD) di wilayah Sukoharjo yang bakal terkena dampak dari rencana pembangunan tersebut.
"Terus terang saya Bupati Sukoharjo bukan menolak, tapi saya keberatan dengan adanya tol ini karena akan mengganggu. LSD kita banyak sekali," kata Etik pada Rabu (4/1/2023), dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Tol Solo-Yogya-YIA Kulon Progo Raih Kredit Sindikasi Rp 9,89 Triliun
Apalagi, menurutnya, Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten penyanggan pangan di Provinsi Jawa Tengah.
"Kemudian kalau dibangun tol, kami keberatannya nanti untuk pengembangan kota juga terhambat," terangnya.
Oleh karena itu, Etik lebih mengharapkan pembangunan Jalan Lingkar Solo (bukan tol) daripada Tol Lingkar Solo.
"Kalau bisa ya ring road atau arteri ya. Jadi masyarakat bisa berinvestasi, kota berkembang, dan ekonomi juga bisa jalan. Kalau tol kan ndak bisa. Itu harapan kami," pungkasnya.
Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani; Kontributor Kota Solo, Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Dita Angga Rusiana
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.