Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Terdapat 47.915 Desa yang Belum Tersentuh Akses Air Minum

Kompas.com - 29/08/2022, 16:18 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Diana Kusumastuti mengungkapkan, terdapat sekitar 47.915 desa yang belum memiliki akses air minum.

Sementara yang sudah mendapatkan akses air minum baru sebanyak 35.928 desa dari total sekitar 83.843 desa di seluruh Indonesia.

Adapun berdasarkan data Susenas pada periode RPJMN 2015-2019, jumlah penduduk Indonesia yang telah memperoleh akses air minum layak adalah sekitar 89,27 persen.

Sementara itu pada akhir tahun 2021, sekitar 90,8 persen rumah tangga telah memiliki akses air minum ke layanan dasar.

Menurut Diana, pencapaian ini merupakan hasil dari program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2008.

"Program Pamsimas yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008 hingga sekarang telah berhasil menambah 24,5 juta akses air minum pada 35.928 desa, 408 Kabupaten, dan 33 provinsi di seluruh Indonesia dan terus bertambah seiring dengan pelaksanaan kegiatan Pamsimas yang masih berlanjut," tutur Diana, Senin (29/8/2022).

Baca juga: Pamsimas Berikan Akses Air Minum kepada 23,57 Juta Jiwa

Menurut Diana, pelaksanaan program Pamsimas ini tentunya memerlukan dukungan, komitmen, kerjasama dan kolaborasi yang baik dari para segenap pemangku kepentingan terkait sesuai peran dan kewenangannya.

Baik pengelola program di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, desa, masyarakat, termasuk dukungan dari Bank Dunia, Pemerintah Australia, dan dunia usaha lainnya.

"Masyarakat harus ada rasa memiliki, sehingga penyediaan air minum yang dibangun mesti berkelanjutan. Jangan sampai setelah dibangun terus macet, tidak bisa digunakan dan mangkrak," imbuh Diana.

Selain itu, upaya penyediaan akses air minum dan sanitasi layak dan aman bagi masyarakat masih menghadapi berbagai tantangan krusial.

Tantangan tersebut mencakup urbanisasi, perubahan iklim, belum optimalnya komitmen para pemangku kepentingan, dan keterbatasan fiskal daerah, serta Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun.

Berdasarkan penelitian Indonesia Water Institute pada tahun 2021, pandemi Covid-19 berdampak signifikan pada peningkatan konsumsi air bersih untuk penerapan protokol kesehatan dalam aktivitas masyarakat sehari-hari.

Kebutuhan cuci tangan pun meningkat lima kali lipat dan kebutuhan mandi naik tiga kali lipat dari kondisi normal.

Baca juga: Profil SPAM Regional Mebidang di Sumut, Calon Penyuplai Air Minum 440.000 Jiwa

Tentu saja, ini merupakan tantangan baru bagi peradaban dalam era kenormalan baru. Untuk itu, kawasan permukiman ke depan harus dipastikan memiliki ketersediaan infrastruktur penyediaan air dan sanitasi yang memadai.

Target 100 Persen Air Minum Layak

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, dalam perspektif global, terkait dengan penyediaan akses air minum dan sanitasi yang layak dan aman, Indonesia berkomitmen untuk mendorong terwujudnya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) ke-6 yaitu menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.

Untuk itu, dalam Rencana Strategis Kementerian PUPR 2020-2024, terdapat tujuan pembangunan infrastruktur permukiman adalah meningkatnya pemenuhan infrastruktur permukiman yang layak dan aman dengan target 100 persen akses air minum layak dan 90 persen akses terhadap sanitasi.

Pamsimas adalah salah satu pembangunan infrastruktur berbasis masyarakat dalam rangka penyediaan lapangan kerja dan untuk mempertahankan daya beli masyarakat.

"Saya merasa senang karena program Pamsimas ini telah memberikan manfaat bagi masyarakat berupa kemudahan dalam mengakses air dan kualitas air yang lebih baik," kata Basuki.

Hal ini diperkuat dengan hasil Beneficiary Survey Program Pamsimas terkait tingkat kepuasan masyarakat dengan kategori baik terhadap program ini. Namun demikian, masih perlu ditingkatkan pengelolaan pelayanan air minum oleh masyarakat.

Pemerintah Indonesia menargetkan penyediaan layanan air minum dan sanitasi yang layak bagi seluruh rakyat pada akhir tahun 2024, dan juga berkomitmen mewujudkan Sustainable Development Goals yaitu menjamin ketersediaan serta pengelolaan air minum yang aman dan terjangkau untuk semua pada tahun 2030.

Pamsimas sendiri merupakan program bersama antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan BAPPENAS, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Desa yang bersifat stimulan.

Pelaksanaan Pamsimas dibiayai beberapa sumber pendanaan. Jumlah investasi yang masuk ke desa untuk pembangunan air minum sebesar Rp 14,4 triliun.

Terdiri dari porsi APBN 57,8 persen dan 42,2 persen lainnya dari pembiayaan APBD, APBDes, konstribusi masyarakat, dan swasta atau corporate social responsibility (CSR).

Adapun porsi APBN terdiri dari Rp 4,04 triliun (48,6 persen) merupakan Loan dan Grant dan Rp 4,28 triliun (51,4 persen) merupakan Rupiah Murni.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com