Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendungan Tapin di Kalsel Punya 3 Potensi Wisata, Apa Saja?

Kompas.com - 18/10/2022, 09:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah merampungkan dan meresmikan pembangunan Bendungan Tapin di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Adapun bendungan yang bisa ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam dari Kota Banjarmasin ini menawarkan 3 potensi wisata, yaitu alam, buatan dan budaya.

Hal tersebut disampaikan oleh Tokoh Adat Suku Dayak Meratus, Karliansyah, dalam Press Tour Infrastruktur Kalsel pada Kamis (6/10/2022).

"Pertama adalah wisata alam karena berdampingan dengan Loksado, sudah dikenal secara nasional maupun mancanegara," jelasnya menjawab Kompas.com.

Loksado merupakan kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang terkenal dengan wisata alamnya. Bahkan ada Festival Loksado yang disebut terus dinanti-nanti oleh wisatawan.

Baca juga: Pembangunan Bendungan Tapin Libatkan Pemangku Adat Dayak Meratus

Kedua adalah wisata buatan yang berada di area Bendungan Tapin sendiri. Karliansyah mengatakan, ke depannya Bendungan Tapin bisa menjadi lokasi wisata keluarga, meskipun saat ini masih belum dibuka untuk umum.

Ketiga adalah wisata budaya di mana warga Suku Dayak Meratus masih melaksanakan tradisi Aruh Ganal yang menjadi daya tarik wisatawan.

Aruh Ganal adalah serangkaian upacara adat yang dilaksanakan sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen.

"Kami biasa agendakan sekitar Juli-Agustus setiap tahun. Bisa jadi pengembangan wisata budaya di sekitar Bendungan Tapin ke depannya," papar Karliansyah.

Di sisi lain, seluas 500 hektar area sekitar Bendungan Tapin bakal dihijaukan. Informasi ini disampaikan oleh Satuan Kerja (Satker) Bendungan Badan Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Selo Bhuwono Kahar.

Baca juga: Menteri Basuki Minta 3 Hal Dari Kontraktor Bendungan di NTB, Apa Saja?

"Ada rencana berkala, minimal kita bida tanam 500 hektar," kata Selo saat diwawancarai Kompas.com.

Sementara sejak tahun 2021 atau setelah peresmian, telah dilakukan penghijauan tahap pertama yang berada di tikungan jalan Bendungan Tapin.

Pada tahun 2022 penghijauan bergerak ke arah gapura dan area dekat genangan bendungan.

"Pengijauan pertama itu seribu hektar, 2022 ada dua ribu hektar. Tahun depan (2023) seribu hektar," tambah Selo.

Adapun tanaman yang digunakan adalah tanaman lokal. Juga menggunakan bibit cabai, pohon durian, mangga, belimbing yang bisa tumbuh di sini.

Lanjut Selo, dulu kawasan Bendungan Tapin adalah kawasan hutan dengan masyarakat populasi terbilang kecil.

"Kita juga enggak dalam kurun waktu satu dua tahun mengembalikan kondisi lingkungan, khususnya tanaman yang bisa hidup di sini. Rencananya sampai bendungan selesai beroperasi kita terus lakukan penghijauan," tutup Selo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com