KOMPAS.com - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) telah menutup program sains yang menciptakan toilet yang dirancang untuk mengubah kotoran manusia menjadi listrik, panas, dan mata uang digital bertajuk Science Walden.
Sebelumnya, inovasi tersebut diperkenalkan oleh Profesor Teknik Perkotaan dan Lingkungan dari Institut Sains dan Teknologi Nasional Ulsan (UNIST) di Cho Jae-weon setahun lalu.
Melansir Reuters, Cho telah merancang toilet ramah lingkungan terhubung ke laboratorium yang diberi nama BeeVi.
Cara kerjanya adalah dengan menggunakan pompa vakum untuk mengirim kotoran manusia ke tangki bawah tanah. Sehingga, dapat mengurangi penggunaan air.
Nantinya, mikroorganisme di tangki bawah tanah dapat memecah limbah menjadi gas metana.
Sehingga, menjadi sumber energi untuk bangunan, menyalakan kompor gas, ketel air panas, serta sel bahan bakar oksida padat.
Selain itu, dirinya juga telah merancang uang digital bernama Ggool yang dihasilkan dari kotoran manusia di toilet tersebut.
Baca juga: Mengapa Tisu Toilet Umumnya Berwarna Putih?
"Jika kita berpikir di luar kebiasaan, kotoran memiliki nilai yang berharga untuk dijadikan energi dan pupuk. Saya telah memasukkan nilai ini ke dalam sirkulasi ekologis," ujar Cho.
Akan tetapi, BeeVi harus dihentikan lantaran dibutuhkan pendanaan lima tahun bagi proyek hasil pemikiran Cho tersebut.
Padahal, dia mempercayai bahwa proyek ini nantinya akan sukses. Namun, beberapa toilet semacam itu saat ini masih tersedia di tempat dia bekerja yakni UNIST.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.