Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengupas Makna Unik di Balik Situs Bersejarah Candi Borobudur

Kompas.com - 16/05/2022, 13:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber Unesco

JAKARTA, KOMPAS.com - Perayaan Tri Suci Waisak Nasional umat Buddha Indonesia 2566 B.E. tahun 2022 kembali dilaksanakan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Puncak acara akan ditandai dengan acara pelepasan lampion di Pelataran Candi Borobudur, Senin (16/05/2022).

Rangkaian acara yang telah berlangsung sejak Sabtu (14/5/2022) ini meliputi pembagian sembako dan pengambilan api alam dari Mrapen, Kabupaten Grobogan.

Kemudian acara dilanjutkan dengan pengambilan air berkah dari umbul jumprit di Kabupaten Temanggung dan ditutup dengan Dharmasanti Waisak.

Adapun Candi Borobudur sebelumnya juga pernah menjadi lokasi perayaan Waisak. Namun akibat pandemi Covid-19, kegiatan ini sempat ditiadakan selam dua tahun.

Baca juga: Usai Dipersolek, Kawasan Candi Borobudur Siap Sambut Wisatawan

Candi Borobudur adalah situs peninggalan Dinasti Syailendra yang telah dibangun pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi, melansir Unesco.

Pembangunan Candi Borobudur juga didasari oleh konsepsi alam semesta dalam kosmologi Buddha yang dilakukan secara vertikal, mulai dari dasar bangunan, tubuh bangunan dan suprastruktur.

Diyakini bahwa alam semesta terbagi menjadi tiga bidang yang saling tumpang tindih, antara lain kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu.

Masing-masing mewakili bidang keinginan di mana kita terikat pada keinginan kita, bidang bentuk di mana kita meninggalkan keinginan kita tetapi masih terikat pada nama dan bentuk, dan alam tanpa bentuk di mana tidak ada lagi nama atau bentuk.

Di Candi Borobudur, kamadhatu diwakili oleh alas, rupadhatu dengan lima teras persegi, dan arupadhatu oleh tiga platform melingkar serta stupa besar.

Baca juga: Konsumen Makin Bergantung pada Situs Online Cari Properti Idaman

Seluruh struktur menunjukkan perpaduan unik dari ide-ide sentral pemujaan leluhur, terkait dengan ide gunung bertingkat, dikombinasikan dengan konsep Buddha untuk mencapai Nirwana.

Candi Borobudur memiliki candi induk berupa stupa yang dibangun dalam tiga tingkat mengelilingi sebuah bukit di sekitarnya.

Dasar piramida memiliki lima teras persegi konsentris, dilanjut oleh 72 stupa melingkar di tiga tingkat serta satu buah stupa monumental dan terbesar di bagian paling atas.

Di dalam masing-masing 72 stupa tersebut, terdapat sebuah patung Buddha yang konon jika berhasil menyentuhnya, pengunjung akan memperoleh keberuntungan.

Dinding Candi Borobudur juga dihiasi dengan relief yang halus dengan total luas permukaan sekitar 2.520 meter persegi.

Ilustrasi Candi BorobudurUNSPLASH/ MARIO LA PERGOLA Ilustrasi Candi Borobudur
Candi Borobudur juga harus dilihat sebagai monumen dinasti yang luar biasa dari Dinasti Syailendra yang memerintah Jawa selama sekitar lima abad hingga abad ke-10.

Kompleks Candi Borobudur juga terdiri dari tiga monumen, yaitu Candi Borobudur dan dua candi yang lebih kecil yang terletak di sebelah timur pada sumbu lurus ke Borobudur.

Kedua candi tersebut adalah Candi Mendut yang menggambarkan Buddha dan diwakili oleh monolit tangguh yang didampingi oleh dua Bodhisattva.

Ketiga adalah Candi Pawon, candi yang lebih kecil yang ruang dalamnya tidak mengungkapkan dewa mana yang mungkin menjadi objek pemujaan.

Seluruh monumen tersebut merupakan fase-fase dalam pencapaian Nirwana dalam agama Buddha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com