Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Apartemen Tak Lagi Menguntungkan

Kompas.com - 31/08/2022, 19:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis


JAKARTA,KOMPAS.com - Apartemen merupakan salah satu jenis properti yang tak hanya dapat dimanfaatkan sebagai tempat tinggal namun bisa menjadi instrumen investasi.

Sayangnya, kondisi sektor apartemen di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir semakin memprihatinkan terutama setelah terjadinya Pandemi Covid-19.

Bahkan, meski penanganan pandemi relatif berhasil, namun belum ada tanda-tanda menggembirakan dari sektor ini.

Dalam Jakarta Property Highlight semester I tahun 2022, Knight Frank Indonesia melaporkan total pasokan apartemen yang tersedia di Jakarta hingga Juni 2022 adalah sebanyak 9.348 unit.

Sementara, tingkat huniannya baru sekitar 58,8 persen. Itu artinya sekitar 5.496 unit apartemen yang sudah berpenghuni. Sedangkan 3,851 unit sisanya masih menanti penyewa.

Baca juga: 805 Unit Apartemen di Surabaya Menanti Penyewa Baru

Pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir dituding menjadi penyebab yang membuat performa sektor apartemen kian merosot.

Beberapa pengguna media sosial menilai, investasi di sektor apartemen ini sudah tidak lagi menjanjikan.

Bahkan ada yang mengaku unit apartemen yang ia tawarkan beberapa tahun lalu tak kunjung mendapatkan penyewa.

Lantas, apakah benar sektor apartemen di Indonesia sudah dalam kondisi kritis?

Berlangsung Sebelum Tahun 2019

Dalam wawancara bersama Kompas.com,  Head Research Department Colliers Indonesia Ferry Salanto menyampaikan kondisi pasar apartemen di Indonesia ternyata sudah menunjukan tanda-tanda penurunan performa sebelum pandemi Covid-19 terjadi pada tahun 2019.

Alasannya adalah karena kebanyakan pembeli apartemen adalah para investor bukan pemakai atau end user.

“Sebelum tahun 2019, penjualan apartemen sudah menurun. Hal ini karena pembeli apartemen adalah para investor bukan end user,” ungkap Ferry padaRabu (31/8/2022).

Dikatakan, serangan pandemi Covid-19 kemudian memperburuk situasi pasar apartemen karena jumlah penyewa pun semakin berkurang.

Selain itu, kondisi ekonomi dari perusahaan-perusahaan multinasional juga turut mempengaruhi kondisi sektor apartemen di Indonesia.

Hal tersebut karena mayoritas penyewa apartemen adalah karyawan perusahaan multinasional termasuk para ekspatriat.

Banyak perusahan yang mengalami masalah ekonomi selama pandemi. Karena itu, mereka berusaha mengurangi beberapa beban termasuk jumlah karyawan asing yang mereka kirim untuk bekerja di Indonesia.

"Tentu saja, hal tersebut membuat sejumlah unit apartemen yang biasanya ditempati langsung kosong,” jelas Ferry.

Selain itu, masyarakat juga sekarang lebih berhati-hati bila ingin membeli apartemen karena kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya stabil.

Baca juga: Semester I-2022, Jakarta Punya Tambahan 429 Unit Apartemen Sewa

“Pasti masyarakat akan memilih hal-hal yang lebih prioritas dulu. Bila ada hal-hal yang tidak terlalu penting dan bisa ditunda, maka hal tersebut akan dilakukan termasuk menyewa atau membeli apartemen,” paparnya.

Namun Ferry menambahkan kenaikan harga apartemen yang melambat saat ini bisa menjadi momentum untuk berinvestasi.

Hanya , para investor harus bersabar menunggu beberapa tahun lagi bila ingin mendapatkan imbal hasil yang setimpal.

Banyak Faktor yang Berpengaruh

Sementara itu, Wakil Ketua DPP REI Bambang Ekajaya mengatakan tidak lakunya apartemen di pasaran bisa dipicu oleh banyak faktor.

Mulai dari lokasi, fasilitas penunjang yang tersedia, developer dan legalitas, serta pengelolaan apartemen.

Menurutnya, apartemen selain untuk hunian juga merupakan sarana investasi yang menggiurkan karena harga sewanya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan penyewaan rumah tapak atau landed house.

“Hanya memang seperti setiap investasi, kita harus jeli dan menimbang semua faktor-faktor kelebihan apartemen yang hendak dibeli,” jelas Bambang kepada Kompas.com, Rabu (31/8/2022).

Misalnya faktor lokasi yang dinilai merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan saat memutuskan melakukan pembelian apartemen.

“Alasan orang memilih tinggal di apartemen kepraktisan. Jadi lokasinya harus dekat dengan tempat kerja, sarana transportasi serta fasilitas komersial dan pendidikan,” tegasnya.

Ia menyarankan para investor yang ingin menarik pembeli harus memberikan harga diskon jika ingin unit apartemennya bisa laku disewa terutama pada saat seperti sekarang.

“Adanya kebijakan work from home (WFH) membuat banyak penyewa yang tidak lagi membutuhkan apartemen sewa. Jika banyak unit yg kosong, tentu harga harus disesuaikan,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com