Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diprediksi Jadi Pusat Pertumbuhan Dunia, Indonesia Tidak Anti Merek Asing

Kompas.com - 15/08/2022, 12:33 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan, Indonesia bukanlah negara yang antimerek asing ataupun bekerja sama dengan banyak negara di dunia.

"Kita tidak antimerek asing, kita tidak anti berkolaborasi dengan banyak negara," tegas Erick  saat memberikan sambutan pada acara Indonesia Retail Summit 2022, Hari Belanja Diskon Indonesia dan Hari Retail Modern Indonesia 2022, Senin (15/8/2022).

Contoh dari negara-negara yang berkolaborasi dengan Indonesia adalah Jepang, Spanyol, Ukraina, dan negara tetangga seperti Malaysia.

Menurut dia, Indonesia digadang-gadang akan menjadi pusat pertumbuhan dunia pada tahun 2045.

Bukan tanpa sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan naik hingga 5 persen pada tahun tersebut. Dengan begitu, mampu menjadi pusat pertumbuhan dunia.

Hingga saat ini, ekonomi Indonesia telah tumbuh sebesar 5,44 persen secara year-on-year (yoy) atau tahunan.

Baca juga: Ekonomi Tumbuh 5,44 Persen, Erick Thohir: Tak Banyak Negara Punya Kesempatan seperti Indonesia

Menurut dia, tidak banyak negara yang memiliki kesempatan yang sama dengan Indonesia atas tumbuhnya besaran persentase ekonomi tersebut.

"Tidak banyak negara punya kesempatan kayak Indonesia," sambung dia.

Terlepas dari dinamika pertumbuhan ekonomi yang sangat bagus, Indonesia menghadapi isu pembukaan lapangan pekerjaan.

Sebab, imbuh dia, demografi Indonesia mencapai sebesar 55,4 persen di bawah kurun waktu 35 tahun.

"Tidak mungkin industri ritel akan tumbuh kalau tidak punya pekerjaan rakyatnya, siapa yang mau beli?" ucapnya.

Artinya, harus ada perbaikan ekosistem yang harus dikeluarkan oleh Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo).

"Kita harus mendorong yang besar, tapi fondasi Indonesia berdasarkan ekonomi kerakyatan harus menjadi fondasi pilihan," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com