Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Syarifah Syaukat
Mahasiswa CEP Doktoral Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia

Mahasiswa CEP Doktoral Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, ini juga seorang peneliti senior sejak 2009 hingga saat ini pada Pusat Penelitian Geografi Terapan FMIPA UI.

Sejak 2020, Syarifah menempati posisi sebagai Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia.

Telatah Sektor Data Center dan Kebutuhannya untuk Tumbuh Berkelanjutan

Kompas.com - 05/01/2023, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebelum pandemi pengguna internet hanya mencapai 175 juta orang, atau bertambah 35 juta orang dalam dua tahun. Angka ini diprediksi akan terus bertambah seiring dengan akselerasi transformasi digital.

Selain itu, prospek juga datang dari prediksi pertumbuhan digitalisasi ekonomi yang akan mencapai 8 kali lipat pada tahun 2025. Potensi ini diharapkan mampu mendorong peningkatan konsumsi data center per kapita di Indonesia.

Memang, semenjak pandemi, digitalisasi menjadi bentuk disrupsi teknologi yang tidak bisa dihindari. Sebut saja kegiatan belajar, bekerja, belanja bahkan sosialisasi seperti arisan dilakukan melalui platform digital atau secara virtual.

Lalu bagaimana operasional data center?

Dalam operasionalnya, data center menggunakan sekitar 2 persen listrik secara global, dengan 40 persen konsumsi energi digunakan untuk melakukan pendinginan pada server.

Data center juga menyumbang 0,3 persen emisi karbon saat ini. Diprediksi, pada tahun 2040, sektor ini akan menyumbang 14 persen emisi global karena ledakan ekonomi digital.

Untuk itu, dibutuhkan skenario optimistis agar sektor ini bisa terus tumbuh dan lingkungan hidup tetap terjaga sumber dayanya. Skenario tersebut perlu diterapkan berbasis green economic development (pembangunan ekonomi berkelanjutan).

Menurut Storage Networking Industry Association, konsumsi energi listrik adalah pengeluaran terbesar dari data center. Untuk itu, strategi penghematan listrik atau efisiensi menjadi sangat penting diterapkan dalam operasional data center.

Mengingat tingginya kebutuhan pasokan daya listrik untuk operasional data center, dan pertimbangan sumber energi tidak terbarukan yang terus menipis, maka green data center menjadi jawaban di tengah potensi pertumbuhan data center.

Konsep ini telah banyak diterapkan di berbagai kota di dunia, bahkan di Asia seperti Singapura, Seoul dan Hongkong.

Singapura dalam peta jalan data center diasumsikan telah mampu mengurangi 20 persen penggunaan energi, dengan emisi karbon 90 persen lebih rendah dari konsep yang berlaku saat ini (business as usual).

Pada praktiknya, data center berkelanjutan mengurangi biaya operasional dengan penghematan energi listrik, mengurangi emisi karbon dan berbagai residu limbah lainnya.

Setidaknya ada beberapa hal yang menjadi komponen utama dalam operasionalisasi green data center, yaitu:
1. Pembagian Lorong dingin dan panas
2. Free air cooling (memanfaatkan area iklim dingin)
3. Low-power servers
4. Portable data center
5. Pendinginan evaporatif
6. Heat recovery and reuse
7. Ultrasonic humidification

Green atau konsep hijau berkelanjutan adalah alternatif bijak di tengah pembangunan saat ini. Sejatinya, data center berkelanjutan tidak hanya diterapkan untuk memperpanjang usia lingkungan hidup, tapi bermanfaat praktis dalam hal efisiensi operasional melalui penghematan penggunaan listrik.

Namun, harus diakui realisasi data center berkelanjutan membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Monitoring, inovasi teknologi dan dukungan regulasi menjadi paket yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan data center berkelanjutan sehingga tercapai akselerasi transformasi digital, dan momentum geliatnya sektor ini tertangkap dengan baik.

Pemerintah dalam Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia tentang Pedoman Teknis Pusat Data juga menyebutkan bahwa, operasional pusat data perlu memperhatikan manajemen keberlangsungan dan efisiensi kegiatan.

Dan pada akhirnya, kolaborasi semua pihak menjadi ujung tombak pertumbuhan sektor data center yang berkualitas dan berkelanjutan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com